Sabtu, 08 Maret 2014

Handy Yefta, Pria yang Tak Bisa Lepas Dari Narkoba

Bagikan Artikel Ini :
Kisah Nyata Handy Yefta, Pria yang Tak Bisa Lepas Dari NarkobaTak kuasa menghadapi kuatnya jeratan narkoba, Hendy Yefta dikirim ke luar negeri oleh orangtuanya. Hendy akhirnya berangkat ke Taiwan di tahun 1999 untuk belajar bahasa Mandarin. Selain belajar, Hendy juga bekerja di sebuah restoran Perancis. Ditempat kerjanya itu, Hendy memulai kisah cintanya.
"Waktu itu Mickey adalah manajer saya, dan saya bekerja sebagai waiters," tutur Hendy.


Setelah berpacaran selama beberapa waktu, akhirnya Hendy meminang Mickey dan melangsungkan pernikahannya di Taiwan. Namun, pernikahan yang dimulai dengan manisnya cinta itu tidak berjalan seperti yang diinginkan.
"Setelah menikah itu saya merasakan semakin banyak ketidak cocokan," ungkap Hendy. "Karena saya juga masih muda, saja masih ingin main-main. Saya tidak perduli lagi sama dia."

Hendy yang sering pulang dalam keadaan mabuk, membuat sedih hati istrinya. Namun Mickey mencoba menyelami perasaan suaminya itu. Namun Hendy tidak juga menunjukkan perubahan, hal ini membuat pertengkaran antara suami istri tidak terhindarkan lagi.

"Jadi kalau saya pulang itu, dia marah tapi saya selalu lebih galak dari dia," tutur Hendy. "Jadi kalau dia marah-marah, saya bentak dia."

Kondisi Hendy makin buruk, terlebih lagi ketika ia pindah kerja di tempat yang baru disana ia mulai terlibat dengan narkobak kembali. Ini bukanlah pengalaman pertama Hendy terlibat narkoba, ia dikirim ke Taiwan oleh orangtuanya juga karena sebelumnya pernah terlibat narkoba bahkan hampir mati karenanya.

"Mama melihat kalau saya sudah parah, akhirnya diputusin saya dikirim ke Taiwan dan hidup dengan cici saya. Jadi waktu saya di Taiwan itu saya sempat berhenti tiga tahun ngga pakai narkoba lagi. Tapi karena saya ketemu teman yang pakai narkoba, saya terjerumus lagi."

Hendy mencoba menyembunyikan ketergantungannya pada narkoba dari sang istri, namun itu tidak berlangsung lama. Karena pada akhirnya Mickey  memergokinya juga.

"Saya ngga bisa nyangkal lagi, saya cuma bisa bilang kalau ini cuma iseng-iseng aja, ini makai yang terakhir, habis itu saya ngga akan pakai lagi, dan dia percaya itu."

Namun rayuan Hendy hanyalah sekedar rayuan gombal, karena semakin lama ia makin tidak bisa mengendalikan diri. Hal itu seringkali memicu pertengkaran hebat dengan istrinya.

"Rumah tangga saya seperti neraka," demikian tutur Mickey dengan menggunakan bahasa Mandarin, karena ia tidak bisa berbahasa Indonesia.
"Seringkali kalau kami bertengkar, ujung-ujungnya keluar kata cerai," Jelas Hendy.

Mickey memang sudah tidak kuat lagi menghadapi Hendy, namun dirinya tiak rela melepaskan suaminya itu karena jauh di dalam hatinya ia masih sangat mencintai Hendy.

"Saya masih berharap suatu saat dia akan berubah," ungkap Mickey.
Namun ketulusan Mickey mencintai Hendy tidak dilihat oleh suaminya itu, Hendy bahkan bertindak makin nekat. Untuk memenuhi kebutuhannya akan narkoba, Hendy melakukan berbagai pencurian hingga suatu saat ia akhirnya tertangkap.

"Saya bilang sama istri saya kalau saya mau lepas dari narkoba. Jadi biarin saja saya dipenjara, siapa tahu selama beberapa bulan di penjara saya bisa lepas dari narkoba. Tapi setelah saya keluar dari penjara, saya tidak ada penyesalan. Satu hari saya keluar dari penjara, saya langsung cari telephone umum dan hubungi bandar narkoba."

