Misalnya dalam penyerangan FPI kepada massa Aliansi Kebangsaan untuk Kebebasan Beragama dan Berkeyakinan (AKKBB) di Monas pada 1 Juni 2008, SBY hanya berkomentar, "Saya sangat menyesalkan terjadinya kekerasan di Jakarta kemarin siang. Saya mengecam keras pelaku-pelaku tindak kekerasan itu yang menyebabkan sejumlah warga kita luka-luka."
Pernyataan SBY dalam jumpa pers mendadak di Kantor Presiden, Jakarta, Senin 2 Mei lalu itu sama sekali tidak menyebut FPI sebagai penyerang. Begitu saat mengomentari tragedi Cikeusik yang menewaskan tiga warga Ahmadiyah, SBY tetap berbicara normatif tanpa menyebut identitas pelaku.
"Dengan tujuan siapa yang lalai, siapa yang bersalah, siapa yang melanggar hukum harus diberi sanksi," kata SBY dalam keterangan pers sehari setelah tragedi Cikeusik pada 6 Februari 2011 itu.
Baru pada Minggu (21/7), SBY dengan lugas menyebut FPI sebagai pelaku kekerasan yang terjadi di Sukorejo, Kendal, Jawa Tengah. Dalam bentrokan warga dan FPI itu, satu orang warga tewas karena ditabrak mobil rombongan ormas Islam radikal itu.
"Hukum harus ditegakkan, dicegah konflik atau benturan horizontal dan dicegah elemen dari manapun juga termasuk FPI yang melakukan tindakan kekerasan apalagi pengrusakan," kata SBY di Jakarta International Expo Kemayoran.
Catatan merdeka.com, sentilan SBY yang langsung menyebut FPI itu adalah pertama kali sejak dia menjabat sebagai presiden pada 2004. Komentar SBY yang bersifat normatif selama ini juga sudah banyak diartikan sebagai ketidakpedulian atau pembiaran oleh aktivis pluralisme agama.
Pengajar komunikasi politik dari Universitas Indonesia (UI) Ari Junaedi menilai ada perubahan gaya komunikasi SBY terhadap FPI. Jika pada aksi-aksi anarkisme yang melibatkan FPI seperti insiden Monas dan Cikeusik SBY tidak berani menyebut nama FPI, khusus untuk kasus Kendal SBY baru berani menegaskan FPI yang salah.
"Sepertinya SBY punya momentum untuk menegor FPI di bulan Ramadan ini. SBY seperti mengumpulkan energi dorongan dari seluruh komponen masyarakat termasuk dari berbagai kalangan dalam menanggapi aksi kekerasan yang kerap dilakukan FPI di berbagai daerah," kata Ari Junaedi kepada merdeka.com, Selasa (23/7).
Ari menilai, retorika yang disampaikan SBY ini mengandung makna kalau dia tidak alpa dalam menentang aksi anarkisme.
"Tetapi seperti biasa publik kadung memahami makna yang sebenarnya dari setiap ucapan SBY hanya sebatas wacana. Tidak ada konkretisasi di lapangan. Artinya apa yang diucapkan Presiden, tidak selaras dengan praktik bawahannya," katanya.
"Presiden bilang A, anak buah berbuat Z. Dalam kacamata komunikasi politik, pernyataan-pernyataan SBY terlanjur dimaknai sebagai bentuk pseudo communication alias tong kosong nyaring bunyinya," papar Ari Junaedi.
Agar masyarakat bisa membuktikan kelugasan pernyataannya, kata Ari, sebaiknya di sisa pemerintahannya ini, SBY lebih sering mengejawantahkan antara penyataan dengan tindakan. Masyarakat di era sekarang ini tidak butuh lagi kerasnya pernyataan tetapi kepada pembuktian.
"Jika memang dianggap melanggar hukum, bubarkan saja FPI. Tapi apa berani SBY membubarkan FPI?" tandas Ari.
sumber:http://id.berita.yahoo.com/9-tahun-menjabat-sby-akhirnya-berani-sentil-langsung-232300873.html
TERIMAKASIH SUDAH BERKUNJUNG KE BLOG INI, SEMOGA ARTIKEL INI MENAMBAH WAWASAN & MEMBERIKAN MANFAAT BAGI KITA SEMUA YANG MEMBACANYA...JANGAN LUPA UNTUK SELALU BERKUNJUNG KEMBALI...KARENA MASIH BANYAK ARTIKEL MENARIK LAINNYA YANG MENUNGGU UNTUK DIBACA OLEH PARA SOBAT SEMUA.
SELURUH ISI DARI BLOG INI BOLEH DI COPY-PASTE/DISEBARLUASKAN DENGAN SYARAT MENCANTUMKAN LINK SUMBER DARI BLOG INI. THANKS... !
ARTIKEL TERKAIT :
Artikel Bebas
- Ajaib, Pasangan Lansia Ini Selamat dari Kebakaran California Setelah Berendam di Kolam Renang Selama 6 Jam
- Kata Fahri Hamzah: Kita Enggak Usah Ngomongin Ahok Lagi
- Sehebat Apakah Para Hacker Dari Korea Utara?
- Ini Dia Gaji Anies-Sandi Saat Resmi Pimpin DKI Nanti
- Peraturan Baru: Segera Registrasi Ulang Agar Kartu SIM Prabayar Anda Tidak Diblokir
- Terciduk, Pesta Seks Kaum Gay di Harmoni Jakarta
- Kalau Sudah Waktunya Tuhan, Setya Novanto Pasti Masuk Penjara!
- Hati-Hati, Pornografi Memiliki Efek Mengerikan pada Otak dan Tubuh
- Inilah 5 Ancaman Donald Trump yang Paling 'Ekstrem'
- Fakta Seks, Mengapa Pria Lebih Cepat Capai Klimaks Dibandingkan Wanita?
- ISIS Memberikan Hadiah 1 juta USD Kepada Siapa Saja yang Bisa Membunuh Gadis Cantik Ini
- 5 Presiden di Dunia yang Menolak Gaji Dari Negara
- Wow, Ahok Menang Telak dalam Twitter Polling yang Dibikin Iwan Fals
- Inilah Ramalan Nostradamus soal Nasib Donald Trump
- 7 Faktor yang Menyebabkan Anda Ditolak Saat Melamar Pekerjaan
- Jangan Kaget, Ini Dia Jenis Film Porno yang Disukai Wanita!
- Ternyata Ada Oknum Perwira Polda Metro Mencoba Merayu Jessica Wongso
- Empat Cerita Menyedihkan Jessica, Tidur Bersama Kecoak Sampai Ditelanjangi Polwan
- Ditemukan, Penjara Mengerikan untuk Para 'Budak Seks' ISIS
- 7 Barang Usang di Rumah yang Bisa Memiliki Nilai sangat Tinggi
- Inilah Enam Tipe Orang Tua yang Bisa Merusak Masa Depan Anak
- Ini Alasannya Kenapa Banyak Cewek yang Rela Mengumbar Aurat di Bigo Live
- Inilah Kekayaan Gembong Narkoba Joaquin Gezman Dari Mexico yang Membuat Orang Tercengang!
- Ciri-ciri Rumah Makan yang Menggunakan Jin Sebagai Penglaris Agar Laku Keras!
- Ini Dia 4 Tipe Stalker di Medsos