Kebanyakan penelitian menunjukkan bahwa di suatu tempat dari 10-20 persen
laki-laki dan perempuan yang terikat dalam pernikahan atau hubungan monogami
akan berbuat curang pada pasangan mereka beberapa kali. Sementara stereotipe
budaya menginformasikan bahwa sebagian besar laki-laki-lah yang curang pada istri
maupun pasangan mereka, bukan sebaliknya.
Sedangkan penelitian klinis
konkret detil menjelaskan hampir sama banyaknya perempuan menipu laki-laki. Dan
streotipe budaya Barat lebih memaafkan laki-laki berhubungan seks daripada
melihat wanita melakukan hal seperti pelacur.
Undercover Lovers, sebuah
situs kencan di luar nikah yang berbasis di Inggris, telah mensurvei 4.000
anggotanya, yang terdiri atas 2.000 pria dan 2.000 wanita tentang kebiasaan
kecurangan mereka. Sebanyak 57 persen wanita mengatakan mereka jatuh cinta
dengan pria yang jadi selingkuhannya.
Sedangkan perbedaan yang
mencolok pada pria, yaitu 27 persen, mengatakan mereka mencintai nyonya mereka.
Artinya, wanita membutuhkan ikatan emosional intim dengan pasangan selingkuhan
mereka.
Berikut ini tiga alasan wanita
berselingkuh, dilansir laman Huffingtonpost, Jumat (12/8/2016):
1. Kurang dihargai dan
diabaikan
Seorang wanita merasa lebih
seperti pembantu rumah tangga, penyedia keuangan, atau pengasuh daripada istri
ataupun pacar. Hal ini rentan bagi wanita mencari situasi eksternal yang bisa
memberinya perhatian dan memberi apresiasi dengan apa yang sudah dilakukannya.
Wanita sangat membutuhkan
keintiman. Lebih daripada pria, wanita merasa dihargai, dan terhubung dengan
pasangan mereka melalui interaksi emosional non-seksual seperti mencium,
memeluk, atau memberi hadiah. Semua itu didapat dari komunikasi yang berarti.
2. Bosan atau kesepian
Wanita yang sering sendiri di
rumah untuk jangka waktu yang lama, mungkin saat merawat anak-anak atau setelah
anak dewasa dan pergi merasakan hidupnya tidak memiliki makna. Namun bisa
menggunakan waktu dengan melakukan seks atau hal romantis lebih dalam.
Sayangnya, jika pasangannya absen untuk memenuhinya karena urusan pekerjaan
misal dinas ke luar kota atau dinas militer, wanita tidak pernah merasakan
dicintai dan dihargai.
3. Memiliki gangguan keintiman
Trauma masa kecil atau
pelecehan seksual yang pernah dialaminya sering menyebabkan wanita (dan
laki-laki) dalam kehidupan dewasa untuk masalah seks adiktif. Wanita seperti
berulang kali mencari intensitas emosional daripada keintiman relasional.
Wanita dengan trauma masa
kecil yang belum terselesaikan serta mereka dengan ketidakstabilan emosi-wanita
yang putus asa- dapat mencari konsistensi dari kegiatan romantis, atau seksual
berdasarkan intensitas.
Sebenarnya beberapa wanita
berselingkuh karena mereka hanya sedikit mendapatkan hubungan seksual, atau
keintiman fisik dari pasangan. Wanita dewasa yang sehat menikmati tindakan
fisik seks sebanyak pria.
Sayangnya, beberapa wanita
mungkin tidak menyadari betapa besar perilaku seksual atau romantis rahasia
mereka dapat memengaruhi kehidupan emosional jangka panjang. Pengkhianatan
menyebabkan rasa sakit tanpa memandang jenis kelamin.
Jika pasangan memilih untuk
mengatasi situasi bersama-sama, maka pergi berkonsultasi akan mengubah krisis
menjadi peluang tumbuhnya cinta.
Wanita yang memiliki masalah
seks atau kecanduan cinta memerlukan perawatan khusus untuk mengatasi trauma
masa lalu dan perilaku seksual dewasanya.
sumber:http://health.liputan6.com/read/2575380/ini-3-alasan-wanita-berselingkuh