Proses pencarian pesawat Malaysia Airlines yang hilang sejak dua
pekan lalu masih terus dilakukan hingga hari ini. Kini, pencarian oleh
belasan negara dipusatkan di daerah baru yang disebut Roaring Forties,
yang terletak di Samudra Hindia bagian selatan. Lokasi yang terletak sekitar
1.600 kilometer barat daya Perth, Australia, itu pun disebut-sebut sebagai
salah satu lokasi yang paling sulit diakses.
Dilansir Washington Post, Sabtu, 22 Maret 2014, istilah Roaring Forties
diperkenalkan oleh para pelaut yang sudah akrab dengan ekspedisi lautan. Kata
"Roaring" merujuk pada embusan angin barat yang sangat kuat hingga
menimbulkan gemuruh kencang. Sedangkan istilah "Forties" mengacu pada
lokasi daerah yang disesuaikan dengan garis lintang selatan, yakni terletak
mulai di 40 derajat.
Angin kencang pun kerap terjadi di kawasan itu karena perubahan cuaca yang
bisa terjadi dengan cepat. Hal itu disebabkan lokasinya yang berada di zona
transisi antara daerah subtropis yang tenang dan pusaran hawa dingin di sekitar
Kutub Selatan. Tidak adanya gunung maupun daratan lain membuat angin bisa
bertiup kencang dengan mulus, sehingga kecepatannya bisa menjadi yang tercepat
di dunia.
Matthew England, peneliti perubahan iklim dari University of New South
Wales, Sydney, mengatakan keberadaan Roaring Forties dulunya amat membantu
para pengusaha ekspedisi. Kebedaraan angin kencang kerap menjadi pertanda bagi
navigator kapal untuk mengetahui keberadaan mereka di Samudra Hindia. Lokasi
itu pun menjadi rute navigasi populer dari Afrika menuju Australia.
Hanya saja, dia memperingatkan bahwa arus yang berada di kawasan itu cukup
cepat dan rumit untuk diprediksi. Soalnya, kontur dasar laut di daerah Roaring
Fortis terdiri atas banyak bukit dan tebing yang mempengaruhi arus laut.
Keberadaan "bukit dan tebing" laut membuat lautan itu menjadi
berbahaya karena seperti arus yang hidup. »Itu merupakan kawasan yang banyak
pusaran airnya,” kata England.
Untuk proses pencarian pesawat Malaysia Airlines, daerah itu bisa dijangkau
menggunakan pesawat terbang. Perjalanan oleh tim pencari pun akan memakan waktu
delapan jam bolak-balik Perth-Roaring Forties-Perth. Kondisi itu membuat tim
cuma memiliki waktu dua jam melakukan pencarian di perairan tersebut.
England mengatakan pencarian yang dilakukan sejak Kamis, 19 Maret 2014,
bakal semakin sulit. Sebab, angin kencang berembus di kawasan tersebut
pada setiap akhir pekan. Kondisi demikian bakal menghasilkan hujan lebat dan
ombak setinggi 30 kaki yang membuat jarak pandang terbatas. Cuaca seperti itu,
kata dia, akan membuat pesawat rentan terkena turbulensi. Dia juga tidak yakin
puing pesawat yang sempat terlihat sebelumnya masih berada di posisi yang sama
dalam kondisi demikian.
sumber:http://id.berita.yahoo.com/mh370-terlilit-di-pusaran-roaring-forties-031623345.html