Helen dibesarkan dalam
keluarga Baptis di Rochester, New York. Ia sangat mengagumi ayahnya, Adoniram
Judson Barrett. Di dalam buku riwayat hidupnya, ia mengaku bahwa ayahnya
seperti Tuhan baginya, dan kepatuhannya pada ayahnya menjadi landasan
penyerahan dirinya kepada kehendak Allah. Dari ayahnya ia mewarisi keinginan
kuat untuk meraih gelar sarjana. Ayahnya bekerja keras menyelesaikan
pendidikannya di Universitas Rochester; setelah itu ia menjadi profesor bahasa
Latin dan Yunani dan menjadi kepala sekolah sebuah akademi di Lowville, New
York. Masa kecil Helen penuh dengan kebahagiaan, ayahnya pun telah menyusun
rencana untuk pendidikannya, yang kemudian berbuah kepada kecintaan Helen
terhadap bahasa Latin dan Yunani dan penerjemahan teks Perjanjian Baru bahasa
Yunani yang dilakukannya. Helen mengambil studi lanjutan di Perguruan Tinggi
Wellesley (1880-1884) dan mendapat gelar master dari Universitas Brown. Ia
dianugerahi tiga gelar doktor kehormatan dari Wellesley, Universitas Denison,
dan Perguruan Tinggi Franklin.
Pernikahannya pada
tahun 1887 dengan pengusaha sukses, William A. Montgomery, seorang duda yang
tujuh tahun lebih tua dari Helen, memberinya kesempatan bertemu dengan para
pemimpin yang memperjuangkan hak-hak kaum wanita. Helen dan suaminya mengabdikan
hidup mereka untuk pekerjaan Tuhan, seperti isi suratnya untuk adik
perempuannya, "[kami] berjanji mengerjakan tugas ini sebagai prioritas
utama kami dan memohon agar kekuatan-Nya senantiasa menjaga kami sehingga kami
tidak dinodai oleh dunia." Setelah pernikahannya, Helen mengirim hadiah
uang sebesar 25 dolar untuk adiknya dan berpesan, "Bukankah bagus jika
Will berpikir seperti ini? Adikku, satu-satunya cara untuk menyimpan uang, atau
tanah, atau talenta, atau kebahagiaan -- adalah dengan membagi-bagikannya.
Jikalau setiap orang mempelajari perhitungan surgawi ini, bayangkan akan
menjadi seperti apa dunia ini." Helen dan William menggunakan perhitungan
surgawi ini dalam pemberian untuk gereja mereka, termasuk ketika suatu kali
mereka mengalami masalah keuangan yang besar yang menempatkan mereka pada
posisi yang sulit.
Tahun 1892, Helen
menerima surat izin untuk berkhotbah dan sering melayani sebagai pendeta
pengganti di gereja ayahnya. William sangat bangga dengan kemampuan istrinya,
dan ia menyeimbangi antusiasme istrinya dengan keputusannya yang bijak. Helen
memiliki bakat dan kemampuan untuk menduduki posisi-posisi yang penting. Ia
menjadi presiden pertama Serikat Pekerja Industri dan Pendidik Kaum Wanita,
yang berkampanye untuk mereformasi kondisi pemerintahan, pendidikan, dan
sosial. Ia juga menjadi pemimpin pelayanan misi ke luar negeri, dengan
bepergian dan bekerja sama dengan Lucy Peabody, penyelenggara pelayanan misi
yang sangat dihormati. Helen dan Lucy menjadi rekan sekerja, berkhotbah, bepergian,
menyelenggarakan KKR, menulis, dan menggalang dana bersama -- selalu bekerja
bersama-sama untuk kepentingan misi. Mereka berdua dan putri-putri mereka,
setelah menghadiri Konsili Gereja-Gereja Internasional di Belanda, melakukan
tur ke Eropa, Mesir, India, Tiongkok, dan Jepang untuk melihat secara langsung
kondisi misi di seluruh dunia. Perjalanan ini bukan sekadar membawa mereka
berkeliling dunia tetapi membawa mereka masuk ke dalam hati dan kehidupan orang
Asia. Mereka mulai menggalang dana untuk mendirikan Tujuh Perguruan Tinggi
untuk Wanita-Wanita Asia, dengan motto "Diterangi untuk Menerangi".
Dengan menggunakan lampu India sebagai simbol, Helen dan Lucy menantang
wanita-wanita Amerika Serikat untuk membantu pengadaan perguruan tinggi-perguruan
tinggi untuk wanita di Jepang, Tiongkok, dan India.
Helen menjadi presiden
Perkumpulan Misi Baptis Asing Wanita Amerika Serikat (1914), presiden Federasi
Nasional Dewan Pengurus Misi Asing Wanita (1917-18), dan presiden Konvensi
Baptis Utara (1910) (sekarang Gereja-Gereja Baptis Amerika Serikat), dengan
demikian ia menjadi wanita AS pertama yang memimpin sebuah denominasi besar.
Helen dan suaminya merupakan anggota Gereja Baptis Lake Avenue di Rochester,
New York, tempat mereka berdua mengajar kelas Alkitab selama lebih dari 40
tahun. Tidak jarang 200-an wanita mengikuti kelas Helen setiap hari Minggu.
Kematian William pada
tahun 1930 menyisakan rasa kehilangan yang dalam bagi Helen, dan kesehatannya
sendiri mulai menurun setelah kematian suaminya. Ia berkata kepada sahabatnya
bahwa ada perasaan aneh dalam dirinya, ketika ia ingin bercerita banyak hal
kepada Will namun kemudian ia menyadari bahwa suaminya sudah tidak bersamanya
lagi. Namun demikian, teman-temannya melihat bahwa imannya tetap menyala-nyala
seperti lampu di tempat yang gelap, meskipun ia dalam kesendirian, dukacita,
dan kelemahan.
Helen Barrett
Montgomery meninggal tanggal 18 Oktober 1934. Sebuah artikel bertajuk
"Wanita Kristen Terhormat Tutup Usia" dalam sebuah media The
Christian Century mengatakan, "Dengan kematiannya maka berakhir pulalah
karier seorang yang paling menarik dan paling berpengaruh dalam catatan sejarah
gereja Amerika dewasa ini. Yang menarik, pelayanannya berkembang dari
kesetiaannya secara organisasi dan pelayanan untuk jemaat lokal. Dasar
kepentingan rohaninya dalam hidupnya tidak pernah meninggalkan kepentingan
jemaat [gereja lokal] tersebut." (7 November 1934) Ia mencapai hal ini
sekaligus menduduki jabatan-jabatan presiden di organisasi nasional maupun
internasional, mengunjungi berbagai belahan dunia, dan mendapat pengakuan
nasional sebagai sarjana karena terjemahannya untuk kitab Perjanjian Baru.
(t/KN)
TERIMAKASIH ATAS KUNJUNGAN NYA...SEMOGA ARTIKEL INI BERMANFAAT BAGI SOBAT SEMUA, KUNJUNGI TERUS BLOG INI YAH... :)