
Agar kondisi busi terus terjaga, perlu pengecekan secara berkala. Terutama
setelah kendaraan menemupuh jarak antara 40-50 ribu kilometer. "Periksa
busi, dan bersihkan bila kotor," ujar Maulana, mekanik Aneka Jaya Motor di
Jalan Dewi Sartika, Cawang, Jakarta Timur, kepada Plasadana.com
untuk Yahoo Indonesia, Minggu, 10 Agustus 2014.
Pengendara pun perlu menyetel jarak elektroda negatif dan elektroda tengah,
dan kembali memasang busi. Penyetelan bertujuan untuk mengoptimalkan percikan
di ujung busi. Dan untuk pemasangan busi, Maulana menganjutkan menggunakan
tangan terlebih dahulu. "Jika sudah terasa pas, gunakan kunci busi untuk
melanjutkan pemasangan, hingga sempurna."
Kerusakan busi kendaraan sendiri dapat terindikasi dari perubahan fisiknya.
Seperti warna menjadi kekuningan dan basah, berkarat, atau gosong. Bisa juga
kendaraan mendadak mati kala dikendarai.
Penyebab kerusakan busi, Maulana melanjutkan, ada beberapa hal. Seperi
karena tetesan oli, kompresi yang salah, atau kebocoran pada mesin. Penyebab
lain, busi terjatuh kala pemasangan. Sehingga ada bagian busi yang pecah.
"Kerap juga karena terkena air saat mencuci mobil," ujarnya.
Faktor umur bisa pun bisa mengakibatkan kerusakan. Maulana mengisyaratkan,
usia busi hanya mampu bertahan kala kendaraan sudah menempuh 40-50 ribu
kilometer. Setelahnya, busi harus diganti. "Itu jarak maksimal, karena
minimal penggantian busi setelah mobil menempuh 30- 40 ribu kilometer."
Saat mengganti busi, Maulana menyarankan pemilik mobil juga harus
membersihkan mesin. Agar busi lebih awet.
sumber:https://id.berita.yahoo.com/tips-merawat-busi-mobil-140037395.html