Direkam di Dental
Christian Fellowship, pada tanggal 24 November 2011, 8 bulan setelah dia
didiagnosa kanker.
Dibawah ini adalah
transkrip dari kesaksian Dr. Richard Teo, seorang miliuner dan dokter bedah
kosmetik berumur 40 tahun yang menderita kanker paru2 stadium 4, yang
disampaikannya pada pertemuan Dental Christian Fellowship. Ia ingin bersaksi
kepada kalian juga.
LATAR BELAKANG
Hai selamat pagi semua.
Suara saya agak sedikit serak akibat dari kemoterapi, jadi mohon sedikit
bersabar. Saya pikir saya akan memperkenalkan diri dulu. Nama saya Richard,
saya adalah teman Danny, yang mengundang saya kesini.
Saya mulai dengan
mengatakan bahwa saya adalah tipikal produk masyarakat dewasa ini. Sebelum ini,
saya membicarakan bagaimana media mempengaruhi kita, dll. Jadi saya potret dari
tipikal produk yang dikatakan oleh media2. Dari muda, saya selalu memiliki
impresi dan terpengaruh pandangan bahwa berbahagia,
artinya adalah menjadi sukses. Dan untuk menjadi sukses, adalah dengan menjadi kaya.
Jadi saya mengrahkan hidup saya dengan berpegangan pada moto ini.
Berasal dari keluarga
yang miskin, kembali ke masa2 dulu, saya memiliki jiwa berkompetisi yang
tinggi, baik dalam olahraga, pelajaran, kepemimpinan. Saya mau menang
disemuanya itu. Saya telah mengalaminya, melakukannya. Tapi pada akhirnya, ujung2nya semua adalah mengenai duit.
Jadi pada tahun2 terakhir
saya, ketika saya menjadi trainee di bagian ophthalmology, saya menjadi sangat
tidak sabaran, karena saya memiliki teman2 yang melakukan praktek pribadi,
menghasilkan uang sangat banyak. Sedangkan saya, mati langkah menjadi seorang
trainee.
Sehingga saya katakan,
“Cukup, sudah kelamaan”. Pada saat itu kebutuhan akan ahli di bidang kecantikan
sedang meledak. Saya yakin kalian masih ingat, pengobatan kecantikan memuncak
beberapa tahun lalu, dan saya melihat banyak uang disana. Sayapun kemudian
memutuskan, “Lupakan ophthalmology, saya akan melakukan perawatan kecantikan”.
Dan sayapun kemudian berpindah haluan.
Pada kenyataan, tidak ada
yang memandang kita sebelah mata dengan penghasilan rata2. Tidak. Mereka hanya
menganggap pahlawan jika melihat selebriti, politikus, orang kaya dan terkenal,
orang yang berhasil. Jadi saya juga ingin seperti itu. Saya pun langsung
mendalami bidang bedah plastic ini.
Masyarakat tidak mau
mengeluarkan uang meskipun saya melakukan hal2 luar biasa dulu. Semua biaya
diatas $30, mereka akan mengomel “Wah, dokter ini mahal sekali”. Mereka
bersungut-sungut dan tidak senang. Tetapi orang yang sama bersedia untuk
membayar $10,000 untuk liposuction. Jadi saya pikir “Baiklah, berhenti
menyembuhkan orang, saya akan menjadi ahli kecantikan saya; ahli kecantikan
dengan latar belakang medis”.
Maka itulah yang saya
lakukan – liposuction, pengencangan payudara, bedah alis mata, apa aja, semua
kami lakukan. Dan uangnya banyak sekali. Klinik saya, ketika saya mulai, masa
tunggu pasien diawali dengan 1 minggu, 1 bulan, menjadi 2 bulan, sampai 3 bulan
untuk bisa kami layani. Kebutuhan akan hal ini sedemikian besar sehingga
menimbulkan antrian sedemikian itu. Wanita2 malang – hidup mudah!
