Mengenal sang istri sejak di bangku SMA membuat Yosias Kadun
dan Denok Ahadiyanti bertaut hati dan kemudian mengikat janji didalam
sebuah pernikahan. Awal yang manis menghiasi rumah tangga baru mereka.
Namun berbagai masalah setelah itu datang dan muncul. Terutama dari sang
suami yang jatuh dalam kehidupan malam dan sex bebas.
Pekerjaanya sebagai bendahara, membuat Yosias gampang mengeluarkan uang kantornya untuk para wanita simpanan usai berkencan dengannya. Dengan uang tersebut Yosias berani untuk mengontrak sebuah rumah baru untuk wanita simpanannya, yang lokasinya dekat dengan rumah istri sah-nya. Yosias pun semakin jatuh terjerumus dalam dosa perzinahan. Ketika wanita simpanan telah menguasai dirinya, istrinyapun dilupakan.
Seringkali pertengkaran terjadi karena sang istri terus menanyai Yosias yang pulang malam mabuk-mabukan. Bahkan pukulan dan tamparan sering mendarat dipipi sang istri. Bahkan di usia kehamilan yang telah mencapai lima bulan, sang istri tidak sengaja melihat dan memergoki sang suami bersama dengan wanita simpanannya di sebuah angkot. Bukan meminta maaf, Yosias malah memarahi sang istri dan memaksanya untuk turun dari angkot. Usai peristiwa tersebut sang istripun pergi kerumah orangtua untuk menenangkan diri dan berdoa.
Tingkah Yosias semakin brutal. Suatu ketika dirinya mabuk dan pulang pada sore hari kemudian memukuli sang istri
dan menendang perut tanpa alasan yang jelas. Hingga sebuah kejadian
terjadi tanpa dikira, Yosias terjatuh dan pingsan. Pada saat itulah
Yosias mengakui dirinya teringat akan masa lalu yang kelam, dimana sang
ayah bertindak keras dan kasar pada dirinya. Disaat itulah sang istri berdoa memohon keajaiban kepada Tuhan.
"Puji
Tuhan waktu saya imani begitu, langsung dia duduk dan malu, tapi dia
sadar tadi dia mau bunuh saya tapi kok yang mau mati malah dia," ungkap
sang istri.
Hingga
suatu hari seorang kerabat berkunjung ke rumah Yosias untuk mengajaknya
ke sebuah ibadah. Pada awalnya Yosias enggan untuk mengikuti, namun
suatu ketika dirinya tersadar dan berkeinginan untuk pergi ke ibadah
tersebut. Maka berangkatlah Yosias ke ibadah tersebut dan mendapat
pengalaman yang begitu memberkati.
"Disitu disentil sekali bahwa saya adalah seorang bapak, seorang kepala rumah tangga, tidak memperhatikan istri
dan anak dengan baik, sehingga pada materi Hati Bapa itu begitu
menyentuh hati saya, sehingga saya menangis ditempat, dan ketika
ditantang untuk maju (altar call) saya memberanikan diri dan kemudian menerima pertobatan,"
Ketika dirumah Yosias pun menemui sang istri
untuk menceritakan pengalamannya yang baru di ibadah tersebut dan
kemudian meminta maaf terhadap segala hal yang berkaitan dengan tindakan
menyimpanganya di masa lalu. Sang istri pun memaafkannya dan hidup Yosias pun dipulihkan, berubah dan hidup penuh dengan kebenaran.
"Sekarang ini saya dan istri
telah melayani dengan baik di sebuah jemaat. Yesus segala-galanya,
Tuhan bebar-benar baik bagi saya sehingga sampai hari ini saya bisa
mengalami hidup penuh dengan berkat,"
disadur dari : http://www.jawaban.com