Minggu, 06 Januari 2013

Biografi - John Wesley (pengkotbah yang berapi-api)

Bagikan Artikel Ini :
Pada abad ke-18, Gereja Inggris (Church of England) tidak terlibat dalam isu-isu keagamaan maupun sosial saat itu. Kepemimpinan dalam gereja tersebut sebagian besar diduduki oleh orang-orang yang diangkat berdasarkan kepentingan politik. Kependetaannya diselimuti kedunguan, dan orang gereja yang tulus jarang ada. Bahkan pengaruh rasionalisme dan deisme (kepercayaan yang didasarkan pada akal semata) dalam kependetaannya membuat Gereja Anglikan tidak menyadari kebutuhan rohani jemaatnya.
Keberhasilan besar John Wesley adalah melihat perlunya membawa agama kepada orang banyak yang terabaikan itu.
Wesley lahir di Epworth, Lincolnshire, pada 17 Juni 1703. Dia adalah anak ke-15 dari 19 anak Samuel Wesley, seorang pendeta Anglikan yang melaksanakan tugas penggembalaannya dengan serius dan menanamkan hal ini kepada anaknya. Ibu John, seorang wanita dengan tingkat kerohanian yang tinggi, mendidik anak-anaknya dengan ketat dan tegas berdasarkan aturan-aturan moral kekristenan, menanamkan dengan kuat konsep belas kasih, kepedulian, dan tugas keagamaan.
Tahun 1714, Wesley masuk ke Charterhouse School, dan Christ Church, Oxford, pada tahun 1720. Setelah menerima gelar "Bachelor of Arts" (BA) pada 1724, ia ditahbiskan menjadi diaken di Gereja Inggris pada tahun 1725 dan dipilih sebagai anggota pengurus Lincoln College, Oxford, pada tahun 1726. Pada tahun berikutnya, dia menjadi asisten ayahnya yang adalah seorang pendeta dan kemudian dinobatkan sebagai pendeta pada tahun 1728. Kembali ke Oxford pada 1729, Wesley, selain mengerjakan tugas-tugasnya sebagai pengurus di Lincoln, juga aktif di persekutuan rohani tempat saudaranya, Charles, biasa bersekutu. Holy Club, yang disebut "Metodis" oleh para kritikusnya, berkumpul secara rutin untuk berdiskusi dan belajar. Para anggota kelompok ini bersatu dalam doa, menghadiri ibadah gereja, mengunjungi narapidana, dan memberi bantuan pada orang yang membutuhkan. Holy Club adalah salah satu tempat di mana Wesley sangat memberi pengaruh, dan dia segera menjadi pemimpin kelompok itu.
Pelayanan di Georgia
Didukung dengan pengalaman selama bertahun-tahun di Oxford dan keinginan untuk menerapkan prinsip-prinsip Holy Club di tempat lain, Wesley menerima undangan James Oglethorpe pada tahun 1735 untuk menjadi pendeta di koloni Georgia yang baru saja dibangun. Bersama saudaranya, Charles, Wesley menghabiskan masa 2 tahun yang mengecewakan di dunia baru tersebut. Meskipun bersemangat menyebarkan Injil, dia ditolak oleh para kolonis dan diterima dengan tidak antusias oleh orang-orang Indian. Selain itu, dia juga terlibat dalam masalah percintaan, yang membawanya dalam publisitas yang tidak diinginkan -- terlibat dalam kasus pengadilan. Tahun 1737, Wesley kembali ke Inggris.
Selama tinggal di Georgia, Wesley bukannya tidak mendapatkan apa-apa. Setelah dan selama perjalanan 2 tahunnya tinggal di Georgia, dia benar-benar dipengaruhi oleh para misionaris Moravian. Rasa percaya diri dan komitmen spiritual mereka dalam kesalehan praktis, membuatnya terkesan.
Pertobatan dan Khotbah
Di Inggris, Wesley terus menjalin hubungan dengan orang-orang Moravian. Dalam salah satu pertemuan mereka di Aldersgate Street, London, pada 24 Mei 1738, dia mengalami pertobatan ketika mendengarkan pembacaan pendahuluan Marthin Luther tentang Surat Roma. "Saya percaya pada Kristus, Kristus saja, yang memberi keselamatan, dan saya mendapat suatu jaminan, bahwa Dia telah mengambil dosa-dosa saya, menyelamatkan saya dari penghukuman dan kematian karena dosa."
Melalui komitmen pribadi ini, walaupun kemudian hubungannya dengan orang-orang Moravian rusak, Wesley dikaruniai kerinduan untuk menyampaikan pesan ini ke seluruh Inggris. Menemui para pendeta tidak simpatik atau masa bodoh dan sebagian besar pendeta memusuhinya sampai-sampai menutup pintu gereja mereka baginya, dengan meneladani apa yang dilakukan para pengkhotbah seperti George Whitefield, Wesley memulai pelayanan keliling yang berlangsung selama lebih dari 50 tahun. Terpaksa berkhotbah di luar gereja membuatnya terbiasa berkhotbah di luar ruangan, dan kemudian mulai menjangkau banyak orang, khususnya di kota-kota, tentang sesuatu yang sangat tidak diperhatikan oleh Gereja Inggris.
