Misteri hilangnya pesawat Malaysian Airlines dengan nomor penerbangan MH 370
menjadi bahasan yang ramai dibicarakan sejak kemarin. Bagaimana mungkin sebuah
pesawat besar bisa menghilang dari pantauan radar dan air traffic controller
(ATC) selama lebih dari 24 jam?
Berbagai kemungkinan pun muncul dan menjadi topik berita di media seluruh
dunia. Ada yang mengatakan pesawat tersebut crashed dan mendarat di laut. Ada
pula yang menyebut kemungkinan pembajakan di dalam pesawat. Semuanya masih
menjadi misteri dan tentunya dengan semakin lama ditemukannya badan pesawat,
maka semakin banyak pula rumor yang beredar.
Saya sendiri merasa ada yang aneh dengan hilangnya pesawat tersebut. Namun
demikian, saya mencoba menganalisa berbagai kemungkinan yang menyeruak di
berbagai media massa mengenai misteri tersebut. Berikut adalah beberapa
kemungkinan hilangnya pesawat MH 370 dan pengamatan saya mengenai kemungkinan
tersebut.
a. Pesawat Crash di Laut
Ini adalah salah satu kemungkinan yang paling ramai dibicarakan saat berita
tentang hilangnya pesawat MH 370 muncul di media massa. Apalagi sejak Vietnam
mengabarkan bahwa pesawat tersebut terakhir kali terlihat di wilayah perairan
dekat Pulau Ton Chu, Vietnam. Makin ramai ketika media ramai-ramai memberitakan
tumpahan minyak yang diduga bahan bakar pesawat di sekitar area pencarian di
Laut Cina Selatan. Meski begitu pihak Malaysian Airlines masih belum bisa
mengonfirmasi klaim tersebut karena belum ditemukannya puing pesawat.
Banyak banget yang berspekulasi mengenai pesawat jatuh ke dalam laut, karena
hilangnya pesawat sebesar itu tanpa jejak memang sulit diterima akal pikiran.
Saya sendiri tidak mengerti kok bisa pesawat triple seven yang dikenal sebagai
salah satu tipe pesawat dengan keamanan paling baik kok bisa menghilang begitu
aja. Apalagi selama nyaris dua dekade terbang sejak diluncurkan tahun 1995,
Boeing 777 nyaris ga pernah kecelakaan, kecuali tragedi Asiana Airlines di San
Fransisco, Juli 2013 lalu dan sekarang pesawat MH 370 yang udah menghilang
lebih dari 24 jam ini.
Kalopun MH 370 mengalami crash dan berakhir di laut, seharusnya bisa
ditemukan jejaknya. Sebab di dalam pesawat terdapat ELT (emergency locator
transmitter) yang memancarkan distress signal (tanda bahaya) begitu pesawat
mendarat di laut.
Oke, taruhlah ELT tersebut rusak atau tidak berfungsi sehingga tidak bisa
mengirimkan sinyal. Tapi itu pun tetap janggal, karena di dalam pesawat tidak
mungkin hanya terdapat satu unit ELT. Saya tidak tahu persis ada berapa jumlah
ELT dalam pesawat 777 – 200, namun untuk tipe 737, 747, dan 767 terdapat 2 buah
ELT dan seharusnya nggak jauh berbeda dengan pesawat MH 370 yang hilang.
Kalaupun ada ELT yang rusak, seharusnya diganti atau pesawat dinyatakan tidak
layak terbang. ELT dan beragam safety and emergency equipment lainnya
yang ada di dalam pesawat pasti diperiksa terlebih dahulu oleh cabin crew
sebelum boarding.
Kalaupun pesawat crash di darat, sangat aneh bila tidak ditemukan
puing-puingnya. Dan bila ada crash, pasti ada impact. Masa sih bisa nggak
keliatan ada ledakan atau penumpang yang berlarian keluar menyelamatkan diri
dari pesawat tersebut? Nggak peduli di manapun pesawat tersebut mendarat akibat
crash, pastilah keberadaannya tertangkap oleh radar militer atau ATC di manapun
lokasi terakhirnya diketahui.
b. Pesawat Dibajak oleh Teroris
Ini adalah salah satu dugaan yang muncul ketika banyak media memberitakan
tentang dua penumpang mencurigakan yang menumpang pesawat tersebut dengan
paspor curian dan data diri palsu. Diberitakan bahwa seorang warga negara
Italia dan seorang warga negara Austria melaporkan ke pihak berwajib dan media
bahwa mereka tidak termasuk dalam daftar korban seperti yang ramai diberitakan.
