Rabu, 07 November 2012

Kisah Nyata Gerry Abednego yang Hobi ke Prostitusi

Bagikan Artikel Ini :
"Awalnya saya jatuh ke free sex adalah waktu itu saya diajakin oleh teman-teman saya satu pekerjaan dan kemudian saya ikut dan saya melakukan prostitusi di situ. Pada saat saya mulai melakukan prostitusi di situ, di kepala saya terjadi satu peperangan.
Alam bawah sadar saya itu bilang bahwa "ooo..itu salah, itu gak boleh, itu bertentangan dengan alkitab". Tetapi kemudian ada justifikasi di pikiran saya di sebelahnya bilang bahwa "ooo…itu kan dari duitmu sendiri," ujar Gerry Abednego membuka kesaksiannya.
Meski melakukan hubungan badan dengan wanita tuna susila, tetapi Gerry tetap beribadah minggu seperti biasanya. Ia tetap memuji Tuhan dan mendengarkan firman Tuhan yang dibawakan oleh sang pengkhotbah.
"Jadi, tidak ada pertentangan di kepala saya, bahkan tidak jarang kalau misalnya saya pulang gereja dan saya pikir "okey, saya mau melakukan prostitusi", saya langsung berangkat aja,"
"Saya pikir Tuhan oke-oke aja karena ya hidup saya oke-oke aja juga. Dan karena saya memiliki penghasilan yang baik, semua orang juga look-up ke saya. Jadi, memang tidak ada yang bisa memberitahu saya bahwa itu salah,"
"Sejujurnya kalau dipikir, kenapa saya jatuh ke sini adalah saya tumbuh besar di keluarga yang kurang harmonis pada saat itu. Jadi orang tua saya pada saat saya umur tiga SD, sebenarnya bukan gak dapat kasih sayang dari orang tua ya, tetapi mungkin bahasa cinta, bahasa kasih sayang yang saya butuh tidak diberikan oleh orang tua saya. Seperti orang tua saya membicarakan bahasa cintanya dengan provide saya dengan macem-macem, dengan pendidikan yang baik, dengan mobil, dengan makan malam bareng mungkin, tapi bahasa saya mungkin lebih ke waktu dia bilang "aku sayang kamu; dan kemudian dia peluk saya, nah itu yang tidak saya dapatkan. Jadi bukannya mereka tidak mengasihi saya,"
Bagi Gerry, kasih sayang yang ia dapatkan dari setiap wanita bayaran tersebut adalah bentuk kasih sayang yang ia cari. Dari sinilah, ia merasakan penerimaan.
"Hanya saya tidak menemukan itu permanen. Saya kemudian membayar lagi dan mereka menyukai saya lagi. Saya membayar lagi dan mereka menyukai saya lagi, but sepertinya gelas itu tidak penuh-penuh. Kayaknya bukan ini deh, tapi saya tidak tahu jalan lainnya lagi,"
Semakin hari, Gerry pun semakin tenggelam di dalam dunia prostitusi.
"Oh, saya pikir saya sudah kotor, kenapa tidak sekalian basah saja terus. Ngapain lagi saya jaga-jaga karena sudah rusak dan bukannya saya tidak tahu Tuhan loh karena saya sudah tahu Tuhan dari kecil"
"Saya menganggap yang tentang ketuhanan, pada saat itu saya sudah lakukan. Saya menganggap yang tentang pekerjaan saya sudah lakukan. Saya menganggap yang tentang hubungan, saya pikir saya tahu tentang hubungan, saya juga melakukan hubungan, ya minimal di prostitusi tersebut. Jadi sebenarnya saya tidak tahu apa yang harus saya dilakukan saat itu"
"Yah, saya benar-benar mentok kayak gak ada jalan keluar. Saya renungi, saya renungi, saya perhatikan aspek-aspeknya, saya analisa dengan baik. Seems like no way out kayak kamu sudah melakukan semua yang terbaik tetapi perangkap itu gak pernah lepas dan jangan kamu pikir perangkap itu seperti perangkap menakutkan, no, perangkap itu enak"
Pertobatan
"So pada satu ketika, tamu saya datang dari Jogja. Dia menghadiri acara youth dan saya hanya bisa menemui dia di situ. Menariknya di acara itu adalah tiba-tiba semua orang terbuka akan rahasia yang mereka punya. Hampir setengah atau 70 persen dari kehidupan saya itu dirahasiakan dan yang cuman tahu hanya saya. Kemudian saya masuk komunitas yang 70 persen itu dibuka begitu saja, begitu. Jadi saya melihat bahwa saya gak paling, paling hancur sendirian sedunia gitu,"