Jadi klinik saya
bertumbuh. Saya bangga sekali, dari 1 dokter, saya memperkerjakan 2, kemudian
3, kemudian 4 dokter dan terus bertambah. Tidak ada yang namanya cukup. Saya
ingin lebih dan lebih. Sehingga kemudian kami juga membuka di Indonesia untuk
melayani nyonya2 kaya disana. Kami membuka toko, membentuk team di Indonesia,
supaya semakin banyak pasien Indonesia yang datang.
Jadi semuanya berjalan
sangat baik. Saya disana! Waktu saya telah tiba!.
Sekitar bulan February
tahun lalu, saya berkata “OK, saya memiliki sangat banyak uang cash, sudah
saatnya memiliki Ferrari”. Saya siap untuk membeli satu. “OK! Sayapun memiliki
Ferrari”. Saya mencari tanah, bersama-sama berinvestasi dengan teman2 saya.
Saya memiliki teman seorang bankir yang memiliki penghasilan $5 juta setahun.
Jadi saya pikir “Yuk kita sama2 beli tanah dan membangun rumah kita disitu”
Saya sedang berada di
puncak, dan siap untuk menikmatinya. Pada saat yang sama, teman saya Danny
mulai kembali ke gereja. Mereka, bersama-sama dengan beberapa teman dekat saya
mulai ke gereja. Mereka mengatakan, “Richard, yuk, ikut kami, kita kembali ke
gereja”.
Saya telah menjadi
Kristen selama 20 tahun, saya dibaptis 20 tahun lalu, tetapi saya melakukannya
karena ketika itu menjadi Kristen adalah tren, keren. Semua teman2 saya juga
menjadi Kristen. Hal itu fashionable, keren! Saya ingin dibaptis karena kalau
mengisi formulir, saya bisa mengisi Kristen di bagian agama – rasanya keren.
Pada kenyataannya, saya bahkan tidak memiliki Alkitab, saya tidak tahu apa itu
Alkitab.
Saya ke gereja sebentar,
setelah beberapa lama, saya bosan. Saya katakan saatnya ke NUS (red: National
University of Singapore), stop ke gereja. Banyak hal yang perlu saya kejar di
Universitas itu – gadis2nya, belajar, sport dll. Lagipula saya bisa mencapai
semua itu tanpa perlu Tuhan, jadi siapa
yang perlu Tuhan? Saya bisa mencapainya sendiri.
Dalam kesombongan saya.
Saya mengatakan ke mereka, “Kalian tahu gak? Kalian sampaikan ke pastur kalian
untuk merubah jam ibadahnya menjadi jam 14:00. Saya akan mempertimbangkan untuk
ke gereja”. Bagitu sombongnya!
Dan saya katakan satu
kalimat tambahan – yang hingga kini, saya tidak tahu apakah saya menyesali
mengatakannya – saya katakan ke Danny dan teman2 saya, “Jika Tuhan benar2
menginginkan saya kembali ke gereja, IA akan memberikan tanda ke saya”. Dan
benar, 3 minggu kemudian, saya kembali ke gereja.
HASIL DIAGNOSA
Pada bulan Maret 2011,
tanpa sebab musabab apa2 – ketika saya masih masih lari kesana kemari, karena
saya ini penggila fitness dan selalu pergi ke fitness centre, berlari, berenang
6 hari seminggu – tiba2 punggung saya sakit. Itu saja yang saya alami, tetapi
tidak hilang2. Sehingga kemudian saya pergi untuk memeriksakan diri dan
melakukan MRI (red: Magnetic Resonance Imaging). Dan sehari sebelum saya
melakukan MRI, saya masih ke fitness centre, melakukan angkat beban, dan lain2.
Dan keesokan harinya, mereka menemukan separuh tulang belakang saya mengalami
“bone marrow replacement” (maaf sy tidak bisa menterjemahkannya). Saya
berteriak, “Woah, maaf, apa itu?”
Saya melakukan PET Scan
keesokan harinya, dan mendiagnosa saya memiliki kanker paru2 mematikan, stadium
4B. Kanker itu sudah menyebar ke otak, separuh tulang belakang, seluruh paru2
saya penuh dengan tumor, hati, adrenals…
Saya katakan, “Gak
mungkin, saya baru saja ke fitness centre kemarin malam, apa yang terjadi?”
