Selasa, 31 Desember 2013

Ternyata Para Koruptor Hidup Nikmat di Penjara, Uang Tetap Berkuasa!

Bagikan Artikel Ini :
Di rumah tahanan khusus kaum hawa Pondok Bambu, Jakarta Timur, narapidana kasus korupsi memang terlihat berbeda dengan lainnya. Salah satunya adalah Angelina Sondakh.

 
Gayanya masih terlihat modis. Dengan rambut pendek dan baju lengan panjang hitam dipadu celana jins biru tanpa menggunakan rompi berwarna oranye khas tahanan untuk waktu kunjungan. Mantan Putri Indonesia 2003 itu asyik berbincang dengan ayahnya, Lucky Sondakh, dan pujaan hati, Brotoseno.

Adegan itu terjadi di sebuah aula lumayan besar, seluas 10x100 meter persegi. Bangku kayu panjang berjejeran menjadi tempat bertemu tahanan dan pembesuk. Di sana juga terdapat sebuah panggung mini.
 
"Memang aula ini biasa dipakai sipir untuk ada acara apa saja dan hari biasa dipakai untuk kunjungan," kata MT salah satu tahanan wanita kasus pencurian kepada merdeka.com di lokasi, Jumat pekan lalu.
 
Matanya masih sembab, Angie masih terlihat menangis sesenggukan saat berbincang di bangku panjang urutan ke enam dari pintu masuk ruang aula. Ayahnya memberikan semangat. Usapan air mata coba diberikan Brotoseno duduk persis di sampingnya. 
 
Masih di ruangan sama, narapidana kasus Xenia maut Afriyani memakai kaus putih dibalut rompi oranye khusus tahanan memeluk erat ayahnya.
 
Bertepatan dengan hari libur Natal dan tahun baru, pengunjung memang membludak. Keluarga tahanan tidak kebagian tempat duduk di aula bisa duduk lesehan dalam tenda di lapangan seluas 6x9 meter persegi dilengkapi pernak pernik Natal di langit langit tenda. Suasana saling melepas rindu memang tak terelakkan. Bagi pasangan suami istri, saling bercumbu atau berpelukan di depan umum merupakan hal lumrah.
 
Untuk kamar blok tahanan terdapat di sisi barat. Angie, sapaan akrab Angelina Sondakh, mendekam di blok c. Dia memang dikenal banyak mempunyai asisten berasal dari para tahanan. 
 
Tamping (tahanan pendamping) sebutan bagi tahanan menjadi pekerja di dalam rutan. Biasanya para tamping menjadi tukang cuci pakaian, pekerja salon, penjaga kantin, petugas kunjungan, atau membantu pekerjaan sipir. "Angie punya dua tamping biasa bantuin dia sehari-hari," ujar MT.
 
Untuk mendaftar menjadi tamping, para tahanan harus merogoh fulus Rp 500 ribu sampai Rp 1 juta. Namun itu sebanding dengan pendapatan bulanan mereka. Biasanya untuk memakai jasa tamping ada negosiasi gaji bulanan. "Kita harus daftar dulu ke pihak lapas. Tapi nanti kita bisa balik modal dari gajian per bulannya, hitung hitung hilangin bosan plus dapat uang lagi," ujar terpidana narkotik, RT, saat sibuk memberi nomor antrean pengunjung tahanan.
 
Menurut RT, terpidana kasus penggelapan uang Melindaa Dee mempunyai hobi merawat tubuh sintalnya. Malahan perempuan cantik itu hampir setiap hari tak pernah absen memanjakan diri dengan lulur dan fasial. 
 
Lain lagi dengan terpidana suap cek pelawat, Nunun Nurbaetie. Dia terkenal sombong. Para tahanan lain tak pernah berbaur dengan dia. "Wah, kalau ibu Nunun memang dikenal eksklusif sejak pertama masuk. Tampingnya saja bisa sampai lima, khusus buat kebutuhan dia satu satu," ujar RT.
 
Teranyar, terdakwa suap kasus pemilihan bupati Lebak, Banten, Ratu Atut Choisiyah. Dia masih mendekam di sel karantina bersama 16 tahanan lainnya. RT mengatakan Atut masih belum bisa menerima kenyataan. Orang nomor satu di Banten itu masih sering melamun. Dia memiliki dua tamping.
 
Setengah jam kemudian, suara azan Jumat berkumandang. Waktu kunjungan pertama dihentikan. Hampir semua pengunjung bergegas ke pintu keluar diikuti tahanan enggan melepas orang-orang terkasih mereka.
 
Dari ruang aula Angie dengan tas kecil bermerek Adidas masih dikaitkan ke lengannya mengantar ayahnya, Lucky Sondakh, hingga pintu keluar aula. Mantan wakil rakyat ini lantas berjalan sendirian menuju lorong blok tahanan.
 
Penjara ternyata tidak sama memperlakukan penghuninya. Uang tetap berkuasa.
sumber:http://id.berita.yahoo.com/tingkah-koruptor-dalam-penjara-kaum-hawa-205343238.html







 

ARTIKEL TERKAIT :

Comments
0 Comments

Tidak ada komentar:

Posting Komentar