Sabtu, 03 Mei 2014

Karena Cinta Tidak Direstui Hampir Satu Keluarga Dibunuh Oleh Pria Ini

Bagikan Artikel Ini :
Korban selamat sempat diajak Gugum ke lantai 2 untuk dibantaiBagus (16), korban yang berhasil selamat dari aksi pembantaian yang dilakukan Ramadhan Gumilang alias Gugum rupanya sempat memberikan perlawanan saat akan dihabisi. Awalnya, Bagus yang baru saja pulang dari sekolah diajak ke lantai 2 oleh Gugum, sekitar pukul 15.30 WIB.

 
Siswa kelas II SMK N 6 Kota Tangerang tersebut belum menyadari bahwa kedua orang tua serta adiknya, Prasetyo (sebelumnya ditulis Fras) telah tewas dibunuh.
 
"Di dalam rumah dia bertemu Gugum. Bagus melihat ada darah ditangannya. Tapi Gugum bilang kalau dia habis berkelahi dengan anak Kota Bumi. Lalu Bagus diajak Gugum naik ke lantai dua," ujar salah satu tetangga korban, Tatang Murdio (56), Selasa (29/4).
 
Benar saja, saat tiba di lantai 2, Gugum langsung menghantam kepala Bagus dengan kunci pipa. Untungnya, hantaman yang menimpa kepala Bagus tidak terlalu keras sehingga tak membuatnya terkapar. Bagus pun melawan.
 
"Bagus sempat teriak minta tolong. Saya mendengarnya langsung saya samperin. Tapi saat saya panggil, Gus.. Bagus.. tidak ada jawaban. Ternyata saat itu dia sedang rebutan kunci pipa," jelas Tatang.
 
Tatang yang mengira teriakan itu hanya karena perkelahian biasa dengan keluarga tidak merasa curiga dan membiarkannya. Kecurigaan Tatang muncul begitu melihat Bagus berlari keluar rumah dengan kondisi kepala berlumuran darah.
 
"Bagus kabur setelah berhasil merebut kunci pipa. Dia teriak, saya dipukul dia, saya dipukul dia. Saya dan tetangga belum ngerti yang Bagus sebut itu siapa," ucap Tatang seraya menirukan perkataan Bagus.
 
Menurut Tatang, warga juga belum menyadari jika tiga anggota keluarga Bagus telah tewas. Warga mengira kalau Bagus hanya berkelahi dengan Gugum.
 
"Karena warga curiga, kami memeriksa ke dalam rumah. Ternyata Ibu Heriyanti dan Prasetio sudah tewas berlumuran darah. Tapi kita juga belum tahu kalau pak Dudut juga tewas di lantai dua. Hal tu baru diketahui setelah polisi datang memeriksa rumah," jelasnya.
 
Pelaku sendiri berhasil ditangkap warga saat mencoba melarikan diri dari lewat atap rumah. Warga mengepungnya di sudut gang yang tak jauh rumah korban.
 
"Dia sedang cuci tangan di rumah warga. Saat ditangkap dia diam saja tidak melawan. Tadinya mau dipukulin, tapi dilarang sama warga lain. Dia langsung digiring ke Polsek Jatiuwung," pungkas Tatang.
 
Sebelumnya, Peristiwa pembantaian tersebut terjadi di kediaman korban Jalan Bungur III, RT 06/06, Kelurahan Periuk Jaya, Kecamatan Periuk, Kota Tangerang, Selasa (29/4) sekitar pukul 16.20 WIB. Korban tewas Dukut (50) ayah Dewi, Heriyanti (45)Ibunda Dewi serta Fras (13) adik bungsu Dewi lantaran tidak mendapat restu dari keluarga kekasihnya, sementara Bagus (16) adik kedua Dewi luput dari amukan Ramadhan.
 
Ketua RT 06 Ujang Umar menuturkan saat pembantaian terjadi Dewi diketahui masih bekerja di Jakarta sedangkan, Bagus adik kedua Dewi masih berada di Sekolah.
 
"Pelaku datang bertamu jam 12.00 WIB. Dia membunuh ketiga korban. Pak Dudut tewas di kamarnya di lantai dua. Heriyanti dan Fras tewas di dapur," ungkap Ujang kepada wartawan.
 
Tak lama, lanjut Ujang, Bagus yang baru pulang dari sekolahnya tak luput dari amukan pelaku, namun beruntung Bagus masih bisa melarikan diri dan meminta pertolongan. "Bagus sempat pukul kepala dan wajahnya tapi berhasil menyelamatkan diri," kata Ujang.
 
Usai membantai korban, pelaku mencoba kabur lewat atap rumah. Bagus yang berhasil melarikan diri berteriak minta tolong. Warga yang mendengarnya langsung meringkus pelaku. "Pelaku dibawa ke Polsek Jatiuwung. Kalau si Bagus diobati di rumah tetangga," ujarnya.
 
Menurut Ujang, motif pelaku melakukan pembantaian itu karena sakit hati lantaran cintanya dengan Dewi tidak direstui oleh Heriyanti. "Katanya sih karena pacaran sudah empat tahun tapi tidak direstui," tukasnya.
sumber:https://id.berita.yahoo.com/korban-selamat-sempat-diajak-gugum-ke-lantai-2-162823681.html











 

ARTIKEL TERKAIT :

Comments
0 Comments

Tidak ada komentar:

Posting Komentar