Saya yakian kalian bisa mengerti bagaimana rasanya – meskipun saya tidak yakin
kalian benar2 memahami bagaimana rasanya. Suatu saat saya serasa berada di
puncak, hari berikutnya, berita ini datang, dan saya benar tidak berdaya. Dunia
saya serasa terjungkir balik.
Saya tidak bisa menerima
hal itu. Saya memiliki ratusan sanak saudara dari kedua pihak, dari ibu dan
ayah saya. Ratusan dari mereka. Dan tidak ada seorangpun yang menderita kanker.
Bagi saya, dalam pikiran saya, saya memiliki gen yang baik. Saya tidak
seharusnya mengalami hal ini. Beberapa keluarga saya perokok berat. Kenapa saya
yang kena kanker paru2? Saya tidak terima.
PERTEMUANNYA
DENGAN TUHAN
Hingga keesokan harinya,
saya masih tidak bisa menerima hal ini, tidak bisa mengakui apa yang terjadi.
Saya berbaring di ruang operasi rumah sakit, untuk melakukan biopsy (untuk
histology). Saya masih terbaring, ketika proses biopsy selesai, berbaring di
ruang operasi. Perawat dan dokter sudah pergi, mengatakan ke saya untuk
menunggu 15 menit untuk melakukan pengecekan X-Ray untuk memastikan tidak ada
pneumothorax (suatu komplikasi)
Disana, saya berbaring di
meja operasi, menatap kosong ke langit2 ruang operasi yang sepi dan dingin.
Tiba2 saya mendengar suara dari dalam diri saya, bukan dari luar. Dari dalam.
Suara hati yang tidak pernah saya dengar sebelumnya. Dan ia mengatakannya
secara spesifik, ia mengatakan, “Hal
ini terjadi pada dirimu, pada saat puncak hidupmu, karena hanya dengan begini
kamu akan mengerti”
Saya katakan, “Woaa, kok
bisa begini?”. Kalian tahu kan, kalau kalian berbicara dengan diri sendiri,
kalian akan mengatakan, “OK, jam berapa saya
akan meninggalkan tempat ini? Kemana saya
makan malam sesudah ini?” Kalian akan berbicara dari sudut pandang orang
pertama. Kalian tidak akan mengatakan, “Mau kemana KAMU setelah ini?”
Sementara jika suara itu
datang dari sudut pandang orang ketiga. Ia akan mengatakan, “Hal ini terjadi
pada diriMU,
pada saat puncak hidupMU,
karena hanya dengan begini KAMU
akan mengerti”.
Pada saat itu, emosi saya
meluap dan saya luluh dan menangis, sendiri disana. Dan kemudian saya tahu,
secara bersamaan, apa maksud dari: hanya inilah caranya.
Karena saya sudah
sedemikian bangga akan diri sendiri, selama hidup, saya tidak membutuhkan orang
lain. Saya memiliki bakat, mengapa saya perlu orang lain? Saya begitu penuh
akan diri sendiri sehingga tidak mungkin saya berpaling ke Tuhan.
Bahkan, jika saja saya
didiagnosa dengan kanker stadium 1 atau 2, saya akan sibuk mencari kesana
kemari ahli bedah cardiothoracic terbaik, membuang sebagian lobe (melakukan
lobectomy), melakukan pencegahan melalui kemoterapi… Kemungkinan untuk sembuh
sangat besar. Siapa perlu Tuhan? Tetapi kanker saya stadium 4B. Tidak ada
manusia yang bisa menolong, hanya Tuhan.
Beberapa hal
terjadi kemudian.
Saya masih juga belum
percaya. Hanya karena suara hati itu, saya menjadi percaya, berdoa, dll??.
Tidak, saya tidak percaya!!. Bagi saya, itu mungkin saja memang ada suara2,
atau mungkin juga saya berbicara dengan diri saya sendiri. Saya masih tidak
percaya dengan cerita ini.
