Senin, 24 Maret 2014

Benarkah Malaysia Airlines MH370 Terlilit di Pusaran Roaring Forties?

Bagikan Artikel Ini :
Proses pencarian pesawat Malaysia Airlines yang hilang sejak dua pekan lalu masih terus dilakukan hingga hari ini.  Kini, pencarian oleh belasan negara dipusatkan di daerah baru yang disebut Roaring Forties, yang terletak di Samudra Hindia bagian selatan. Lokasi yang terletak sekitar 1.600 kilometer barat daya Perth, Australia, itu pun disebut-sebut sebagai salah satu lokasi yang paling sulit diakses. 


Dilansir Washington Post, Sabtu, 22 Maret 2014, istilah Roaring Forties diperkenalkan oleh para pelaut yang sudah akrab dengan ekspedisi lautan. Kata "Roaring" merujuk pada embusan angin barat yang sangat kuat hingga menimbulkan gemuruh kencang. Sedangkan istilah "Forties" mengacu pada lokasi daerah yang disesuaikan dengan garis lintang selatan, yakni terletak mulai di 40 derajat.

Angin kencang pun kerap terjadi di kawasan itu karena perubahan cuaca yang bisa terjadi dengan cepat. Hal itu disebabkan lokasinya yang berada di zona transisi antara daerah subtropis yang tenang dan pusaran hawa dingin di sekitar Kutub Selatan. Tidak adanya gunung maupun daratan lain membuat angin bisa bertiup kencang dengan mulus, sehingga kecepatannya bisa menjadi yang tercepat di dunia.

Matthew England, peneliti perubahan iklim dari University of New South Wales, Sydney, mengatakan keberadaan Roaring Forties dulunya amat membantu para pengusaha ekspedisi. Kebedaraan angin kencang kerap menjadi pertanda bagi navigator kapal untuk mengetahui keberadaan mereka di Samudra Hindia. Lokasi itu pun menjadi rute navigasi populer dari Afrika menuju Australia.

Hanya saja, dia memperingatkan bahwa arus yang berada di kawasan itu cukup cepat dan rumit untuk diprediksi. Soalnya, kontur dasar laut di daerah Roaring Fortis terdiri atas banyak bukit dan tebing yang mempengaruhi arus laut. Keberadaan "bukit dan tebing" laut membuat lautan itu menjadi berbahaya karena seperti arus yang hidup. »Itu merupakan kawasan yang banyak pusaran airnya,” kata England.

Untuk proses pencarian pesawat Malaysia Airlines, daerah itu bisa dijangkau menggunakan pesawat terbang. Perjalanan oleh tim pencari pun akan memakan waktu delapan jam bolak-balik Perth-Roaring Forties-Perth. Kondisi itu membuat tim cuma memiliki waktu dua jam melakukan pencarian di perairan tersebut. 

England mengatakan pencarian yang dilakukan sejak Kamis, 19 Maret 2014, bakal semakin sulit. Sebab, angin kencang berembus di kawasan tersebut pada setiap akhir pekan. Kondisi demikian bakal menghasilkan hujan lebat dan ombak setinggi 30 kaki yang membuat jarak pandang terbatas. Cuaca seperti itu, kata dia, akan membuat pesawat rentan terkena turbulensi. Dia juga tidak yakin puing pesawat yang sempat terlihat sebelumnya masih berada di posisi yang sama dalam kondisi demikian.
sumber:http://id.berita.yahoo.com/mh370-terlilit-di-pusaran-roaring-forties-031623345.html











 

ARTIKEL TERKAIT :

Comments
0 Comments

Tidak ada komentar:

Posting Komentar