Mengekstraksi bahan-bahan kimia dari laut dan mengubah air
laut menjadi semacam bahan bakar cair dimungkinkan oleh kemajuan teknologi.
Selama beberapa abad, para ahli kimia telah mencoba mengubah
timbal menjadi emas. Transmutasi telah lama terbukti mustahil, namun mimpi yang
mirip yakni mengubah air menjadi bahan bakar, sepertinya dapat diraih.
Para ilmuwan di Laboratorium Angkatan Laut AS membuktikannya
dengan menerbangkan pesawat model yang menggunakan air laut yang telah
direkayasa. Rekayasa itu membuat air laut bisa diubah menjadi bahan bakar cair.
Gas alam dan bahan bakar cair, dibakar dalam berbagai jenis
mesin pembakar internal, adalah senyawa-senyawa kimia hidrogen dan karbon, yang
berasal dari cadangan dalam Bumi.
Samudera juga merupakan tempat hidrogen yang berkelimpahan
dan juga karbon dioksida atau CO2 yang semakin meningkat. Larut dalam air laut
dari udara, senyawa itu membuat air laut semakin asam.
Mengekstraksi bahan-bahan kimia itu dari laut dan
mengubahnya menjadi semacam bahan bakar cair dimungkinkan oleh beberapa
kemajuan teknologi mutakhir, menurut peneliti Angkatan Laut AS, Dr. Heather
Willauer. “Kami telah dapat menunjukkan bahwa kita dapat menggabungkan CO2 dan
hidrogen di laboratorium pada skala lab, menjadi bahan bakar cair,"
ujarnya.
Proses itu memerlukan banyak energi listrik, yang agar
ekonomis harus datang dari sumber rendah biaya, seperti pembangkit listrik
tenaga nuklir.
Bahan bakar baru itu berhasil diuji untuk sebuah pesawat
model bermesin dua tak. Untuk sementara, pembuatannya memerlukan listrik dua
kali lipat dari yang dapat diproduksi bahan bakar itu, namun para peneliti
berharap dapat menurunkan rasio itu.
Willauer mengatakan proses baru itu tidak akan meningkatkan
jumlah karbon dioksida di atmosfer, yang menyumbang kepada pemanasan global.
Para peneliti berharap pabrik industrial skala kecil dapat
mengubah air laut menjadi bahan bakar dalam 15 tahun mendatang.
sumber:http://nationalgeographic.co.id/berita/2014/05/air-laut-bisa-diubah-menjadi-bahan-bakar-cair