Andreas Eka Prastiya awalnya mempunyai kehidupan
yang baik, namun sejak papanya meninggal dunia, hidupnya pun berubah. Dia
menjadi seorang anak yang tidak percaya diri karena kehilangan figur sang ayah.
Ditambah lagi, Andreas yang tidak tinggal bersama mamanya ini juga kehilangan
figur seorang ibu.
"Saya mulai bergaul dengan orang-orang yang
lebih dewasa dari saya, seperti orang yang suka merokok, minum minuman keras,
nonton video porno, bahkan free seks. Akhirnya saya mulai terpengaruh oleh
mereka. Saya bergaul dengan teman-teman saya, dengan harapan saya tidak merasa
kesepian lagi, saya ingin dihargai orang lain." itulah alasan yang
dikemukakan Andreas. Dengan alasan itulah, Andreas mulai melakukan apa yang
mereka lakukan.
Sampai suatu hari, mamanya mengetahui perbuatan-perbuatan
yang dia lakukan bersama teman-temannya sehingga Andreas kehilangan kepercayaan
dari mamanya. Akibatnya, setelah tamat SMA, sang mama tidak mau membiayainya
kuliah karena merasa sudah dibohongi.
Ketidakpercayaan sang mama membuatnya makin depresi.
Dia malah makin sering memakai narkoba, minum minuman keras, bahkan hidup di
jalanan. Efek lainnya, Andreas mulai sering bicara sendiri akibat tekanan
perasaan yang dialaminya. Dia telanjang di jalanan, menyebarkan kotoran di
badannya, melakukan hal-hal gila lainnya.
Keluarganya pun menitipkannya ke rumah sakit
jiwa. Pada saat itu Andreas tidak merasa gila, namun dia menganggap keluarganya
tak mau lagi menerimanya, dia merasa dibuang. Waktu dimasukkan ke RSJ, Andreas
semakin tidak bisa berpikir, badannya pun menjadi kaku akibat obat-obatan yang
dikonsumsi sampai suatu hari dia dipindahkan dari RSJ ke Pondok Anugerah,
Bandung.
"Mereka mengajarkan saya tentang Tuhan, hal
yang tidak pernah saya pelajari di dalam hidup saya, tidak pernah saya dapatkan
di sekolah saya dulu. Mereka menyadarkan saya bahwa kehidupan kita itu
sebenarnya Tuhan yang bekerja. Tuhan yang memulihkan kamu, Tuhan yang membuat
kamu sekarang bisa sembuh. Itu yang membuat saya mengerti, semua yang terjadi
itu pekerjaan Tuhan."
Di sana, Andreas merasa diperhatikan, seperti
punya keluarga. Tujuh bulan dirawat di sana, halusinasi yang sebelumnya sering
datang di kepala Andreas mulai menghilang. Dia tidak depresi dan mampu
berinteraksi dengan baik.
Tidak hanya itu, hubungannya dengan keluarga pun
mulai dipulihkan Tuhan. Dia bisa mengasihi mamanya dan keluarga-keluarga lain
yang menolaknya dan merasa bersyukur atas adanya mereka. "Sebelum saya
mengenal Tuhan, saya melihat masa depan saya itu suram, tidak ada pengharapan,
semuanya semu dan tidak ada artinya.
Tapi setelah saya hidup di dalam Tuhan,
saya melihat kehidupan saya itu adalah masa depan yang penuh harapan. Ternyata
kehidupan itu jauh lebih nikmat, jauh lebih berarti jika kita hidup penuh
kebenaran. Bagi saya Tuhan Yesus itu adalah segala-galanya bagi kehidupan saya
setelah saya merasakan kesehatan saya dipulihkan, keluarga saya dipulihkan, dan
kehidupan saya benar-benar dipulihkan. Saya tidak lagi terganggu dengan
obat-obatan dan saya merasa Tuhan Yesus itu tidak ada duanya dalam kehidupan saya."
thanks to:http://www.jawaban.com/index.php/spiritual/detail/id/9/news/130221104922/limit/0/Kisah-Nyata-Ketidakwarasan-Pemuda-yang-Hilang-Jati-Dirinya.html
Sumber Kesaksian :
Andreas Eka Prastiya
DIDALAM YESUS SELALU ADA HARAPAN, SELALU
ADA JALAN KELUAR. KETIKA MANUSIA MENGHADAPI JALAN BUNTU, MAKA DIDALAM TUHAN
PASTI ADA PEMULIHAN ! SETAN DATANG HANYA UNTUK MENGHANCURKAN MANUSIA, TETAPI
YESUS DATANG KE DUNIA UNTUK MEMBERIKAN KESELAMATAN & MEMBEBASKAN MANUSIA
DARI PERBUDAKAN DOSA !