Pada abad ke-18, Gereja Inggris (Church of England) tidak
terlibat dalam isu-isu keagamaan maupun sosial saat itu. Kepemimpinan dalam
gereja tersebut sebagian besar diduduki oleh orang-orang yang diangkat
berdasarkan kepentingan politik. Kependetaannya diselimuti kedunguan, dan orang
gereja yang tulus jarang ada. Bahkan pengaruh rasionalisme dan deisme
(kepercayaan yang didasarkan pada akal semata) dalam kependetaannya membuat
Gereja Anglikan tidak menyadari kebutuhan rohani jemaatnya.
Keberhasilan besar
John Wesley adalah melihat perlunya membawa agama kepada orang banyak yang
terabaikan itu.
Wesley lahir di Epworth, Lincolnshire, pada 17 Juni 1703. Dia
adalah anak ke-15 dari 19 anak Samuel Wesley, seorang pendeta Anglikan yang
melaksanakan tugas penggembalaannya dengan serius dan menanamkan hal ini kepada
anaknya. Ibu John, seorang wanita dengan tingkat kerohanian yang tinggi,
mendidik anak-anaknya dengan ketat dan tegas berdasarkan aturan-aturan moral
kekristenan, menanamkan dengan kuat konsep belas kasih, kepedulian, dan tugas
keagamaan.
Tahun 1714, Wesley masuk ke Charterhouse School, dan Christ
Church, Oxford, pada tahun 1720. Setelah menerima gelar "Bachelor of
Arts" (BA) pada 1724, ia ditahbiskan menjadi diaken di Gereja Inggris pada
tahun 1725 dan dipilih sebagai anggota pengurus Lincoln College, Oxford, pada
tahun 1726. Pada tahun berikutnya, dia menjadi asisten ayahnya yang adalah
seorang pendeta dan kemudian dinobatkan sebagai pendeta pada tahun 1728.
Kembali ke Oxford pada 1729, Wesley, selain mengerjakan tugas-tugasnya sebagai
pengurus di Lincoln, juga aktif di persekutuan rohani tempat saudaranya,
Charles, biasa bersekutu. Holy Club, yang disebut "Metodis" oleh para
kritikusnya, berkumpul secara rutin untuk berdiskusi dan belajar. Para anggota
kelompok ini bersatu dalam doa, menghadiri ibadah gereja, mengunjungi
narapidana, dan memberi bantuan pada orang yang membutuhkan. Holy Club adalah
salah satu tempat di mana Wesley sangat memberi pengaruh, dan dia segera
menjadi pemimpin kelompok itu.
Pelayanan
di Georgia
Didukung dengan pengalaman selama bertahun-tahun di Oxford dan
keinginan untuk menerapkan prinsip-prinsip Holy Club di tempat lain, Wesley
menerima undangan James Oglethorpe pada tahun 1735 untuk menjadi pendeta di
koloni Georgia yang baru saja dibangun. Bersama saudaranya, Charles, Wesley
menghabiskan masa 2 tahun yang mengecewakan di dunia baru tersebut. Meskipun
bersemangat menyebarkan Injil, dia ditolak oleh para kolonis dan diterima
dengan tidak antusias oleh orang-orang Indian. Selain itu, dia juga terlibat
dalam masalah percintaan, yang membawanya dalam publisitas yang tidak
diinginkan -- terlibat dalam kasus pengadilan. Tahun 1737, Wesley kembali ke
Inggris.
Selama tinggal di Georgia, Wesley bukannya tidak mendapatkan
apa-apa. Setelah dan selama perjalanan 2 tahunnya tinggal di Georgia, dia
benar-benar dipengaruhi oleh para misionaris Moravian. Rasa percaya diri dan
komitmen spiritual mereka dalam kesalehan praktis, membuatnya terkesan.
Pertobatan
dan Khotbah
Di Inggris, Wesley terus menjalin hubungan dengan orang-orang
Moravian. Dalam salah satu pertemuan mereka di Aldersgate Street, London, pada
24 Mei 1738, dia mengalami pertobatan ketika mendengarkan pembacaan pendahuluan
Marthin Luther tentang Surat Roma. "Saya percaya pada Kristus, Kristus saja,
yang memberi keselamatan, dan saya mendapat suatu jaminan, bahwa Dia telah
mengambil dosa-dosa saya, menyelamatkan saya dari penghukuman dan kematian
karena dosa."
Melalui komitmen pribadi ini, walaupun kemudian hubungannya
dengan orang-orang Moravian rusak, Wesley dikaruniai kerinduan untuk
menyampaikan pesan ini ke seluruh Inggris. Menemui para pendeta tidak simpatik
atau masa bodoh dan sebagian besar pendeta memusuhinya sampai-sampai menutup
pintu gereja mereka baginya, dengan meneladani apa yang dilakukan para
pengkhotbah seperti George Whitefield, Wesley memulai pelayanan keliling yang
berlangsung selama lebih dari 50 tahun. Terpaksa berkhotbah di luar gereja
membuatnya terbiasa berkhotbah di luar ruangan, dan kemudian mulai menjangkau
banyak orang, khususnya di kota-kota, tentang sesuatu yang sangat tidak
diperhatikan oleh Gereja Inggris.
