Seorang pembelot Korea Utara
yang juga mantan ahli komputer mengatakan kemampuan meretas negara pimpinan Kim
Jong-un itu sudah di luar dugaan. Pernyataan ini menanggapi berita teranyar
yang menyatakan Korut telah mencuri data dokumen intelijen, termasuk taktik
perang Amerika Serikat-Korea Selatan.
Anggota parlemen Korsel dari
Partai Demokratik Lee Cheol-hee mengatakan sejumlah dokumen intelijen dan foto
dari militer AS termasuk materi yang dicuri oleh para peretas Korut.
Setidaknya sebanyak 235
gigabit data, setara 15 juta halaman dokumen telah dicuri oleh peretas Korut.
Dan menurut Lee, ada 80 persen materi dicuri yang belum diketahui identitasnya.
Di antara dokumen yang dicuri itu adalah rencana AS-Korsel untuk membunuh Kim
Jong-un.
Pembobolan data ini diketahui
terjadi pada bulan September tahun lalu. Pada bulan Mei, Korea Selatan
mengatakan sejumlah data telah dicuri. Mereka juga menuduh Korea Utara yang
mungkin telah memicu serangan siber, namun tidak memberikan rincian tentang apa
yang telah dilakukan.
"Sungguh tidak masuk akal
bagaimana cara materi itu bisa diretas," kata Lee, seperti dilansir laman
ABC News, Kamis (12/10).
"Ini bukan karena Korut
sudah makin hebat dalam meretas, tapi karena pihak Korsel yang abai," ujar
Lee.
Meski ada aturan ketat dalam
penggunaan komputer di jajaran militer, Lee mengatakan ada 'celah' terbuka yang
bisa dimanfaatkan peretas ketika jaringan intranet dan ekstranet mereka
terhubung.
Para peretas Korut dikabarkan
mampu mencuri data lewat kode virus yang sudah ditanamkan di dalam perangkat
lunak yang menyediakan layanan bagi sub kontraktor militer Korea Selatan.
Korut sebelumnya pernah
dituding sebagai dalang di balik peretasan sejumlah badan pemerintah Korsel,
bank, dan kantor media, namun Pyongyang membantah semua tudingan itu.
Pentagon mengatakan mereka
tengah bekerja sama dengan Korsel untuk mengidentifikasi serangan peretas itu.
Sejumlah pakar keamanan siber
meyakini kemampuan para peretas Korut sudah mencapai tahap yang 'cukup
merusak'.
"Sungguh tidak
terbayangkan apa yang mereka lakukan di Korea Utara," kata Jang Se-yul,
mantan ahli komputer Korut yang membelot ke Korsel pada 2004 silam.
"Korut sudah menyiapkan
serangan siber besar-besaran sejak awal 1990-an. Mereka sudah lebih dari siap
untuk menghancurkan infrastruktur Korsel kapan pun Kim Jong-un
memerintahkan."
Jang menuturkan dia sudah
menjalin komunikasi dengan mantan koleganya asal Korut yang bekerja di
Shenyang, China, tahun lalu. Temannya itu mengatakan Pyongyang punya pasukan
siber yang disebar ke China untuk menyamar sebagai pembuat program dengan
tujuan meretas informasi keamanan yang berkaitan dengan Seoul dan Washington.
"Teman lama saya yang
kini memimpin tim siber tertawa menyinggung soal keamanan siber Korsel. Mereka
mengatakan meretas jaringan Korsel itu sungguh mudah," kata Jang.
"Bagi mereka menyerang
Korsel dengan rudal dan senjata nuklir itu cuma buang energi. Mereka mampu
membuat seantero Korsel kacau balau ketika virus malware diaktifkan,"
terang Jang.
sumber:https://www.merdeka.com/dunia/seberapa-hebat-sebenarnya-kemampuan-para-peretas-korea-utara.html