Samcheok Haesindang Park atau Taman
Haesindang adalah taman yang terletak di pesisir timur Korea Selatan, tepatnya
di kota Sinnam, sekitar 20 kilometer dari Samcheok, Provinsi Gangwon. Satu hal
yang membuat taman ini jadi perbincangan banyak orang adalah puluhan patung
penis yang tersebar di seluruh area taman. Sampai-sampai taman ini lebih
dikenal oleh warga Korea Selatan dengan nama 'taman penis'. Di taman ini memang
tersebar 50 patung berbentuk kelamin pria dengan berbagai bahan, ukuran, dan
tema.
Asal-usul patung puluhan patung
kelamin di tempat ini berkaitan dengan legenda tragis mengenai pasangan di
zaman dulu yang bernama Auebawi dan Haesindang. Alkisah Auebawi ditinggalkan
oleh tunangannya yang seorang nelayan untuk pergi berlayar. Sang kekasih
berjanji untuk segera kembali, sehingga Auebawi setia menantinya di atas sebuah
batu besar yang menghadap ke laut. Tetapi ternyata kekasihnya, Haesindang tak
kunjung kembali karena terjebak badai. Akhirnya Auebawi meninggal tanpa sempat
bertemu dengan kekasihnya itu. Konon arwahnya yang masih penasaran membalas
dendam pada penduduk kampung nelayan dengan cara menyembunyikan ikan-ikan di
laut sekitar desa, sehingga mata pencaharian penduduk pun terganggu.
Suatu hari seorang nelayan yang
sedang mabuk, dengan marah dan frustrasi karena tak kunjung mendapatkan
tangkapan mengencingi air laut di dekat batu tempat kematian Auebawi. Entah
bagaimana beberapa hari kemudian ikan-ikan mulai bermunculan. Menganggap ini
sebagai pertanda, kemudian penduduk kampung nelayan membuat banyak sekali
patung kelamin pria untuk Auebawi yang masih perawan sampai hari kematiannya.
Dan konon cara ini memang membuat ikan-ikan kembali dan mereka bisa melanjutkan
usaha penangkapan ikan lagi.Versi lain dari legenda ini bercerita tentang
Auebawi dan Haesindang, sepasang suami istri yang berperahu berdua untuk
mencari rumput laut. Kemudian sang suami, Haesindang meninggalkan Auebawi di
atas sebuah batu untuk memanen rumput laut. Ia berjanji untuk menjemput kembali
sang istri jika pekerjaannya sudah selesai. Tetapi sebelum Haesindang kembali,
tiba-tiba laut berubah ganas, dengan ombak besar yang akhirnya menenggelamkan
Auebawi. Konon ikan-ikan yang mendadak hilang dari laut sekitar pulau adalah
bentuk pembalasan Auebawi terhadap suaminya yang membiarkan ia mati tenggelam
di laut. Dan batu di mana Auebawi sekarang dikenal dengan nama Batu Auebawi.
Tak ada yang bisa memastikan
kebenaran cerita ini. Tetapi di salah satu sudut pulau memang terdapat sebuah
kuil pemujaan kecil dengan lukisan seorang wanita muda mengenakan pakaian
tradisional yang kemungkinan besar adalah Auebawi. Dan yang pasti, tradisi
penduduk desa nelayan menempatkan patung penis di seluruh pulau ini masih terus
berlanjut, hingga akhirnya para seniman pun ikut menyumbangkan 'kreasi penis'
unik buatan mereka.
Selain patung-patung unik di sana,
di Taman Haesindang juga ada sebuah museum bernama Village Folk Museum yang
menginformasikan riwayat desa nelayan di pulau tersebut.
sumber:http://www.merdeka.com/gaya/haesindang-taman-bertabur-patung-kelamin-untuk-penenang-arwah.html