Senin, 23 Juni 2014

Haesindang Taman Unik yang Dipenuhi Dengan Patung Kelamin Pria

Bagikan Artikel Ini :
Samcheok Haesindang Park atau Taman Haesindang adalah taman yang terletak di pesisir timur Korea Selatan, tepatnya di kota Sinnam, sekitar 20 kilometer dari Samcheok, Provinsi Gangwon. Satu hal yang membuat taman ini jadi perbincangan banyak orang adalah puluhan patung penis yang tersebar di seluruh area taman. Sampai-sampai taman ini lebih dikenal oleh warga Korea Selatan dengan nama 'taman penis'. Di taman ini memang tersebar 50 patung berbentuk kelamin pria dengan berbagai bahan, ukuran, dan tema.


Asal-usul patung puluhan patung kelamin di tempat ini berkaitan dengan legenda tragis mengenai pasangan di zaman dulu yang bernama Auebawi dan Haesindang. Alkisah Auebawi ditinggalkan oleh tunangannya yang seorang nelayan untuk pergi berlayar. Sang kekasih berjanji untuk segera kembali, sehingga Auebawi setia menantinya di atas sebuah batu besar yang menghadap ke laut. Tetapi ternyata kekasihnya, Haesindang tak kunjung kembali karena terjebak badai. Akhirnya Auebawi meninggal tanpa sempat bertemu dengan kekasihnya itu. Konon arwahnya yang masih penasaran membalas dendam pada penduduk kampung nelayan dengan cara menyembunyikan ikan-ikan di laut sekitar desa, sehingga mata pencaharian penduduk pun terganggu.
 
Suatu hari seorang nelayan yang sedang mabuk, dengan marah dan frustrasi karena tak kunjung mendapatkan tangkapan mengencingi air laut di dekat batu tempat kematian Auebawi. Entah bagaimana beberapa hari kemudian ikan-ikan mulai bermunculan. Menganggap ini sebagai pertanda, kemudian penduduk kampung nelayan membuat banyak sekali patung kelamin pria untuk Auebawi yang masih perawan sampai hari kematiannya. 
 

Dan konon cara ini memang membuat ikan-ikan kembali dan mereka bisa melanjutkan usaha penangkapan ikan lagi.Versi lain dari legenda ini bercerita tentang Auebawi dan Haesindang, sepasang suami istri yang berperahu berdua untuk mencari rumput laut. Kemudian sang suami, Haesindang meninggalkan Auebawi di atas sebuah batu untuk memanen rumput laut. Ia berjanji untuk menjemput kembali sang istri jika pekerjaannya sudah selesai. Tetapi sebelum Haesindang kembali, tiba-tiba laut berubah ganas, dengan ombak besar yang akhirnya menenggelamkan Auebawi. Konon ikan-ikan yang mendadak hilang dari laut sekitar pulau adalah bentuk pembalasan Auebawi terhadap suaminya yang membiarkan ia mati tenggelam di laut. Dan batu di mana Auebawi sekarang dikenal dengan nama Batu Auebawi.
 

Tak ada yang bisa memastikan kebenaran cerita ini. Tetapi di salah satu sudut pulau memang terdapat sebuah kuil pemujaan kecil dengan lukisan seorang wanita muda mengenakan pakaian tradisional yang kemungkinan besar adalah Auebawi. Dan yang pasti, tradisi penduduk desa nelayan menempatkan patung penis di seluruh pulau ini masih terus berlanjut, hingga akhirnya para seniman pun ikut menyumbangkan 'kreasi penis' unik buatan mereka.

Selain patung-patung unik di sana, di Taman Haesindang juga ada sebuah museum bernama Village Folk Museum yang menginformasikan riwayat desa nelayan di pulau tersebut.
sumber:http://www.merdeka.com/gaya/haesindang-taman-bertabur-patung-kelamin-untuk-penenang-arwah.html





 

ARTIKEL TERKAIT :

Comments
0 Comments

Tidak ada komentar:

Posting Komentar