
Hadir dengan baju koko dilapisi rompi merah bertuliskan
tahanan, F terlihat duduk dengan tenang. Peci hitam di kepalanya tak sama
sekali dirapihkan, menandakan F tak gusar menghadapi vonis kasusnya.
Wajah keriputnya tampak tak ada ekspresi sepanjang
persidangan. Saat Ketua Majelis Hakim, Ahmad, hendak menyampaikan vonis, F,
masih terlihat santai.
Sesekali ia membetulkan tubuhnya dan tidak berdiri. Ahmad
yang melihat F masih duduk meminta terdakwa tersebut berdiri. Dengan tenang F
berdiri.
Vonis 13 tahun dibacakan, dan F masih tetap berekspresi
datar. Tidak ada raut kesedihan atau gerakan lainnya yang menunjukkan
penyesalan. Kedua tangannya lurus dan berada di sampimg tubuhnya. Usai
dibacakan putusan, F langsung duduk.
Ahmad bertanya kepada F apakah akan mengajukan banding atau
tidak. Untuk memastikan, F diminta untuk berkonsultasi dengan kuasa hukumnya.
"Saya pikir-pikir dulu," singkat F usai
berkonsultasi dengan dua kuasa hukum.
Tak ada perkataan lagi dari mulut F yang keluar saat
persidangan atau pun setelahnya. Saat digelandang ke sel, ia juga tampak dengan
ekspresi datar tanpa menoleh ke kiri atau pun ke kanan.
Sebelumnya, Pengadilan Negeri (PN) Depok menjatuhi hukuman
bagi F (51) pemerkosa anak kandung sendiri, M (17), Selasa (15/12/2015). F
terbukti bersalah dan dikenakan hukuman 13 tahun penjara.
sumber:http://megapolitan.kompas.com/read/2015/12/15/17182291/Ekspresi.Bapak.Pemerkosa.Anak.Kandung.Saat.Divonis.13.Tahun.Penjara?utm_source=WP&utm_medium=box&utm_campaign=Kknwp