Dalam
penanggalan Jawa, malam tersebut bertepatan dengan malam Jumat Kliwon yang
kerap dikaitkan dengan hal mistis maupun angker.
DreadOut, game horor besutan pengembang asal Bandung, Digital
Hapiness, bakal tersedia untuk diunduh di Steam pada Kamis (15/5) pukul
23.00 WIB. Dalam penanggalan Jawa, malam tersebut bertepatan dengan malam Jumat
Kliwon yang kerap dikaitkan dengan hal mistis maupun angker.
"Sebetulnya tidak sengaja,
kebetulan saja rencana peluncuran DreadOut dipatok tanggal 15 Mei dan ternyata
hari Jumat besok masuk Kliwon," kata Direktur Proyek DreadOut,
Rachmad Imron, yang ditemui di kantornya, Rabu (14/5).
Permainan ini hanya bisa didapatkan
melalui kanal distribusi digital Steam karena Digital Happiness tidak
menyediakan permainan ini dalam bentuk fisik. Menurut Imron, langkah mereka
juga dilakukan dalam rangka edukasi kepada masyarakat untuk membeli game
orisinal. Mekanisme pembayaran di Steam yang mengharuskan kartu kredit
juga ada solusinya, seperti jasa pihak ketiga.
Bila membeli DreadOut, jangan
berharap game ini bebas dari bug atau permasalahan teknis karena
itulah makna dari Steam Greenlight, yakni menjual game terpilih yang
belum rampung dengan harapan pengembang memiliki cukup dana untuk
merampungkannya.
Namun, personel di Digital Happiness
sudah memastikan bahwa mereka terus mengatasi berbagai bug yang bermunculan.
Setidaknya itu yang dilakukan hingga 24 jam jelang peluncuran.
DreadOut terbagi dalam dua babak, pembeli babak pertama ini bisa
mengunduh babak selanjutnya secara gratis. Imron mengharapkan paruh kedua bisa
rampung sebelum tahun 2014 berganti. Akan ada fitur Free Roam yang nantinya
bisa dibeli oleh para pemain.
Ada setidaknya 1.000 orang yang
berkesempatan untuk memainkan DreadOut sebelum tanggal peluncuran, yaitu
pada 8 Mei 2014. Mereka adalah para backer atau penyumbang dana untuk
penggalangan dana melalui situs Indiegogo. Digital Happiness berhasil
mengumpulkan lebih dari 29.000 dollar AS untuk merampungkan game ini.
Managing Director Proyek DreadOut,
Dito Suwardita, mengaku bahwa pihaknya sempat kecolongan karena DreadOut
pernah secara tidak sengaja bisa didapatkan di Steam dan ada 96 orang
yang membelinya hanya dalam waktu 10 menit. Kebocoran itu terjadi di tengah
migrasi server milik Steam.
"Kami sadar begitu ada dana
masuk ke rekening. Setelah menghubungi pihak Steam, akses tersebut
kembali ditutup," ujar Dito.
DreadOut merupakan game petualangan bergenre horor yang
dibuat studio indie ini.Game ini mengisahkan seorang pelajar bernama Linda yang
terdampar di sebuah kota tanpa nama bersama teman sekolah dan gurunya. Mereka
harus menyelesaikan misteri kota tersebut agar bisa keluar hidup-hidup.
Tanpa darah
Berbeda dengan game horor
kebanyakan yang menawarkan darah sebagai daya tariknya, DreadOut tampil tanpa
mengumbar darah. Hantu-hantu yang muncul sepanjang permainan dikalahkan dengan
cara jepretan kamera ponsel yang dibawa Linda. Sekilas, mekanisme game ini
mengingatkan pada permainan Fatal Frame untuk konsol.
Dikerjakan dalam dua tahun terakhir,
DreadOut merupakan game pertama produksi Indonesia yang lolos Steam
Greenlight meski sempat didahului game lain dalam hal penjualan, yakni
Infectonator: Survivors yang dibuat Toge Productions.
Dalam pengerjaan game ini,
Digital Happiness juga berkolaborasi dengan seniman asal Bandung, seperti Koil,
Sarasvati, dan Mocca. Beberapa dari mereka mempersilakan lagunya untuk dipakai
sebagai musik pengiring dan ada yang terlibat lebih jauh lagi.
Dito menjelaskan, mereka memboyong
Rumah Makan Legoh, restoran yang dikelola personel Koil ke dalam permainan,
menghadirkan bangunannya yang bisa dijumpai di awal permainan. Namun sayang,
Linda tidak bisa memasuki bangunan tersebut.
"Para personel Koil nantinya
jadi hantu yang harus dikalahkan Linda. Bukan dalam versi ini, tapi dalam fitur
Free Roaming yang hadir terpisah," ujar Dito.
sumber:http://nationalgeographic.co.id/berita/2014/05/game-horor-indonesia-dirilis-pada-malam-jumat-kliwon