Keduanya pun mengabarkan pada keluarga mereka agar tidak khawatir mengenai
keselamatan mereka, sebab mereka tidak berada dalam pesawat yang hilang
tersebut. Pesawat hilang tanpa jejak, dua penumpang dengan paspor curian, dan
tidak ditemukannya puing pesawat yang mengindikasikan kecelakaan membuat banyak
orang mengira ini adalah aksi terorisme.
Bukan hal yang mustahil dugaan tersebut, tapi perlu diingat bahwa membajak
pesawat juga bukan hal yang mudah. Dan tentunya untuk melakukan kejahatan luar
biasa yang lebih berpotensi pada kecelakaan maut tersebut, sang teroris (or
should I say, kelompok teroris? Karena untuk membajak pesawat sebesar itu
pastinya dibutuhkan lebih dari seorang pelaku untuk merancang dan menjalankan
aksi teror) pastinya memiliki motif dan rencana yang kuat.
Pesawat MH 370 sudah lebih dari 24 jam menghilang tanpa jejak dengan bahan
bakar yang hanya cukup untuk terbang selama 7,5 jam. Apakah mungkin teroris
beraksi untuk membajak pesawat tanpa mengklaim tindakan tersebut? Teror
diciptakan untuk membuat sasarannya takut dan mengalami trauma. Dan sejauh
pengamatan saya, pelaku teror biasanya mengumumkan maksud tindakan mereka
melakukan pembajakan tersebut. Tentu saja untuk melihat reaksi ketakutan orang,
badan, atau negara yang jadi sasaran teror mereka.
Lagipula, kalau memang benar ada aksi pembajakan di dalam pesawat, bukankah
seharusnya salah satu dari 12 cabin crew yang bertugas sempat memberikan sinyal
kepada flight crew? Bila flight crew menerima sinyal, maka cockpit akan
mengunci dirinya secara otomatis dari dalam dan mengirimkan sinyal meminta
bantuan lewat radio. Sementara sejak komunikasi terakhir dari cockpit hingga
pesawat dinyatakan hilang dan gagal mendarat, tidak ada satu pun tanda bahaya
yang dikirimkan oleh cockpit crew.
Beberapa orang di Twitter berspekulasi bahwa pesawat bisa jadi mendarat di
bandara lama yang tidak terpakai atau bahkan di daratan yang tidak terdeteksi.
Ini logika yang agak aneh. Sekalipun cockpit memutuskan komunikasi dengan
sengaja dan tidak melaporkan keberadaan pesawat terakhir kepada ATC, apakah
mendaratkan pesawat sebesar itu mungkin dilakukan? Sebab untuk melakukan
pendaratan, flight crew harus melapor untuk mendapatkan clear altitude
(ketinggian yang aman) sehingga pesawat terhindar dari tabrakan dengan pesawat
lain yang terbang di ketinggian yang sama.
Juga untuk mendaratkan pesawat, pilot harus memperhitungkan luas runway
(landasan), apakah cukup memadai untuk melakukan pendaratan. Katakanlah pesawat
berhasil mendarat di suatu tempat, apakah masuk akal nggak ada satu pun radar
militer yang menangkap sinyalnya? Pesawat atau benda asing apapun di udara
pasti tertangkap pergerakannya oleh radar militer yang dimiliki oleh semua
negara di dunia.
Dua spekulasi di atas adalah rumor yang menyeruak setelah hilangnya MH 370
ramai diberitakan. Saya membahas ini di blog karena terlalu banyak rumor yang
beredar tanpa dasar pengetahuan yang jelas. Apapun yang terjadi pada MH 370,
saya yakin kejadiannya sangat cepat, tidak diduga, bersifat sangat serius dan
membuat flight crew maupun cabin crew tidak punya pilihan atau sempat
mengirimkan sinyal tanda bahaya. Mudah-mudahan saja pesawatnya segera ditemukan
dan meski banyak pihak mengklaim kecil kemungkinannya, semoga ada penumpang dan
kru yang selamat.
Bagi seluruh cabin crew maupun flight crew, mari jadikan peristiwa ini
pengingat supaya kita selalu belajar dan mempersiapkan diri untuk segala
kemungkinan dalam tiap penerbangan.
Safe flight wherever you are flying today,
guys!
sumber:http://luar-negeri.kompasiana.com/2014/03/10/mengenai-spekulasi-hilangnya-pesawat-mh-370-637340.html