Sebuah studi yang dilakukan oleh
Internet Watch Foundation (IWF), seperti dilaporkan melalui situs resmi
mereka pada tanggal 22 Oktober 2012, menunjukkan bahwa 88% dari “sexually explicit online images and videos” yang dibuat sendiri oleh anak muda ditemui telah diambil dari “lokasi asli” dan diupload ke situs-situs lain.
Temuan dari penelitian ini diinformasikan oleh Pusat Internet Inggris (UK Safer Internet Centre) yang bermitra dengan IWF dan South West Grid for Learning (SWGfL) sebagai upaya memberdayakan anak-anak dan orang muda untuk menggunakan internet dengan aman.
Penelitian ini dilakukan dengan
menggunakan data yang dikumpulkan sepanjang September 2012 oleh Analis
Konten Internet IWF, yang bertujuan mengetahui berapa banyak snapshot (Sebuah foto yang diambil dengan kamera genggam kecil ) yang dihasilkan penggunanya secara “sadar” dan mengandung “sexually explicit images and videos” dari anak-anak muda secara online.
Dalam waktu kurang dari 48 jam kerja, analis IWF menemukan lebih dari 12.000 gambar dan video tersebut tersebar di 68 website.
Sebagian besar foto dan video (88%) muncul di ‘parasite websites‘, yang berarti foto dan video tersebut diambil dari sumber aslinya di mana ‘mereka upload’ dan dipublikasikan di website lain.
Secara rinci penelitian ini dilakukan
selama 47 jam dalam empat minggu, dan menemukan 12.224 foto dan video
pada 68 website. 7.147 adalah murni gambar/foto, 5.077 adalah murni
video dan 5.001 adalah gabungan keduanya gambar dan video. Dari 12.224
gambar yang ditemukan tersebut, 10.776 ditemukan di website parasit.
Oleh karena itu, disimpukan bahwa 88% dari konten diambil dari sumber
aslinya.
Menanggapi pemberitaan tersebut,
terdapat beberapa komentar yang diduga berasal dari beberapa anak muda
yang pernah merekam/mengambil foto dan video “dewasa”.
Salah seorang dari mereka mengatakan, “Satu
gambar eksplisit saya pernah dibuat ketika masih muda, mungkin saat
berusia antara 15 atau 16 tahun. Saya tidak pernah mempostingnya ke
internet, tetapi ketika kemudian dilakukan pencarian di Search
Engine/mesin pencari dengan menggunakan nama saya, gambar tersebut mucul
pada halaman pertama. Hal ini sangat membahayakan karir masa depan
saya, apalagi jika ada keluarga atau teman-teman menemukannya“
Seorang lainya mengatakan, “Saya
merasa menyesal telah memposting foto-foto diri saya di internet dan
mencoba untuk melupakannya, tapi banyak orang yang tidak dikenal
menandai saya pada foto-foto tersebut lalu membuat pernyataan cabul di
sekolah. Saya mengalami begitu banyak intimidasi karena foto ini dan
yang lainnya. Saya akhirnya harus mengalami depresi berat dan dirawat
karena melakukan upaya bunuh diri. “
Masih terdapat beberapa pernyataan lain
dari para komentator hasil studi ini, namun dari kedua komentar di atas
dapat kita anlisa lebih lanjut dimana yang satu merasa tidak meng-upload
gambar/foto dirinya ke internet sedangkan yang lainnya secara sadar
memposting foto dirinya ke internet.
Bagi yang telah terlanjur meng-upload foto ke internet, termasuk bertukar konten melalui instant messenger,
email maupun fasilitas komunikasi lainnya melalui media sosial, mungkin
dapat memahaminya sebagai akibat pelanggaran prinsip pergaulan di
internet, yang kurang lebih menyebutkan bahwa “apapun yang diupload ke
internet, selamanya akan berada di sana”. Tetap akan meninggalkan jejak,
mudah tersebar kemana saja dan sulit dihapus, apalagi kalau sudah
menjadi penilaian “jelek” orang lain.
