Eric Aniva dijuluki 'hyena'.
Pria Malawi itu kerap melakukan hubungan seksual dengan anak-anak, janda, atau
perempuan menikah yang tak kunjung hamil. Uniknya, ia mendapat bayaran untuk
itu.
Di sebuah desa terpencil di
daratan Afrika itu, ada sebuah tradisi yang mewajibkan remaja putri untuk
melakukan hubungan seksual dengan seorang pria bayaran, setelah mengalami
menstruasi pertama.
Bahkan ada yang baru berusia
12 tahun saat melakukan 'ritual pembersihan' yang diyakini sebagai tolak bala
itu.
Tak hanya tradisi itu yang
mengerikan bagi para gadis muda -- yang tak kuasa menolak karena takut
mendatangkan malapetaka bagi keluarga atau desa. Yang mengerikan, Aniva
ternyata positif HIV, sesuatu yang tak pernah ia akui pada para 'pengguna
jasanya'. Kini, pria tersebut harus menuai ganjaran.
Seperti dikutip dari BBC, Rabu
(27/7/2016), atas perintah Presiden Peter Mutharika, Aniva ditangkap.
Presiden Malawi mengatakan,
polisi harus menyelidiki dan memperkarakannya dalam kasus penyebaran penyakit
yang diduga telah diakuinya.
"Sementara kita harus
mengampanyekan nilai budaya yang positif pada anak-anak, presiden mengatakan
bahwa kebiasaan dan praktik tradisional yang berbahaya tak lagi bisa diterima di
negara ini," kata juru bicara kepresidenan, Mgeme Kalilani dalam sebuah
pernyataan.
Aniva, dia menambahkan, akan
menjalani investigasi lebih mendalam atas dugaan menularkan HIV pada para gadis
muda.
Presiden juga memerintahkan
semua orang yang terlibat, termasuk orangtua para gadis yang 'mengumpankan'
anak mereka pada Aniva, harus dimintai pertanggungjawaban.
"Semua orang yang
terlibat dalam malpraktik ini harus bertanggung jawab, karena menjadikan
anak-anak dan perempuan sebagai korban dalam kejahatan keji itu," demikian
ujar pernyataan tersebut.
"Praktik-praktik
mengerikan, meski dilakukan segelintir orang, telah mencoreng citra seluruh
bangsa Malawi di dunia internasional dan membuat malu kita semua."Pada
tahun lalu, Malawi melarang pernikahan dini di kalangan anak-anak, dengan cara
meningkatkan batasan usia perkawinan dari 15 ke 18 tahun. Sejumlah aktivis
berharap, itu bisa mengakhiri inisiasi seksual pada para bocah cilik di negara
tersebut.
Sebelumnya, kepada BBC, Aniva
berencana berhenti ikut serta dalam praktik pembersihan tersebut.
Meniduri 104 Perempuan
Aniva mengaku pernah
berhubungan seksual dengan setidaknya 104 perempuan -- ia lupa jumlah
persisnya. "Kebanyakan adalah remaja, siswi sekolah," kata dia kepada
BBC.
"Beberapa remaja itu
masih berusia 12 atau 13 tahun, tapi saya lebih menyenangi yang lebih matang.
Semua wanita itu menikmati peran saya sebagai hyena."
Lelaki itu sesumbar bahwa
mereka yang pernah berhubungan seksual dengannya, membanggakan
'keperkasaannya'.Benarkah demikian? Tidak.
Seorang remaja bernama Maria
mengisahkan kepedihannya melakukan ritual yang sama sekali di luar
kehendaknya. "Tidak ada yang bisa
saya lakukan. Saya harus melakukannya demi orangtua saya," kata dia.
"Jika saya menolak, maka
anggota keluarga saya bisa terkena penyakit atau bahkan kematian, sehingga saya
takut. Mereka bilang semua teman wanita saya diwajibkan melakukan seks dengan
seorang hyena."
Menurut kebiasaan, hubungan
seks dengan hyena tidak boleh dilindungi dengan penggunaan kondom.
Kubu pendukung bersikeras
mempertahankan tradisi itu. Salah satunya Chrissie.
"Tidak ada yang salah dengan budaya kami.
Jika Anda lihat masyarakat sekarang, remaja-remaja perempuan tidak
bertanggungjawab.""Jadi kami harus melatih para remaja ini kelakuan
baik di kampung, supaya jangan melenceng, menjadi istri yang baik sehingga
suami mereka puas dan tidak ada hal buruk menimpa keluarga mereka."
Menurut para penjaga tradisi,
seorang hyena dipilih karena moral yang baik sehingga tidak bisa terifeksi
HIV/AIDS. Ternyata, anggapan mereka keliru belaka.
sumber:http://global.liputan6.com/read/2562088/dapat-uang-dari-ritual-seks-dengan-anak-anak-aniva-ditangkap?HouseAds=&campaign=FenomenaAneh_Global_STS3&p=1