Bagi negara-negara Barat, minuman beralkohol bisa dikonsumsi
untuk menghangatakan badan di udara yang dingin. Tapi kebiasaan ini tentu saja
tidak bisa disamakan dengan negara-negara Timur, apalagi Indonesia.
Karena itulah, lama-kelamaan fungsi minuman beralkohol dianggap sebagai
bagian gaya hidup di kalangan tertentu. DR. Tb. Rachmat Sentika, staf ahli
Menteri Koordinator bidang kesejahteraan Rakyat Republik Indonesia
mengungkapkan adanya dampak buruk dari kebiasaan minum minuman beralkohol.
“Setiap minuman beralkohol memiliki kandungan alkohol yang berbeda-beda.
Kebanyakan minuman beralkohol memiliki kandungan alkohol di atas 5persen.
Jumlah ini sudah cukup tinggi dan berbahaya.” Jelas dr. Rachmat. Menurutnya,
kandungan alkohol sejumlah 5% merupakan batas maksimal kemampuan organ hati.
Jika di atas 5%, peminum beresiko mengalami kecanduan, teler, bahkan
kerusakan hati. Kerusakan hati merupakan penyakit berjangka panjang dimana
terjadi kegagalan fungsi hati. Bahkan kerusakan hati juga dapat berkembang
menjadi penyakit hati.
sumber:yahoo.com