Namun bagi mereka yang merasa aman-aman
saja pada awalnya karena menganggap foto dan video pribadi tersebut
telah disimpan secara aman, tentu akan menimbulkan pertanyaan
tersendiri. Apalagi biasanya, mereka yang masuk kategori ini akan
menderita depresi berat apabila mengetahui video dan foto “dewasa” mereka tersebar di internet.
Untuk menjawab pertanyaan mengapa dapat tersebar, jawaban utamanya, karena sang pemilik “ceroboh”.
- Kita semua memiliki kelemahan, kadang lengah, lupa dan ceroboh sehingga peralatan yang kita miliki dapat dicuri orang, diambil orang untuk sementara waktu untuk tujuan tertentu. Kalau hal ini terjadi, maka dengan mudah gambar dan video dewasa tersebut tersebar.
- Karena merasa aman dan percaya diri, kadang membuat kita lengah terhadap majunya perkembangan teknologi dewasa ini. Salah satu contohnya, video yang sudah terhapus di HP maupun di notebook, dewasa ini sangat mudah di ‘restore‘ kembali atau di undelete. Semua itu dapat dikerjakan saat peralatan dan memory penyimpanannya berpindah tangan, baik untuk sementara atau untuk selamanya
- Sebagai contoh kasus sederhana pendapat di atas, saat kita membawa peralatan tersebut untuk direparasi, sang teknisi yang rupanya “usil” akan melakukan teknik restore yang disebutkan di atas. Software untuk restore, undelete bahkan unformat banyak tersebar di internet dan mudah didownload oleh siapa saja.
- Terlalu pecaya pada orang lain. Saking banyaknya kalimat “jangan bilang siapa-siapa” berpindah dari satu orang ke orang lain, bermakna “beritahu saja kepada semua orang”. Apalagi yang sudah melihat merasa penasaran untuk memilikinya, dia akan melakukan segala upaya untuk itu.
- Dalam beberapa kasus, laptop/pc dimana video atau gambar tersebut disimpan, terhubung pada jaringan intranet/internet yang mudah ditembus oleh orang lain. Menggunakan jaringan public seperti Free Wi-Fi kelihatannya mengasikan, padahal membuka peluang orang lain di dalam jaringan tersebut atau administratornya mengutak-atik keamanan pc/laptop yang digunakan.
- Untuk beberapa kasus, malware dan spyware yang menjangkiti peralatan online kita, dapat dipergunakan untuk mengakses semua data yang kita miliki, bahkan dapat menembus sekuriti yang kita anggap sangat aman sekalipun.
- Untuk kasus lainnya, dimana smartphone kita dapat di remote oleh pihak ketiga tanpa kita sadari. Bisa dibaca melalui reportase kompasianer, Oscar Pangaribuan, melalui tulisannya Hati-Hati! Android Apps Diam-diam Salin Foto Anda Serta di Upload!
Jadi, walaupun semua menjadi hak anda,
namun ingat sekali lagi masa depan anda, terutama bagi mereka yang masih
muda dan remaja. Saat gambar dan video tersebar, bukan saja akan
mempermalukan diri anda, keluarga, kerabat bahkan untuk hubungan yang
lebih luas, tetapi dapat berakibat pada pelanggaran hukum. Ketika itu
terjadi, nasi sudah menjadi bubur..
TERIMAKASIH SUDAH BERKUNJUNG KE BLOG INI, SEMOGA ARTIKEL INI MENAMBAH WAWASAN & MEMBERIKAN MANFAAT BAGI KITA SEMUA YANG MEMBACANYA...JANGAN LUPA UNTUK SELALU BERKUNJUNG KEMBALI YAH... KARENA MASIH BANYAK ARTIKEL MENARIK LAINNYA YANG MENUNGGU UNTUK DIBACA OLEH PARA SOBAT SEMUA.
sumber: kompasiana.com