Setiap orang tua pasti ingin menggendong bayinya yang baru lahir. Tapi
tidak dengan bayi kembar Amy dan Ava, orang tuanya sulit menggendong
kedua bayi ini karena memiliki tulang yang sangat rapuh. Bahkan dalam
usia 11 hari bayi kembar ini sudah mengalami 12 kali patah tulang.
Orang tua dari gadis kembar ini mengungkapkan tidak bisa menggendong bayinya karena menderita kondisi langka sejak lahir yang disebut osteogenesis imperfecta atau dikenal sebagai tulang rapuh.
Umumnya penderita dari osteogenesis imperfecta ini akan berulang kali mengalami patah tulang dan mungkin bisa ratusan kali sepanjang masa hidupnya.
Orang tua dari gadis kembar ini mengungkapkan tidak bisa menggendong bayinya karena menderita kondisi langka sejak lahir yang disebut osteogenesis imperfecta atau dikenal sebagai tulang rapuh.
Umumnya penderita dari osteogenesis imperfecta ini akan berulang kali mengalami patah tulang dan mungkin bisa ratusan kali sepanjang masa hidupnya.
"Setelah mereka lahir dan pulang ke rumah, hasil X-ray menunjukkan ada 12 patah tulang diantara mereka. Aku hanya tidak bisa percaya dan ini memilukan melihat mereka kesakitan. Satu ketukan ringan saja bisa membuat tulangnya patah," ujar sang ibu, Charmaine (29 tahun), seperti dikutip dari Daily Mail, Kamis (13/12/2012).
Charmaine dan suami John (30 tahun) harus ekstra hati-hati dengan putri kecilnya, karena goyangan sedikit saja di lengan saat menggendong bisa mematahkan tulang rusuknya. Awalnya hal ini membuat keduanya paranoid karena takut menyakiti bayinya, tapi keduanya berusaha untuk tetap bisa dekat dengan putri kembarnya.
Hal yang cukup membuat panik adalah ketika Charmaine memandikan Ava dengan lembut tiba-tiba lengan bawah putrinya lemas dan tanpa sengaja ia baru saja mematahkan lengannya. Ava pun langsung dibawa ke rumah sakit, tapi baru juga 5 menit sampai rumah lagi, si kembar Amy mematahkan kakinya karena menggeliat-geliat di tempat tidur.
"Itu hanya beberapa hari setelah Ava mengalami patah tulang rusuk ketika ingin melepaskan selimutnya di tempat tidur. Itu adalah pengalaman pertama saya saat putri-putri kecil ini mematahkan tulangnya di rumah, dan saya tidak tahu harus bagaimana mengatasinya," ujar Charmaine.
Saat usia kehamilan Charmaine baru 23 minggu dokter memberitahukan bahwa anak-anaknya akan lahir dengan masalah kesehatan meski belum diketahui dengan pasti penyakitnya, tapi diperkirakan bisa membuatnya cacat. Dokter pun sempat menyarankan untuk mengakhiri kehamilan dengan memberikan suntikan ke jantung bayinya.
Namun ketika Charmaine melihat hasil USG 4D dan terlihat wajah-wajah bayinya yang sempurna, ia pun memutuskan tidak mau melakukan aborsi dan tetap mempertahankan serta mencintai bayi mungilnya tak peduli bagaimana kondisinya.
Hingga akhirnya pada saat usia kehamilan mencapai 35 minggu, Charmaine di bawa ke rumah sakit dan dilakukan operasi caesar darurat. Ava dan Amy pun lahir pada 25 Juni 2012. Ketika lahir kedua bayi ini terlihat sehat.
Namun saat sudah sampai di rumah, Charmaine dan John merasa ada yang tidak beres karena bayi kembar ini terus menerus menjerit dan tidak bisa menghentikan tangisannya. Keduanya pun di bawa ke rumah sakit dan hasil scan menunjukkan bayi kembar ini memiliki osteogenesis imperfecta dan beberapa bagian tubuhnya mengalami patah tulang.
Karena tubuh Ava dan Amy sangat rapuh, kedua orangtua ini pun dirujuk ke ahli okupasional yang akan mengajarkan bagaimana memegang bayi kembar ini tanpa menyakiti, serta memastikan tempat tidurnya benar-benar lembut.
"Saya memang khawatir dengan masa depan mereka, tapi saya tidak akan pernah menyesali keputusan untuk tetap mempertahankan dan memiliki bayi-bayi cantik ini," ujar Charmaine.
TERIMAKASIH ATAS KUNJUNGAN NYA, SEMOGA ARTIKEL INI MEMBERIKAN MANFAAT & MENAMBAH WAWASAN BAGI KITA SEMUA YANG MEMBACA NYA.