Adi W. Gunawan, the re-educator & mind
navigator, menulis di majalah Intisari
bahwa sukses bukanlah suatu tempat atau tujuan akhir. "Saya pribadi
mendefinisikan sukses sebagai perjalanan hidup berdasar peta yang kita rancang
sendiri sejalan dengan tingkat kesadaran kita pada saat itu."
Jadi, kesuksesan seseorang menunjukkan bahwa ia telah mencapai suatu tahap
tertentu dalam perjalanan hidupnya. Bila ia bersikukuh ia sudah sukses, maka
saat itu ia telah gagal. Mengapa? Karena dengan sikap mental seperti itu
sebenarnya ia telah berhenti berkembang.
Peta hidup yang kita rancang sebaiknya meliputi berbagai aspek kehidupan agar hidup menjadi lebih seimbang. Ada aspek spiritual, finansial, bisnis-karir, keluarga, pengembangan diri, wisata/liburan, materi, dan sosial. Jika hidup diibaratkan sebuah roda maka pencapaian pada setiap aspek kehidupan sama seperti ruji yang menghubungkan poros dan roda.
Bila panjang masing-masing ruji tidak sama maka bisa dibayangkan bagaimana putaran roda kehidupan. Seringkali, hanya demi mengejar salah satu aspek saja, orang mengorbankan aspek lainnya. Keadaan ini tidak baik untuk hidup.
Di sisi lain, sesuai dengan definisi sukses di atas, maka kita perlu selalu memperbaharui peta kehidupan kita. Apa yang dulunya dipandang sebagai hal yang penting - seringkali - seiring dengan semakin berkembangnya tingkat kesadaran dan spiritual seseorang, akhirnya menjadi kurang atau bahkan tidak penting lagi. Demikian pula sebaliknya. Ada hal yang dulunya tidak penting kini menjadi penting untuk dicapai.
Sukses adalah perjalanan diri dari satu titik ke titik berikutnya dengan kecepatan kita masing-masing. Sukses adalah perjalanan dengan titik awal namun tanpa titik akhir.
Langkah awal untuk mengembangkan peta kehidupan adalah dengan berani bermimpi. Mimpi dengan kondisi sadar, bukan saat tidur. Mimpi ini adalah hal-hal yang ingin kita capai dalam hidup kita. Banyak orang yang berhenti bermimpi sesaat setelah mereka selesai kuliah dan masuk ke kehidupan nyata karena akhirnya sadar akan "realita" kehidupan.
Bermimpi kini adalah satu kecakapan yang sulit diajarkan dan dipelajari. Banyak orang yang sudah tidak mempunyai keberanian untuk bermimpi atau memikirkan impian mereka.
Ukuran sukses
Lalu, bagaimana dengan ukuran sukses? Bagaimana kita bisa tahu apakah kita telah benar-benar sukses dalam hidup kita? Semua bergantung pada apa parameter yang digunakan untuk mengukur sukses. Setiap orang tentu mempunyai paramater sendiri.
Namun ada satu ukuran sukses yang layak untuk disimak. Seorang kawan yang sangat sukses, penulis buku terkenal, pembicara kelas dunia, sangat dihargai, disegani, dan dikagumi berbagai kalangan pernah berkata, "Ukuran sukses saya ditentukan saat saya terbujur kaku di peti kematian saya. Pada saat itu, doa apakah yang dipanjatkan oleh istri dan anak-anak saya, kepada Tuhan, mengenai saya.
Walaupun saya sukses dan terkenal, walaupun dunia ada dalam genggaman saya, namun bila saat saya meninggal keluarga saya justru merasa senang, dan berterima kasih kepada Tuhan karena kini mereka bisa hidup bebas lepas dari penderitaan hidup bersama saya, maka saya telah gagal sebagai seorang suami, ayah, dan manusia.
"Sebaliknya, walaupun saya tidak terkenal, hanya biasa-biasa saja hidupnya, namun bila saat saya meninggal keluarga saya 'komplain' mengapa Tuhan begitu cepatnya memanggil saya padahal mereka masih sangat membutuhkan saya, mereka merasa begitu bahagia menjalani hidup penuh kasih dan makna bersama saya, maka saya tahu bahwa saya adalah seorang sukses, seorang pemenang sejati."
sumber:http://intisari-online.com/read/apa-ukuran-sukses-kita