"Dia pada saat itu kesaksian bahwa dia bisa menghentikan kegiatan dia melakukan dosa. Kemudian saya mau cari tahu sebenarnya bener gak sih apa yang diomongin, sebenarnya bisa lepas gak sih"
Gerry yang penasaran akhirnya mulai memantau kehidupan pria yang memberi kesaksian di acara youth yang ia hadiri beberapa waktu lalu itu. "Dan saya melihat kehidupan dia baik di apartemen dia, baik di pergaulan dia, dia benar-benar lepas dari keterikatan dia itu. Jadi, itu yang membuat saya berpikir bahwa somehow kamu bisa lepas walaupun kamu sudah terlanjur, tetapi lepas itu berharga."
"Suatu saat saya baru pulang dari kantor dan saya ada di mobil saya, tiba-tiba di pikiran saya ada satu kata yang keluar, tidak pernah saya keluarkan sebelumnya, "Gerry Abednego, I love you so much."
"Saya percaya pada saat itu, di mobil saya, Tuhan lawat saya. Kemudian saya menyadari di situ tidak ada dosa yang terlalu besar, tidak ada satu hal yang terlalu terlanjur buat Dia tidak cinta sama kita. Tidak masuk diakal sama sekali, tetapi cinta itu yang mengubah saya"
"Respon saya waktu saya tahu bahwa Tuhan Yesus mau mengampuni saya adalah saya tidak percaya. Asli, tidak masuk diakal bagaimana ada pribadi yang mau mengampuni saya dan tetap mengasihi saya, setelah apa yang saya lakukan semuanya."
"Mulai sekarang terbuka "Siapa sih Kristus itu?" Dia adalah kasih maka Dia mau mengampuni saya, memberikan saya pribadi yang baru"
"Ini fresh start yang saya inginkan dan itu tersedia buat saya karena Tuhan Yesus mati di kayu salib. Saya bangun pagi dan saya tahu "oo..Tuhan mengasihi saya" dan kemudian apakah pantas saya kemudian melakukan prostitusi ini? Apakah saya pantas mengotori diri saya lagi? Saya sudah bersih loh. Bukannya saya menahan-nahan, tapi lebih ke saya diciptakan untuk melakukan hal yang baik sekarang,"
Hidup Baru
Pertobatan unik yang terjadi padanya di mobil membawa Gerry ke dalam sebuah kehidupan yang baru. Perlahan tapi pasti, ia tidak lagi memperlakukan wanita sebagai obyek seks, melainkan sebagai pribadi yang patut dihargai dan dihormati.
"Kalau dulu saya berpikiran bahwa, "ya cowok harus bisa pap siapa aja", sekarang saya mulai berpikir bahwa harusnya saya simpan itu dan saya berikan kepada orang yang akan mendampingi hidup saya. Menghargai apa yang akan saya persembahkan nanti kepada istri saya."
Bukan hanya paradigma tentang wanita berubah saja yang berubah, tetapi perjumpaannya dengan Kristus menjadikan Gerry, pribadi yang terbuka kepada orang lain. Ia tidak lagi menjadi orang yang suka dengan rahasia.  
"Karena segala sesuatu hanya bisa diperbaiki di dalam terang dan Tuhan mau menerima kamu apapun keadaannya, apa yang kamu rahasiakan itu, exactly untuk itu Dia mati di kayu salib dan untuk kehidupan kamu yang lebih baik, Dia sudah bangkit. Jangan takut, temui orang yang kamu bisa percaya, yang kamu tahu dia hidup di dalam Tuhan dan buka rahasia kamu, buka kotoran kamu itu. Tidak ada yang terlalu kotor buat Tuhan, tidak ada yang terlanjur buat Dia. Dia akan memperbaharui kamu, mengampuni dosa kamu dan memberikan kamu hidup yang baru"
Gerry bersyukur kepada Tuhan karena ia menerima suatu pewahyuan yang sungguh-sungguh memberkati dirinya.  
"Karya Tuhan sangat luar biasa, sangat luar biasa, kasih, sukacita, damai sejahtera, kelemahlembutan, kebaikan, penguasaan diri yang dihasilkan dengan kita bersatu dengan Roh Dia adalah sesuatu yang luar biasa yang kita bisa dapatkan dengan hidup bersama Dia. Saya berterima kasih kepada Tuhan telah membukakan rahasia itu kepada saya," ujar Gerry menutup kesaksian.
Sumber Kesaksian :
Gerry Abednego
 disadur dari : http://www.jawaban.com


 



ARTIKEL TERKAIT :

Comments
0 Comments

Tidak ada komentar:

Posting Komentar