Manusia sering menangis karena banyak alasan, sedih,
terharu, ataupun bahagia. Akan tetapi, seberapa banyak yang manusia tahu
tentang air mata yang dikeluarkan?
Hasil proyek fotografi Rose Lynn Fischer yang bertajuk
"Topography of Tears" memberi banyak pengetahuan berharga tentang air
mata. Air mata sedih dan bahagia ternyata punya rupa beda.
Fischer memulai proyeknya pada tahun 2008, ketika menjalani
operasi untuk menghilangkan fragmen tulang panggulnya.
Selesai operasi, dengan bantuan mikroskop, Fishcer mengamati
fragmen tulang panggulnya sendiri dan terkagum.
Ia mengatakan, "semua yang bisa dilihat dalam kehidupan
kita sebenarnya cuma puncak gunung es, secara visual."
Fischer lalu tiba-tiba penasaran dengan rupa tubuh atau zat
tubuh lain. "Saya bertanya-tanya, seperti apa air mata kita jika dilihat
close-up?"
Mengambil sampel air matanya sendiri dan mengeringkannya,
Fischer menyadari bahwa rupa mikroskopis air mata ternyata sangat menarik.
"Seperti sebuah pemandangan yang kita lihat dari udara,
seolah-olah saya sedang melihat daratan dari pesawat," katanya.
Pertanyaan Fischer pun berlanjut. "Apakah air mata
kesedihan akan berbeda dengan kebahagiaan? Bagaimana dibandingkan dengan air
mata yang keluar karena bawang?" tanyanya.
Air mata, secara ilmiah, memiliki tiga asal-usul. Air mata
karena rasa sedih, bahagia, dan lainnya disebut air mata emosi.
Air mata lain disebut basal, memang dikeluarkan dalam jumlah
kecil untuk membasahi mata. Satu lagi adalah air mata refleks sebagai respons
terhadap iritan dan debu.
Foto-foto Fischer mengungkap bahwa masing-masing air mata
punya rupa berbeda, dipengaruhi oleh kandungan kimianya.
Air mata emosi misalnya, bukan cuma cairan garam, melainkan
juga mengandung protein hormon, leucine enkephalin, pembunuh rasa sakit alami
yang dilepaskan saat sedang stres.
Mempelajari air mata manusia, Fischer mengetahui bahwa
struktur mikroskopis cairan itu unik. Ia juga menyadari bahwa air mata bukan
cuma larutan garam.
Fischer mengatakan, air mata adalah bahasa utama manusia
saat menghadapi kematian, kelaparan, dan lainnya. Air mata sangat kompleks.
"Seperti setiap air mata kita membawa mikrokosmos dari
pengalaman manusia, seperti setetes air laut," katanya.
sumber:http://nationalgeographic.co.id/berita/2014/05/ternyata-air-mata-sedih-dan-bahagia-berbeda-rupa