Wesley, seorang pria kecil (dengan tinggi badan 5 kaki 6 inci
dan berat 120 pon), selalu harus berdiri di atas kursi atau podium ketika dia
berkhotbah. Rata-rata dia berkhotbah lima belas kali seminggu, dan jurnal
pribadinya mengindikasikan bahwa dia berkhotbah sebanyak lebih dari 40.000 kali
selama kariernya, bepergian menyusuri seluruh penjuru Inggris -- yang bila
ditotal adalah lebih dari 250.000 mil -- selama masa ketika jalanan sering kali
hanyalah tanah lumpur.
Berkhotbah bukanlah hal yang mudah; orang banyak sering kali
tidak bersahabat. Namun, Wesley cepat belajar seni berbicara dan, meski
ditentang, khotbah-khotbahnya mulai mendapatkan perhatian masyarakat. Banyak orang
segera bertobat, berkali-kali menunjukkan tanda-tanda fisik, seperti serangan
tiba-tiba atau tidak sadarkan diri.
Organisasi
Methodism
Sejak awal, Wesley memandang gerakannya sejalan dengan Gereja
Inggris; tidak bertentangan. Namun, ketika dia berhasil membuat banyak orang di
seluruh Inggris bertobat, orang- orang itu membentuk komunitas-komunitas yang
Wesley harapkan memiliki peran yang sama dalam ranah Anglikan seperti halnya
ordo monastik di Gereja Katholik Roma. Dia terus-menerus mengambil bagian yang
agak otoriter dalam kehidupan komunitas itu, mengunjungi mereka secara berkala,
menyelesaikan perselisihan, dan mengeluarkan orang- orang yang suka melawan.
Konferensi tahunan dari seluruh gerakan memberinya kesempatan untuk membuat
kebijakan. Di bawah kepemimpinannya, setiap komunitas dibagi-bagi dalam
"kelas" yang mengurus masalah keuangan, dan "kelompok" yang
merancang standar moralitas pribadi. Selain itu, Wesley menulis banyak karya
teologis dan menyunting 35 volume literatur Kristen untuk kemajuan masyarakat.
Seorang pemimpin yang tidak pernah lelah dan sempurna, dia menjaga gerakannya
terus berhasil dengan baik meskipun muncul berbagai pertentangan.
Namun, pertentangan yang terus-menerus antara pendeta Anglikan,
ditambah dengan penolakan mereka untuk menahbiskan pendeta Metodis, memaksa
Wesley memisahkan diri menjelang akhir hidupnya. Tahun 1784, dia membuat
deklarasi yang mengamankan keabsahan kaum Metodis setelah kematiannya. Pada
tahun yang sama, dengan enggan dia menobatkan dua orang untuk melayani sebagai
"pemimpin" kaum Metodis di Amerika Utara. Dia terus berusaha
menyediakan para pendeta untuk Inggris, tetapi dengan sangat hemat dan dengan
sangat ragu-ragu. Wesley selalu mengatakan bahwa dia secara pribadi setia
terhadap Gereja Inggris.
Metodisme memiliki dampak penting terhadap masyarakat Inggris.
Metodisme membawa agama kepada banyak orang yang, melalui pergeseran populasi
yang diakibatkan oleh revolusi industri, tidak dijangkau oleh gereja Anglikan.
Selain itu, Metodisme membawa manfaat pada banyak hal dalam Gereja Inggris
maupun jemaat yang tidak setuju. Dengan menekankan moralitas, disiplin diri,
dan penghematan untuk kelas-kelas yang dihilangkan, beberapa sejarawan
menganggap Wesley sebagai kekuatan utama yang menjaga Inggris bebas dari revolusi
dan meluasnya kegelisahan sosial pada zamannya. Dia sendiri secara politik
konservatif, seorang pengkritik demokrasi, dan musuh revolusi Amerika maupun
Perancis.
Selama hidupnya, orang yang paling Wesley percaya adalah saudara
laki-laki dan rekan kerjanya, Charles, komposer sejumlah himne terkenal.
Wesley, yang kesehatannya luar biasa baik, tetap aktif hingga akhir hidupnya,
menyampaikan khotbah terakhirnya pada suatu pertemuan luar ruangan, 4 bulan
sebelum kematiannya pada 2 Maret 1791 di London. (t/Ratri)
TERIMAKASIH ATAS KUNJUNGAN NYA...SEMOGA KITA SEMUA MENDAPATKAN MANFAAT DARI ARTIKEL INI, ADA BANYAK HAL YANG BISA MENJADI CONTOH TELADAN HIDUP DARI TOKOH-TOKOH YANG KITA BACA INI YAITU TENTANG INTEGRITAS, KETAATAN, KESETIAAN, KEKUDUSAN HIDUP PARA TOKOH INI.