Senin, 06 Mei 2013

Tiga mahasiswa Brawijaya bikin baterai dari kaktus centong

Bagikan Artikel Ini :
Tiga mahasiswa Universitas Brawijaya Malang berhasil menemukan energi alternatif berasal dari Kaktus Centong (Opuntia cochenillifera). Ketiganya, Riska Amalia mahasiswa teknik informatika komputer, Susilowati mahasiswa teknik kimia dan Windy Antika mahasiswa jurusan statistika. Mereka memanfaatkan tanaman kaktus yang berbentuk seperti centong ini karena banyak tumbuh di Magetan, kota asal Riska.

"Kaktus hanya menjadi tanaman hias, tak termanfaatkan," kata Riska, Jumat 3 mei 2014. Sementara accu bekas justru menjadi sumber pencemaran lingkungan karena menggunakan bahan kimia berbahaya. Untuk mengatasi persoalan lingkungan, ketiganya meneliti kandungan listrik yang dihasilkan kaktus centong. Hasilnya, listrik yang dihasilkan mencapai 19,2 volt.
Proses pengolahan kaktus centong pun mudah. Tanaman kaktus centong diparut halus, kemudian dimasukkan dalam wadah bekas accu. Selain itu, dipasang katoda dari tembaga serta anoda terbuat dari seng. Masing-masing dipasang di sel accu yang diisi parutan kaktus centong. Mengunakan rangkaian seri, setiap sel.
Energi listrik yang dinamai batuscen atau baterai kaktus centong ini menghasilkan energi yang mampu bertahan selama tiga bulan penuh untuk meyalakan lampu pijar. Setiap sel menghasilkan 1,6 volt. Dua buah batuscen dipasang paralel masing-masing menghasilkan energi sampai 19,2 volt. Daya yang dihasilkan, katanya, setara dengan tengahan 25 lampu LED, sebuah jam digital, sebuah kalkulator digital dan sebuah jam dinding.
Sebanyak 12 batang kaktus centong menghasilkan dua batuscen. Ketiganya berbagai peran sesuai disiplin ilmu, Susilowati mahasiswa Teknik Kimia meneliti kandungan dan potensi aliran listrik dalam kaktus. Sedangkan Windy dari statistika merekapitulasi data hasil penelitian seperti data tegangan, populasi, sampel dan variable. Sementara Riska menentukan jenis rangkaian listrik dan membuat prototipe batuscen.
"Kaktus centong menghasilkan voltase paling besar dibandingkan kaktus lain," katanya. Kandungan energi, katanya, juga lebih besar dibandingkan kulit pisang dan buah blimbing. Sebelumnya, mereka telah meneliti kedua jenis energi terbarukan ini. Kaktus centong memiliki kandungan kation, penghasil listrik yang paling tinggi.
Atas temuannya, ketuganya diganjar juara dua dalam Innovative Material Engineering Competition (IMEC). IMEC merupakan kompetisi bidang inovasi penemuan sumber energi baru yang digelar Institut Teknologi Sepuluh Nopember Surabaya. Kini, ketiganya tertantang mengembangkan dan memperbaiki kemasan batuscen. Serta mendaftarkan paten hak intelektual untuk diproduksi massal.
sumber:http://forum.kompas.com/sains/261113-mahasiswa-bikin-baterai-dari-kaktus-centong.html






TERIMAKASIH SUDAH BERKUNJUNG KE BLOG INI, SEMOGA ARTIKEL INI MENAMBAH WAWASAN & MEMBERIKAN MANFAAT BAGI KITA SEMUA YANG MEMBACANYA...JANGAN LUPA UNTUK SELALU BERKUNJUNG KEMBALI...KARENA MASIH BANYAK ARTIKEL MENARIK LAINNYA YANG MENUNGGU UNTUK DIBACA OLEH PARA SOBAT SEMUA.

SELURUH ISI DARI BLOG INI BOLEH DI COPY-PASTE/DISEBARLUASKAN DENGAN SYARAT MENCANTUMKAN LINK SUMBER DARI BLOG INI. THANKS... !
 




 

ARTIKEL TERKAIT :

Comments
0 Comments

Tidak ada komentar:

Posting Komentar