Baca: Mazmur 36:1-13
"Kejahatan dirancangkannya di tempat tidurnya, ia menempatkan dirinya di jalan yang tidak baik; apa yang jahat tidak ditolaknya." Mazmur 36:5
Perhatikan teguran Tuhan kepada jemaat di Laodikia ini, "Jadi karena engkau suam-suam kuku, dan tidak dingin atau panas, Aku akan memuntahkan engkau dari mulut-Ku." (Wahyu 3:16). Bukankah banyak orang Kristen yang kondisinya suam-suam kuku, tidak dingin atau panas? Ibadah memang rajin, tapi mereka tetap saja berkompromi dengan dosa. Mereka sulit sekali berkata 'tidak' terhadap dunia ini.
"Kejahatan dirancangkannya di tempat tidurnya, ia menempatkan dirinya di jalan yang tidak baik; apa yang jahat tidak ditolaknya." Mazmur 36:5
Perhatikan teguran Tuhan kepada jemaat di Laodikia ini, "Jadi karena engkau suam-suam kuku, dan tidak dingin atau panas, Aku akan memuntahkan engkau dari mulut-Ku." (Wahyu 3:16). Bukankah banyak orang Kristen yang kondisinya suam-suam kuku, tidak dingin atau panas? Ibadah memang rajin, tapi mereka tetap saja berkompromi dengan dosa. Mereka sulit sekali berkata 'tidak' terhadap dunia ini.
Ketidakberanian dan ketidaktegasan untuk berkata
'tidak' kepada dosa seringkali menjadi penyebab utama kita tidak bisa maju di
dalam Tuhan. Akhirnya kekristenan kita tetap saja standar, biasa-biasa
saja dan tidak berdampak terhadap orang lain. Apalagi dalam budaya timur
seringkali kita merasa sungkan dan sulit sekali menolak ajakan orang lain,
walaupun kita tahu ajakan itu untuk melakukan tindakan yang menyimpang dari
kebenaran. Sungguh benar ayat nas di atas: "...apa yang
jahat tidak ditolaknya."
Sebagai anak-anak Tuhan, yaitu anak-anak terang, kita harus bersikap tegas terhadap pilihan-pilihan yang seringkali menjerumuskan kita ke dalam dosa; memiliki keberanian untuk berkata 'tidak' terhadap segala bentuk kejahatan meski terkadang kita harus berhadapan dengan resiko yang tidak mudah. Contoh Yusuf, karena takut akan Tuhan ia dengan penuh ketegasan menolak bujuk rayu isteri Potifar. "'Marilah tidur dengan aku.' Tetapi Yusuf menolak...Bagaimana mungkin aku melakukan kejahatan yang besar ini dan berbuat dosa terhadap Allah? Walaupun dari hari ke hari perempuan itu membujuk Yusuf, Yusuf tidak mendengarkan bujukannya itu untuk tidur di sisinya dan bersetubuh dengan dia." (baca Kejadian 39:7-10).
Dan karena keberanian menolak rayuan isteri Potifar ini Yusuf harus menanggung
resiko yaitu difitnah dan akhirnya dijebloskan ke dalam penjara. Ada
harga yang harus dibayar untuk hidup dalam kebenaran! Mampukah kita
bersikap seperti Yusuf ini? Atau malah sebaliknya, kita tak berdaya dan
dengan gampanya berkata 'ya' meski kita tahu benar bahwa perbuatan itu
dosa? Mana yang harus Saudara pilih: takut kepada manusia atau
kepada Tuhan?
ARTIKEL TERKAIT :
Renungan
- Hidup Adalah Untuk Kristus
- Kesempatan Di tengah Kesukaran
- Renungan Kristen - Mengapa Kita Tidak Bahagia?
- Renungan Harian - Sauh Bagi Jiwa
- Renungan Harian - Berhenti bermain-main dengan dosa
- Keputusan Yang Mengubah Hidup Anda
- Jangan Pernah Jauh Dari Tuhan
- Pengharapan Ditengah Persoalan Hidup
- Kualitas kehidupan
- Meremehkan Orang Lain
- Lebah Dalam Secangkir Kopi
- Belajar Menguasai Diri
- Kehidupan Yang Memiliki Dampak
- Tuhan Mengasihi Orang Berdosa
- Menjaga Pergaulan
- Jangan Pernah Menyerah
- AKIBAT DOSA
- Periksa Diri Sendiri
- DITOPANG KESETIAAN
- Kuasa Tuhan Dibalik Kelemahan
- Tergantung Ada Ditangan Siapa
- Dari Tanah Liat
- Petani
- BUKAN KANKER PERAMPASNYA