Wesley, seorang pria kecil (dengan tinggi badan 5 kaki 6 inci dan berat 120 pon), selalu harus berdiri di atas kursi atau podium ketika dia berkhotbah. Rata-rata dia berkhotbah lima belas kali seminggu, dan jurnal pribadinya mengindikasikan bahwa dia berkhotbah sebanyak lebih dari 40.000 kali selama kariernya, bepergian menyusuri seluruh penjuru Inggris -- yang bila ditotal adalah lebih dari 250.000 mil -- selama masa ketika jalanan sering kali hanyalah tanah lumpur.
Berkhotbah bukanlah hal yang mudah; orang banyak sering kali tidak bersahabat. Namun, Wesley cepat belajar seni berbicara dan, meski ditentang, khotbah-khotbahnya mulai mendapatkan perhatian masyarakat. Banyak orang segera bertobat, berkali-kali menunjukkan tanda-tanda fisik, seperti serangan tiba-tiba atau tidak sadarkan diri.
Organisasi Methodism
Sejak awal, Wesley memandang gerakannya sejalan dengan Gereja Inggris; tidak bertentangan. Namun, ketika dia berhasil membuat banyak orang di seluruh Inggris bertobat, orang- orang itu membentuk komunitas-komunitas yang Wesley harapkan memiliki peran yang sama dalam ranah Anglikan seperti halnya ordo monastik di Gereja Katholik Roma. Dia terus-menerus mengambil bagian yang agak otoriter dalam kehidupan komunitas itu, mengunjungi mereka secara berkala, menyelesaikan perselisihan, dan mengeluarkan orang- orang yang suka melawan. Konferensi tahunan dari seluruh gerakan memberinya kesempatan untuk membuat kebijakan. Di bawah kepemimpinannya, setiap komunitas dibagi-bagi dalam "kelas" yang mengurus masalah keuangan, dan "kelompok" yang merancang standar moralitas pribadi. Selain itu, Wesley menulis banyak karya teologis dan menyunting 35 volume literatur Kristen untuk kemajuan masyarakat. Seorang pemimpin yang tidak pernah lelah dan sempurna, dia menjaga gerakannya terus berhasil dengan baik meskipun muncul berbagai pertentangan.
Namun, pertentangan yang terus-menerus antara pendeta Anglikan, ditambah dengan penolakan mereka untuk menahbiskan pendeta Metodis, memaksa Wesley memisahkan diri menjelang akhir hidupnya. Tahun 1784, dia membuat deklarasi yang mengamankan keabsahan kaum Metodis setelah kematiannya. Pada tahun yang sama, dengan enggan dia menobatkan dua orang untuk melayani sebagai "pemimpin" kaum Metodis di Amerika Utara. Dia terus berusaha menyediakan para pendeta untuk Inggris, tetapi dengan sangat hemat dan dengan sangat ragu-ragu. Wesley selalu mengatakan bahwa dia secara pribadi setia terhadap Gereja Inggris.
Metodisme memiliki dampak penting terhadap masyarakat Inggris. Metodisme membawa agama kepada banyak orang yang, melalui pergeseran populasi yang diakibatkan oleh revolusi industri, tidak dijangkau oleh gereja Anglikan. Selain itu, Metodisme membawa manfaat pada banyak hal dalam Gereja Inggris maupun jemaat yang tidak setuju. Dengan menekankan moralitas, disiplin diri, dan penghematan untuk kelas-kelas yang dihilangkan, beberapa sejarawan menganggap Wesley sebagai kekuatan utama yang menjaga Inggris bebas dari revolusi dan meluasnya kegelisahan sosial pada zamannya. Dia sendiri secara politik konservatif, seorang pengkritik demokrasi, dan musuh revolusi Amerika maupun Perancis.
Selama hidupnya, orang yang paling Wesley percaya adalah saudara laki-laki dan rekan kerjanya, Charles, komposer sejumlah himne terkenal. Wesley, yang kesehatannya luar biasa baik, tetap aktif hingga akhir hidupnya, menyampaikan khotbah terakhirnya pada suatu pertemuan luar ruangan, 4 bulan sebelum kematiannya pada 2 Maret 1791 di London. (t/Ratri)

TERIMAKASIH ATAS KUNJUNGAN NYA...SEMOGA KITA SEMUA MENDAPATKAN MANFAAT DARI ARTIKEL INI, ADA BANYAK HAL YANG BISA MENJADI CONTOH TELADAN HIDUP DARI TOKOH-TOKOH YANG KITA BACA INI YAITU TENTANG INTEGRITAS, KETAATAN, KESETIAAN, KEKUDUSAN HIDUP PARA TOKOH INI.

ARTIKEL TERKAIT :

Comments
0 Comments

Tidak ada komentar:

Posting Komentar