Setelah berusaha dengan segala cara, namun tidak berhasil lepas juga, Hendy akhirnya membuat kesimpulan bahwa narkoba itu adalah hidupnya. Ia tidak mungkin bisa lepas lagi. Hingga akhirnya ia pulang kembali ke Indonesia, namun ia menemukan bahwa kini tidak seorangpun yang peduli pada dirinya.
"Waktu itu pikirnya udah mau mati aja, harapan terakhir udah ngga ada. Tapi saat itu sepertinya Roh Kudus lembutin hati saya. Saya berpikir daripada mati, kenapa saya tidak coba rehabilitasi saja. Siapa tahu disana benar-benar bisa nolong saya."

Diawal berada di panti rehab, Hendi sempat pesimis. Menurutnya ia sama saja seperti dipenjara. Namun ditengah-tengah keragu-raguannya, Hendi mengikuti ibadah yang dilakukan dalam rehabilatisi tersebut.

"Waktu ikut ibadah itu, saya pikir akan membosankan. Tapi waktu saya duduk disana, saya gabung sama mereka, saya merasakan sesuatu yang saya tidak dapat di luar. Saya merasakan damai sejahtera. Selain itu saya merasakan ada seorang pribadi yang tidak kelihatan tapi sayang sama saya, duduknya di sebelah saya. Dia selalu bilang, "Saya sayang sama kamu!" Itulah yang selalu saya rasakan."

Di ibadah itu, Hendy mulai merasakan kehadiran Tuhan. Ketika ia menyanyi dan meninggikan nama Tuhan, ia menangis seperti anak kecil karena merasakan kasih Tuhan yang besar dalam hidupnya. Ia kini mendapatkan kasih yang selama ini dicarinya, kasih yang ia tidak pernah rasakan dari orangtuanya.

"Mulai hari itu saya mengakui, "Ternyata Tuhan, Engkau itu ada..Mulai hari ini saya mau ikut Tuhan. Tuhan tolong jamah hati saya." Disitu pemikiran saya mulai berubah."

Saat itu ada satu hal yang masih mengganjal di hati Hendy, mungkinkah Tuhan mengampuni semua dosa yang telah diperbuatnya?

"Tapi banyak dari saudara-saudara yang ada di sini (tempat rehab – red) yang menguatkan. Mereka bilang, "Tuhan bukan hanya mengampuni dosa, tapi Dia lupain semua karena sayang sama kamu.. dan Dia bisa mengubahkan hidup kamu jadi baru, mengubah yang jelek jadi yang baik asal kamu hidup di dalam Tuhan." Disitu saya baru ngeh, ternyata Tuhan bisa."

Perubahan yang sangat besar dalam diri Hendy membuat istrinya Mickey sangat bahagia bahkan hampir tidak percaya. Setiap kali Mickey mengunjungi suaminya, ia selalu mendengar bagaiman karya Tuhan Yesus dalam hidup Hendy.

"Dia selalu bilang kalau percaya Yesus akan mendapatkan hidup kekal," demikian tutur Mickey. "Disitu pelan-pelan saya menyadari bahwa dalam hidup ini tidak ada yang lebih penting selain Yesus."

Selama satu tahun Hendy berada di tempat rehabilitasi tersebut, dan ia pun telah melepaskan pengampunan kepada orangtuanya yang terlalu sibuk sehingga kurang memberikan perhatian dan kasih sayang padanya. Kini, Hendy telah memulai lembaran kehidupan baru bersama Mickey dalam pimpinan Tuhan Yesus Kristus.

"Saya sekarang merasa berguna, Tuhan bilang bahwa saya adalah pribadi yang mulia dan Tuhan punya rencana bagi hidup saya. Dan sekarang saya bangga bisa jadi pelayan Tuhan," demikian ungkap Hendy menutup kesaksiannya.
Sumber Kesaksian :
Hendy Yefta
sumber:http://www.jawaban.com/index.php/spiritual/detail/id/9/news/110404134007/limit/0/Kisah-Nyata-Handy-Yefta-Pria-yang-Tak-Bisa-Lepas-Dari-Narkoba.html







 

ARTIKEL TERKAIT :

Comments
0 Comments

Tidak ada komentar:

Posting Komentar