Separuh
dari kehidupannya dihabiskannya untuk mengkonsumsi narkoba, seks bebas dan
kehidupan malam. Itulah kehidupan yang telah dijalani oleh Hilmar Sitinjak.
Sekalipun dididik dengan keras oleh kedua orang tuanya, namun sebagai seorang
anak remaja yang masih mencari jati diri, Wilmar ingin tahu kehidupan lain
yang ada di luar sana. Maka mulailah Hilmar berkenalan dengan obat-obatan
terlarang, kehidupan malam dan juga seks bebas. Bisa melakukan semuanya itu
merupakan sebuah kebanggaan tersendiri bagi Hilmar.
"Narkoba
itu menjadi suatu kebanggaan bagi saya saat itu, saya pikir saya tidak
gaul jika ke kafe atau ke diskotik tapi tidak menyentuh itu," demikian
Hilmar menceritakan masa lalunya.
Tidak
berhenti sampai di situ. Setelah dia mulai mengenal dunia malam, Hilmar
semakin terjerumus dalam kehidupan seks bebas. Tante-tante hingga para pekerja
seks digilir untuk tidur bersamanya.
Berkali-kali
Hilmar harus berurusan dengan polisi karena perkelahian dan narkoba, namun
tidak pernah ada kata menyesal dalam hidup Hilmar. Hatinya telah menjadi
beku. Meskipun hati yang beku itu pernah cair oleh suatu peristiwa dalam
hidupnya, namun hal itu tak dapat mengubahnya menjadi manusia yang lebih baik.
Saat itu ayah Hilmar dirawat di rumah sakit PELNI dan sempat beberapa kali
keluar masuk rumah sakit hingga akhirnya sang ayah meninggal dunia.
"Pada
saat meninggal, saya ada dalam pelukannya. Tapi tetap saya tidak pernah
sungguh-sungguh bertobat." Kematian sang ayah tidak mempengaruhi kehidupan
Hilmar untuk insaf dari kehidupan lamanya, tetapi malah sebaliknya membuatnya
semakin tenggelam dalam dunia narkoba.
"Saya selalu
jatuh dalam dosa perzinahan, terhadap wanita dan terhadap narkotika. Di
rumah juga kalau ditanya orang tua, hanya masuk kuping kiri keluar kuping
kanan. Mami saya tidur, saya keluar. Pulangnya ngga tahu kapan."
Selama
enam belas tahun Hilmar hidup dalam perzinahan dengan seorang wanita yang sudah
bersuami dan memiliki anak. Dia terbuai dengan hubungan gelap bersama wanita
itu sampai lupa segalanya. Walaupun hubungan itu telah melukai hati
ibunya, tetapi Hilmar tetap tidak memperdulikannya.
Selain
berselingkuh dengan istri orang, Hilmar juga terobsesi untuk meniduri para
gadis perawan. Semakin banyak jumlahnya, semakin besar pula kebanggaannya.
Pengaruh
narkoba telah membuat Hilmar gelap mata. Adik kandungnya pun menjadi sasaran
kekerasannya. Bahkan ia pernah berniat ingin membunuh seluruh anggota
keluarganya. Karena sepak terjangnya, seluruh keluarganya pun takut kepadanya.
Suatu
saat Hilmar membutuhkan uang untuk membeli narkoba dan Hilmar mengancam
kakaknya bahwa dia akan membunuhnya jika tidak diberikan uang itu. "Saya
takut sekali, saya yakin dia berani membunuh karena itu di luar pikiran
normalnya. Dia punya keberanian karena di bawah pengaruh narkoba,"
demikian ungkap kakak Hilmar.
Suatu
saat seorang kekasih Hilmar hamil. Dia akhirnya meminta kekasihnya untuk
menggugurkan kandungannya. Dengan dibantu oleh seorang dokter yang menjadi
kenalannya, kandungan kekasihnya itu digugurkan. Rintihan kekasihnya saat
menjalani aborsi tidak membuat Hilmar bergeming. Bahkan setelah
mengantarkan kekasihnya yang masih abg pulang, Hilmar melanjutkan malamnya
dengan berpesta-pora seperti tidak pernah terjadi apa-apa.
