Tragis benar nasib satu keluarga yang menumpang mobil
Daihatsu Grandmax BD 1821 AH ini. Saat bermalam di mobil yang ditepikan di
Jalan Bekasi Barat, Rawa Bening, Jatinegara, Jakarta Timur, mereka
ditemukan sudah tak bernyawa lagi.
Belum diketahui penyebab tiga orang penumpang yang terdiri dari Buyung (49) Risti (45) dan Chandra (10). Tapi saat polisi mengevakuasi tiga jasad yang sudah terbujur kaku itu, mobil dalam keadaan menyala dengan Air Conditioner (AC) hidup.
Diduga kuat Buyung adalah pedagang batu akik sebab benda itu ditemukan dalam jumlah yang banyak di mobilnya. Beberapa pedagang akik yang mengenal Buyung mengatakan, keluarga itu baru dua bulan ini tinggal di Jakarta dan berdagang batu akik, hampir setiap hari mereka bermalam di mobil itu.
"Mereka ini tetangga saya, satu kampung di Desa Suka Makmur, Kecamatan Putri Hijau, Bengkulu. Di Jakarta gak punya rumah. Tidurnya yah di mobil aja tiap hari," papar Edi, kerabat korban.
Selain batu akik, polisi juga menyita puntungan obat nyamuk bakar. Temuan obat nyamuk yang sudah mati ini dijadikan bahan penyelidikan polisi untuk mengungkap kematian korban.
"Di dalam mobil kami menemukan bekas obat nyamuk bakar. Dugaan sementara, para korban tewas keracunan karena kaca mobil tertutup," terang Kapolsek Jatinegara, Kompol Dasril.
Kasus matinya penumpang karena mobil yang ditumpangi dalam keadaan tertutup, dan hidup AC, bukan kali ini saja pertama terjadi. Banyak yang menyebut kematian mereka karena menghirup racun yang berasal dari udara yang dikeluarkan AC menyala dan dalam waktu yang cukup lama hingga akhirnya tak sadarkan diri dan kemudian meninggal.
Tapi benarkah demikian?
Dikutip dari berbagai sumber faktor utama penyebab seseorang keracunan di mobil karena gas karbon monoksida (CO) yang dikeluarkan pada sistem pembuangan tidak berfungsi dengan baik. Biasanya, sirkulasi pembuangan yang tak baik disebabkan pipa yang dirawat alias bocor.
Biasanya 'gas' beracun itu akan menguasai mobil, bila penumpang sama sekali tak menyediakan ruang sirkulasi udara yang baik. Misalnya, selama berjam-jam kaca terus tertutup tanpa sesekali membuka.
Mereka yang perlahan-lahan menghirup lama kelamaan akan kehilangan oksigen yang seharusnya dihirup lebih banyak. Alhasil hemoglobin darah yang harusnya mengikat oksigen dan mengalirkannya ke seluruh tubuh hingga ke paru-paru dan otak terganggu dan itulah yang menyebabkan kematian.
Tapi menurut, pakar otomotif Didi Hardianto, tak benar bila penyebab seseorang mati di dalam mobil hidup karena keracunan gas dari AC yang juga menyala. Justru, kata dia, kematian itu karena kandungan gas yang dikeluarkan dari asap kendaraan tersebut menyusup masuk pada sela-sela mobil.
"Produksi sebuah mobil itu punya pengaruh. Misalnya untuk mobil yang tidak terlalu mahal kan berbeda. Mungkin ada sambungan pipa atau sela-selanya yang membuat sambungan ke mesin tidak tertutup rapat dan asap knalpot masuk," kata Didi saat berbincang dengan merdeka.com, Jumat (17/4).
Dia tidak tak setuju bila ada yang menyebut ada seseorang mati karena keracunan AC. Sepengetahuan dirinya, biasa asap knalpot yang masuk itulah yang menyebabkan kematian. Asap yang masuk kemudian diputar dalam ruangan ber-AC yang sirkulasinya terbatas tentu akan membuat orang yang menghirupnya lama-lama tak tahan.
"Makanya dalam beberapa kasus mereka yang meninggal itukan biasanya mobilnya sudah agak lama. Jarang yang masih mobil baru, yang mungkin bisa masuk di sela selang yang tak rapat tadi tapi disadari," katanya.
"Asap itukan bisa masuk dari lubang sekecil apapun. Kalau dihirup lebih dari dua jam ya lama-lama keracunan juga, dan bisa berujung kematian. Karena kan masuknya enggak kelihatan, dan itu sudah menjadi racun," tambahnya.
Biasanya, kata Didi, ruangan renggang itu ada pada lapisan seng atau baja pada pipa di bawah AC yang memang banyak selang dan kabel. Selain itu, pada sambungan dekat gas dan kopling.
"Jadi bisa masuk dari situ, karena mungkin masih ada bolong-bolong. Apalagi untuk kasus Grandmax, kan dia jual batu akik. Mungkin malam itu ada bagian belakang mobil yang tak tertutup rapat. Pastilah pengap. Dihirup dua jam kan ya lemas juga. Tapi itu dugaan bila yang bersangkutan tak memasang obat nyamuk bakar itu ya," jelasnya.
Lantas, bila menghirup asap dari solar atau premium mana yang lebih mematikan?
"Sama saja, tapi solar lebih tinggi. Jadi saya tegaskan tidak ada keracunan karena AC, justru yang tercampur dalam sirkulasi udara AC itu yang akhirnya menjadi racun seperti asap knalpot," pungkasnya.
sumber:http://www.merdeka.com/peristiwa/ini-bahaya-tidur-dalam-mobil-berhenti-dengan-ac-nyala.html