Berawal dari keluhan mual dan
nyeri di sisi kanan dekat pinggul, remaja 15 tahun ini menuju rumah sakit.
Awalnya dokter menduga gadis
itu menderita usus buntu, karena ia menunjukkan gejala-gejala yang khas. Tapi
ada yang janggal, dari hasil tes darah, sampel urin dan USG tak ditemukan
tanda-tanda infeksi. Petugas medis pun kebingungan.
Tindakan operasi pun
disarankan untuk meredakan sakitnya, karena usus buntu bisa membunuh jika tidak
ditangani.
Dr Luke Allen, bagian dari tim
medis yang merawat pasien, mengatakan mereka memutuskan untuk melakukan
laparoskopi. Ini adalah jenis operasi yang memungkinkan akses ke dalam perut
tanpa harus membuat sayatan besar di kulit.
Sebuah kamera juga dimasukkan,
bertujuan agar dokter mampu melihat bagian dalam perut untuk menjalankan
prosedur operasi lebih lanjut.
Dari pemeriksaan di ovarium,
rahim dan usus kecil, hasilnya tak ada masalah. Tapi ada keanehan dengan usus
buntu yang terlihat berwarna keputihan, padahal biasanya merah muda atau merah.
Ketika dokter sedang bersiap
untuk mengangkat usus buntu itu, ia terkejut melihat ada sesuatu berwarna putih
yang menggeliat aktif. Ternyata itu sekumpulan cacing!
Tim medis pun dengan cepat
membersihkan makhluk tersebut dengan pipa hisap, mencegah agar tak jatuh ke
rongga perutnya.
Setelah cacing kremi dibasmi
dalam operasi tersebut, remaja dan keluarga yang identitasnya dirahasiakan itu
diberikan obat-obatan untuk membunuh parasit dan telur cacing yang tersisa.
Rasa sakitnya sudah menghilang
dan dia sudah pulih. Kasusnya pun dilaporkan dalam jurnal BMJ Case Reports.
Infeksi Cacing Kremi
Dokter yang menangani kasus
tersebut mengonfirmasi bahwa gadis yang tak disebutkan namanya itu menderita
infeksi usus yang disebut cacing kremi - yang disebabkan oleh cacing parasit
kecil.
Infeksi cacing yang juga
disebut threadworms itu merupakan yang paling umum terjadi di Inggris dan
Amerika Serikat.
Menurut perkiraan, infeksi
cacing kremi pada anak-anak berkisar 61 persen di India dan 29 persen di
Denmark.
"Sementara untuk
anak-anak di Inggris kemungkinan setinggi 50 persen," tutur Dr Allen.
Cacing kremi tidak berbahaya
tetapi menular. Mereka masuk ke dalam tubuh ketika menelan telurnya yang kasat
mata. Biasanya kerap ditemukan di tangan yang terkontaminasi seperti pada
permukaan pakaian, toilet, dapur dan makanan.
Telur tersebut masuk ke sistem
pencernaan dan menetas di usus kecil. Dari usus kecil, larva cacing kremi
melanjutkan perjalanan ke usus besar, di mana mereka hidup sebagai parasit,
dengan kepala menempel pada dinding dalam usus.
sumber:http://global.liputan6.com/read/2544600/hiii-kumpulan-cacing-kremi-bersarang-di-usus-gadis-ini