Hingga
pada suatu malam di tahun 2005, Hilmar sempat berpikir untuk bertobat dengan
sungguh-sungguh. Namun pada saat sedang mempertimbangkannya, Hilmar tertangkap
dan terjerat oleh hukum. Harus menjalani hukuman yang cukup lama membuat Hilmar
berpikir banyak tentang apa yang harus dilakukannya dengan hidupnya.
"Saya
harus bagaimana lagi dengan hidup saya? Sekarang saya ditahan. Pada tahun '85
saya pernah ditahan, dan sekarang setelah 20 tahun harus mengalami lagi. Maksud
Tuhan apa dengan mengijinkan hal ini saya alami?" demikian Hilmar
berseru pada Tuhan. "Tuhan, tolong saya supaya saya bisa bertobat.
Bagaimana supaya saya bisa bertobat dengan benar dan sungguh-sungguh."
Hingga
suatu hari Hilmar bertemu dengan Ibu Jane yang menjadi pembimbing rohaninya.
Saat itu ibu Jane memberi sebuah tantangan, "Jika di antara saudara ada
yang mau sungguh-sunguh bertobat dan datang pada Tuhan, pasti Tuhan akan
mengampuni dosa-dosa saudara." Ibu Jane menyadari bahwa orang-orang
seperti Hilmar ini ingin diterima oleh lingkungannya dan masyarakat.
Ibu
Jane berkata kepadanya, "Begini ya
Hilmar, kalau kamu mau sungguh-sungguh bertobat, hidup di dunia yang penuh
dengan kenakalan dan pesta-pora pernah kamu jalani. Sekarang apa yang belum
pernah kamu alami buat Tuhan? Mau tidak kamu benar-benar mati-matian buat
Tuhan? Tuhan mencari bukan orang yang benar, tetapi mencari orang yang mau bertobat."
Sewaktu
itu Hilmar mulai berpikir, "Apakah mungkin saya ini masih bisa berguna dan
bermanfaat bagi orang lain? Sewaktu orang tua saya kena stroke, saya
kasihan dan saya yakin kena strokenya juga pasti karena saya. Kalau
saya tetap seperti ini, apakah saya harus jadi penjahat besar atau saya
harus bertobat dan benar-benar menjadi anak Tuhan?"
Sebuah
perubahan besar terjadi dalam hidup Hilmar. Dulu dia adalah orang yang tidak
pernah menghormati maupun mengurus orang tuanya, namun sekarang dia
melayani orang tuanya.
"Dengan
kembalinya Hilmar, itu seperti kembalinya anak yang hilang. Dengan pertobatan
Hilmar, mami bisa bicara lagi. Mungkin mami saya umurnya panjang karena Hilmar
kembali. Mulai terasa ada damai di rumah ini. Dulu saya merasa malu dengan tetangga,
karena ada masalah sedikit ribut. Tapi sekarang hal seperti itu tidak terjadi
lagi," dengan haru kakak Hilmar menuturkan apa yang dirasakannya.
"Saya
belajar hidup di dalam kasih itu. Yang penting saya rendah hati. Kasihilah
Tuhan Allahmu dengan segenap hatimu, dengan segenap akal budimu, segenap
kekuatan jiwamu dan kasihi sesamamu manusia seperti dirimu sendiri. Sekarang
saya hilangkan semua kebiasaan buruk saya dan saya belajar sungguh-sungguh pada
firman Tuhan," Hilmar menyatakan pertobatannya dengan penuh
sukacita.
thanks to:http://www.jawaban.com/index.php/spiritual/detail/id/9/news/080613170135/limit/0/Kisah-Nyata-Perzinahan-16-Tahun-Dengan-Istri-Orang-Lain.html
Sumber Kesaksian :
Hilmar
Sitinjak
TIDAK ADA KATA TERLAMBAT DI DALAM TUHAN, SELAGI KITA MASIH MAU BERTOBAT PASTI ADA PINTU PENGAMPUNAN DI DALAM YESUS ! SEBERAT APAPUN DOSA YANG KITA LAKUKAN, TUHAN YESUS SIAP MENGAMPUNI SEGALA DOSA KITA & AKAN MEMULIHKAN KEHIDUPAN KITA MENJADI BARU.