Senin, 29 Oktober 2012

Periksa Diri Sendiri



"Ujilah dirimu sendiri, apakah kamu tetap tegak di dalam iman. Selidikilah dirimu! Apakah kamu tidak yakin akan dirimu, bahwa Kristus Yesus ada di dalam diri kamu? Sebab jika tidak demikian, kamu tidak tahan uji."
  2 Korintus 13:5

 Sikut menyikut antar politikus merupakan tontonan yang setiap hari bisa kita saksikan di televisi. Betapa mudahnya orang menyudutkan orang lain dan bertindak seolah-olah diri mereka paling bersih, paling jujur dan paling sempurna. Ini merupakan gambaran dari sikap manusia yang memang jauh lebih mudah untuk menunjuk orang lain ketimbang memeriksa diri sendiri. Padahal ketika kita menunjuk, satu jari menuju ke orang sementara ada tiga jari yang menuju ke diri kita sendiri bukan? Menilai keburukan orang lain itu sangat mudah. Yang sulit justru menilai diri sendiri. Ketika kita menilai keburukan orang lain, sudahkah kita memeriksa diri kita sendiri?


Mari kita lihat apa yang diingatkan oleh Paulus kepada jemaat di Korintus. Paulus berkata: "Ujilah dirimu sendiri, apakah kamu tetap tegak di dalam iman. Selidikilah dirimu! Apakah kamu tidak yakin akan dirimu, bahwa Kristus Yesus ada di dalam diri kamu? Sebab jika tidak demikian, kamu tidak tahan uji." (2 Korintus 13:5). Dari ayat ini kita bisa melihat bahwa kita seharusnya lebih memprioritaskan untuk menyelidiki diri kita sendiri terlebih dahulu ketimbang terburu-buru menilai apalagi menghakimi orang lain. Dalam kondisi fisik kita saja itu penting. Bayangkan bagaimana resikonya jika kita tidak pernah memeriksa kesehatan kita, tidak pernah berolahraga tapi terus membiarkan hal-hal yang merusak kesehatan kita bergantian masuk menghancurkan diri kita. Bisa dibayangkan betapa berbahayanya bukan? Apalagi jika kita mengacu kepada kondisi rohani kita. Bayangkan ada berapa banyak bahaya yang tidak tersaring apabila kita tidak pernah memperhatikan dengan seksama segala sesuatu yang masuk ke dalam diri kita. Ketika kita berani menguji atau memeriksa diri sendiri, itu artinya kita berani melihat segala sesuatu dari diri kita, yang baik maupun yang buruk. Itu artinya kita berani melihat kelemahan kita sendiri. Dengan mengetahui kelemahan kita, disitulah kita akan dapat mengambil langkah untuk melakukan perbaikan. Dan hasilnya jelas, daya tahan kita secara rohani akan lebih kuat, lebih tahan uji dibandingkan orang yang tidak pernah peduli terhadap keselamatan dirinya sendiri, terlebih orang yang hanya suka menilai kelemahan atau keburukan orang lain.

Yesus sendiri mengajarkan hal yang sama. "Mengapakah engkau melihat selumbar di mata saudaramu, sedangkan balok di dalam matamu tidak engkau ketahui?" (Matius 7:3). Bagaimana kita bisa menilai keburukan orang lain jika diri kita sendiri masih belum sempurna? Dan Yesus pun menyebut orang yang demikian sebagai orang yang munafik. "Hai orang munafik, keluarkanlah dahulu balok dari matamu, maka engkau akan melihat dengan jelas untuk mengeluarkan selumbar itu dari mata saudaramu." (ay 5). Kita harus berhati-hati dalam mengeluarkan perkataan mengenai orang lain, karena salah-salah kita akan terjebak kepada proses menghakimi yang akan merugikan diri kita sendiri. "Karena dengan penghakiman yang kamu pakai untuk menghakimi, kamu akan dihakimi dan ukuran yang kamu pakai untuk mengukur, akan diukurkan kepadamu." (ay 2).

Manusia memiliki kecenderungan untuk merasa lebih pandai untuk menilai orang lain ketimbang memeriksa dirinya sendiri. Oleh karena itulah kita harus benar-benar menjaga diri kita untuk tidak terjebak kepada perilaku seperti ini. Hal ini sungguh penting, begitu pentingnya bahkan Tuhan pun mau membantu kita untuk menyelidiki hati kita, seberapa banyak masalah yang masih bercokol disana yang bisa menghambat pertumbuhan iman kita. Firman Tuhan berkata "Aku, TUHAN, yang menyelidiki hati, yang menguji batin.." (Yeremia 17:10). Dan Daud pun pernah meminta Tuhan untuk menguji dan memeriksa dirinya. "Ujilah aku, ya TUHAN, dan cobalah aku; selidikilah batinku dan hatiku." (Mazmur 26:2). Dalam kesempatan lain ia berkata "Selidikilah aku, ya Allah, dan kenallah hatiku, ujilah aku dan kenallah pikiran-pikiranku; lihatlah, apakah jalanku serong, dan tuntunlah aku di jalan yang kekal!" (139:23-24). Daripada sibuk melihat keburukan orang lain, sebaiknya kita mau dengan segala kerendahan hati dan kejujuran memeriksa diri kita sendiri. Apabila kita masih menemukan hal-hal yang bisa menghambat pertumbuhan dan merusak kesehatan rohani di dalam diri kita, seharusnya kita dengan tulus mengakuinya dan membereskannya secepat mungkin agar hati kita tetap berada dalam kondisi sehat.
disadur dari : http://renungan-harian-online.blogspot.com/

Daripada sibuk mengumbar keburukan orang lain lebih baik memeriksa diri kita sendiri
Comments
0 Comments

Tidak ada komentar:

Posting Komentar