Banyak tradisi yang menganggap aktivitas meludah merupakan
tindakan tak sopan dan melanggar etika. Hal itu kerap dianggap sebagai bentuk
pelecehan dan penghinaan terhadap orang di sekitar.
Bahkan, Singapura telah melarang praktik meludah sembarangan, apalagi ditujukan pada orang tertentu. Hal serupa berlaku juga di salah satu kawasan di London, Waltham Forest. Kedua lokasi tersebut punya alasan yang sama: meludah merupakan sikap anti-sosial dan dapat menimbulkan limbah berisiko terhadap kesehatan. Khusus di Waltham Forest, denda £80 telah disiapkan bagi yang meludah sembarangan.
Meski begitu, pada dasarnya meludah merupakan kegiatan yang normal dilakukan manusia. Sebab, dengan meludah seseorang dapat menyingkirkan air liur atau benda lain yang berada di mulut ataupun tersumbat di tenggorokan.
Menurut Mohammad Hanafi, MBBS (Syd)., dr., MS, salah satu Staf Pengajar Ilmu Kedokteran Dasar Bidang Biokimia Pascasarjana Fakultas Kedokteran Universitas Airlangga (Unair), Surabaya, meludah jika demi kepentingan mengeluarkan air atau benda yang mengganggu dalam rongga mulut sebenarnya hal yang positif. Sebab, secara tidak langsung dapat membersihkan mulut.
"Sepanjang ada penyebab yang jelas, (meludah) itu wajar. Misalnya, ingin mengeluarkan sisa makanan atau minuman dalam mulut," ujar dokter Hanafi saat diwawancarai Plasadana.com untuk Yahoo Indonesia.
Namun, kata dia, ada pula meludah yang tidak wajar. Yakni, didorong oleh adanya obat yang baru saja diminum atau penyakit yang sedang diderita. Dua hal tersebut, mengakibatkan air liur (saliva) diproduksi secara berlebihan. Sehingga, mulut seakan ingin mengeluarkan air ludah secara terus-menerus.
"Bisa juga karena tonsil (amandel) pada tenggorokannya yang membesar atau adanya penyakit lain pada tenggorokan," papar dia.
Selain faktor-faktor tersebut, sambung dia, penyebab lain seseorang meludah adalah faktor kebiasaan. Misalnya, gemar meludah karena dianggap menyenangkan atau memberi kepuasan tertentu. Dengan begitu, perbuatan meludah akan dilakukan berulang-ulang meski tanpa adanya motif untuk membersihkan mulut atau akibat sedang menderita sebuah penyakit.
Hal itu, tambah dia, tentu saja perbuatan yang kurang baik. Selain terkesan melanggar etika, jika air ludah dibuang sembarangan pada lokasi berdebu ataupun kotor, berpotensi menularkan penyakit kepada orang lain. Dengan catatan, orang yang meludah sudah mempunyai penyakit bawaan dalam dirinya.
"Memang bisa menularkan penyakit, salah satunya tuberkulosis (TBC)," jelas dia.
Terkait penanganan perilaku seperti itu, dia melanjutkan, akan sangat berbeda pada setiap orang. Tergantung faktor penyebabnya. Jika karena adanya sisa makanan atau minuman, bukan menjadi persoalan selama tidak dilakukan sembarangan. Begitu juga apabila karena kebiasaan, pengendalian diri menjadi kunci. Namun kalau penyebabnya penyakit, ada baiknya Anda segera memeriksanya ke dokter.
"Tujuannya untuk melihat apakah kelenjar toksilnya membesar atau ada penyakit yang lain di tenggorokan," tukas dia.
Bahkan, Singapura telah melarang praktik meludah sembarangan, apalagi ditujukan pada orang tertentu. Hal serupa berlaku juga di salah satu kawasan di London, Waltham Forest. Kedua lokasi tersebut punya alasan yang sama: meludah merupakan sikap anti-sosial dan dapat menimbulkan limbah berisiko terhadap kesehatan. Khusus di Waltham Forest, denda £80 telah disiapkan bagi yang meludah sembarangan.
Meski begitu, pada dasarnya meludah merupakan kegiatan yang normal dilakukan manusia. Sebab, dengan meludah seseorang dapat menyingkirkan air liur atau benda lain yang berada di mulut ataupun tersumbat di tenggorokan.
Menurut Mohammad Hanafi, MBBS (Syd)., dr., MS, salah satu Staf Pengajar Ilmu Kedokteran Dasar Bidang Biokimia Pascasarjana Fakultas Kedokteran Universitas Airlangga (Unair), Surabaya, meludah jika demi kepentingan mengeluarkan air atau benda yang mengganggu dalam rongga mulut sebenarnya hal yang positif. Sebab, secara tidak langsung dapat membersihkan mulut.
"Sepanjang ada penyebab yang jelas, (meludah) itu wajar. Misalnya, ingin mengeluarkan sisa makanan atau minuman dalam mulut," ujar dokter Hanafi saat diwawancarai Plasadana.com untuk Yahoo Indonesia.
Namun, kata dia, ada pula meludah yang tidak wajar. Yakni, didorong oleh adanya obat yang baru saja diminum atau penyakit yang sedang diderita. Dua hal tersebut, mengakibatkan air liur (saliva) diproduksi secara berlebihan. Sehingga, mulut seakan ingin mengeluarkan air ludah secara terus-menerus.
"Bisa juga karena tonsil (amandel) pada tenggorokannya yang membesar atau adanya penyakit lain pada tenggorokan," papar dia.
Selain faktor-faktor tersebut, sambung dia, penyebab lain seseorang meludah adalah faktor kebiasaan. Misalnya, gemar meludah karena dianggap menyenangkan atau memberi kepuasan tertentu. Dengan begitu, perbuatan meludah akan dilakukan berulang-ulang meski tanpa adanya motif untuk membersihkan mulut atau akibat sedang menderita sebuah penyakit.
Hal itu, tambah dia, tentu saja perbuatan yang kurang baik. Selain terkesan melanggar etika, jika air ludah dibuang sembarangan pada lokasi berdebu ataupun kotor, berpotensi menularkan penyakit kepada orang lain. Dengan catatan, orang yang meludah sudah mempunyai penyakit bawaan dalam dirinya.
"Memang bisa menularkan penyakit, salah satunya tuberkulosis (TBC)," jelas dia.
Terkait penanganan perilaku seperti itu, dia melanjutkan, akan sangat berbeda pada setiap orang. Tergantung faktor penyebabnya. Jika karena adanya sisa makanan atau minuman, bukan menjadi persoalan selama tidak dilakukan sembarangan. Begitu juga apabila karena kebiasaan, pengendalian diri menjadi kunci. Namun kalau penyebabnya penyakit, ada baiknya Anda segera memeriksanya ke dokter.
"Tujuannya untuk melihat apakah kelenjar toksilnya membesar atau ada penyakit yang lain di tenggorokan," tukas dia.
sumber:yahoo.com