Jumat, 24 Mei 2013

Justin Bieber Target Pembunuhan Paling Tinggi Setelah John Lennon

Bagikan Artikel Ini :
Justin Bieber Target Pembunuhan Paling Tinggi Setelah John LennonBila seorang Justin Bieber benar-benar sukses dibunuh, maka kasus itu akan jadi pembunuhan selebriti paling terkenal nomor dua – setelah John Lennon. Justin masih hidup. Tapi seseorang yang berencana membunuh dan memisahkan bagian tubuhnya sudah ditangkap sejak Desember lalu. Detail rencana pembunuhan itu baru terungkap sekarang, dan semakin membuka mata dunia hiburan pada salah satu titik terjauh fanatisme penggemar terhadap idola mereka. Setelah dua bulan lebih mendekam di penjara, otak di balik rencana pembunuhan sadis itu diperkenankan untuk ditemui media.


Kami kumpulkan dari berbagai sumber, laki-laki paruh baya yang berencana membunuh Justin dan mengambil beberapa bagian tubuhnya itu bernama Dana Martin. Laki-laki penyendiri, mengaku tidak butuh teman, dan terobsesi begitu jauh dengan sosok Justin. Lewat sebuah wawancara, Dana mengaku awalnya ia hanya menyukai Justin karena musiknya dan sosoknya yang manis. Dana menjelaskan, sambil kaki dan tangannya dirantai ke badan, bahwa ia rajin men-download lagu-lagu Justin, menonton kemunculannya di banyak program televisi, sampai akhirnya di tahun 2011 memutuskan untuk mengabadikan sosok Justin di kaki kanannya. Dana menato sosok Justin.

Sama seperti banyak penggemar fanatik di luar sana, dengan obsesi tidak jelas dan berujung pada khayalan-khayalan berbahaya, Dana kemudian rajin menulis surat untuk Justin. Kabarnya, karena Dana menonton sebuah program televisi yang mengatakan bahwa Justin ingin dikirimi surat oleh para penggemarnya. Karena mengirim surat berbelas kali dan tidak mendapatkan balasan, Dana geram dan merasa Justin sudah berubah dari sosok yang layak diidolakan menjadi sosok yang menyebalkan. Sesuatu yang tidak dipahami Dana, sayangnya, Justin memang berubah di mata semua orang – dari anak kecil menjadi bintang remaja yang populer sejagad raya.

Dana sendiri adalah penjahat sadis, yang sudah terkena berlapis-lapis hukuman karena tindak kriminal sebelumnya. Karena itulah, Dana mempengaruhi teman penjaranya untuk menggerakkan seseorang dari luar agar bisa melakukan rencana tersebut. Sayangnya, mereka merekrut amatiran yang sama sekali nggak paham apa yang harus ia lakukan. Kaki tangan itu tertangkap saat mencoba menyeberang perbatasan di New Mexico. Bila mereka merekrut seorang profesional, maka bisa dipastikan Justin Bieber akan bisa diculik di tengah konser sold out-nya di Madison Square Garden, New York, November lalu.

Dari sudut pandang medis sendiri, apa yang terjadi pada Dana sangat normal. Dalam arti, Dana adalah penggemar fanatik – seperti banyak kasus lain – yang mengembangkan hayalan romantis dan erotis dengan idola mereka. Sesuatu yang dilakukan untuk menambah rasa percaya diri, dan menjadi pelarian dari hidup asli mereka yang mungkin...suram.

Selebriti-selebriti yang sangat terkenal sudah pasti punya penggemar dengan isi kepala berbeda-beda. Dari yang mendukung, sampai yang secara pribadi ingin terlibat dengan hidup mereka. Muncullah istilah stalker yang banyak kita temukan. Menguntit aktivitas idola mereka dengan intens, bahkan sampai melakukan pelanggaran area pribadi. Sehingga saat ada kasus seperti itu, banyak selebriti meminta larangan mendekat dalam jarak tertentu bagi si pelaku.

Tentu Justin Bieber bukan selebriti pertama yang mendapat ancaman kematian sepanjang karir mereka. Tapi Justin pasti salah satu yang paling terkenal. Taylor Swift, Selena Gomez, sampai Ellen Page belum lama juga menerima  ancaman serupa. Menanggapi kondisi tersebut, pihak management sudah memastikan kondisi keamanan Justin dan para penggemarnya.

Tentu, nggak semua idola beruntung, dan bisa menghindari fans-fans gila. John Lennon adalah salah satunya. Di bulan Desember, 1980, John ditembak di depan hotelnya oleh seorang penggemar, Mark David Chapman, yang hingga saat ini tidak memiliki motif jelas saat melakukan penembakan. Setelah menembak John, David hanya duduk diam menunggu ditangkap. 

Di tahun 1989, seorang aktris muda yang sedang naik daun saat itu, Rebecca Schaeffer, juga tewas di tangan seorang fans yang memiliki obsesi tidak sehat. Kematian Rebecca lumayan membuat terhenyak dunia hiburan Hollywood saat itu. Kabarnya, sang pembunuh beredar di lokasi pembunuhan beberapa jam sebelum insiden dan sibuk menanyai para pejalan kaki di mana aktris muda itu tinggal.

Kepopuleran punya banyak risiko. Mereka yang ingin jadi populer, harus menyadari fakta ini. Suatu hari, fans-fans yang kelewatan nggak hanya akan main cubit, menjambak. Ada yang mungkin bahkan mengirim surat ancaman karena rasa suka mereka tidak terbalas. Di Indonesia barangkali belum ada kasus seperti itu. Fans-fans di sini masih mampu menjaga batas realita antara menjadi penggemar dan melakukan sesuatu yang sudah kelewatan, atau sampai mengganggu kenyamanan idola mereka sendiri.




TERIMAKASIH SUDAH BERKUNJUNG KE BLOG INI, SEMOGA ARTIKEL INI MENAMBAH WAWASAN & MEMBERIKAN MANFAAT BAGI KITA SEMUA YANG MEMBACANYA...JANGAN LUPA UNTUK SELALU BERKUNJUNG KEMBALI...KARENA MASIH BANYAK ARTIKEL MENARIK LAINNYA YANG MENUNGGU UNTUK DIBACA OLEH PARA SOBAT SEMUA.

SELURUH ISI DARI BLOG INI BOLEH DI COPY-PASTE/DISEBARLUASKAN DENGAN SYARAT MENCANTUMKAN LINK SUMBER DARI BLOG INI. THANKS... !





ARTIKEL TERKAIT :

Comments
0 Comments

Tidak ada komentar:

Posting Komentar