Apa yang terjadi kemudian
adalah ketika saya sedang dalam taraf persiapan kemoterapi. Prosesnya dimulai
dengan radiasi seluruh otak, memerlukan waktu sekitar 2 – 3 minggu. Sementara
itu mereka mempersiapkan saya untuk menjalani kemoterapi, meminum supplement,
dll
Salah satu hal yang
mereka lakukan untuk kemo adalah apa yang disebut dengan Zometa. Zometa –
digunakan untuk memperkuat tulang, sekali bone marrow disembuhkan dari sel-sel
kanker, dia menjadi kosong, jadi diperlukan Zometa untuk memperkuat tulang
untuk mencegah kerapuhan tulang karena tekanan.
Salah satu efek sampng
Zometa adalah dia akan menyebabkan osteonecrosis (kematian tulang) dari rahang,
dan saya harus mencabut gigi bungsu (geraham) saya. Dulu, gigi bungsu (geraham)
bagian atas saya sudah dibuang, karena mengganggu sekali. Sedangkan yang bagian
bawah tidak mengganggu sehinga saya katakan, “Lupakan saja, biarin”. Jadi,
Danny mengajukan diri untuk mencabutnya.
Jadilah saya, berbaring
di kursi dokter gigi, bertanya-tanya dalam hati, setelah mengalami semua efek
dari radiotherapy, sekarang masih harus mengalami operasi pencabutan gigi
bungsu (geraham)??. Seakan-akan sudah tidak sanggup lagi mengalami lebih banyak
penderitaan, sayapun bertanya ke Danny, “Eh bro, ada cara lain gak? Bisa gak saya
tidak menjalani hal ini?”.
Ia mengatakan, “Ya, kamu
bisa berdoa.”
Saya katakan, “Apa
ruginya? OK lah, berdoa lah!” Dan kamipun berdoa. Dan kami melakukan X-Ray
setelah itu. Semua ada disana, semua peralatan dan semuanya. Dan alamakkk…,
hasil X-Ray menunjukkan tidak ada gigi bungsu (geraham) di rahang bawah saya.
Saya tahu sebagian besar memiliki 4 gigi bungsu (geraham), mungkin beberapa
tidak memilikinya, tetapi yang hanya memiliki 2, sejauh pengetahuan saya – saya
tidak terlalu yakin, setahu saya – tidak biasa.
Masih saya tidak percaya,
“Ah, peduli setan.” Bagi saya, selama saya tidak perlu mengalami pencabutan
gigi bungsu (geraham) saya, saya bahagia. Hingga saat itu, saya masih belum
percaya dengan doa. Mungkin hanya kebetulan saya.
Saya masih tetap bertemu
oncologist saya, menanyakan “Berapa lama waktu yang saya miliki?”. Dia
mengatakan tidak lebih dari 6 bulan. Saya katakan, “Bahkan dengan kemoterapi?”
“Sekitar 3 – 4 bulan”,
katanya.
Saya tidak bisa
menerimanya. Terlalu sulit bagi saya. Dan bahkan selama menjalani radiotherapy,
saya masih berjuang setiap hari, terutama ketika bangun tidur, berharap semua
ini hanya mimpi buruk, dimana ketika saya bangun, semua sudah berlalu.
Selama saya berjuang,
hari demi hari, saya mengalami depresi, yang merupakan salah satu bentuk
pengingkaran, depresi blah blah blah yang kita lalui. Tapi untuk satu alasan,
saya tidak tahu kenapa, ada satu hari khusus dimana saya seharusnya menemui
oncologist saya.
Pada pukul 14:00, saya
secara tiba2 mengalami kedamaian, kenyamanan, dan bahkan kebahagiaan. Perasaan
itu begitu meluap-lupa. Tanpa alasan yang jelas, hal ini terjadi padak pukul
14:00, ketika saya bersiap-siap bersalin untuk menemui oncologist saya. Sayapun
menyampaikan melalui whatsapp (red: aplikasi instant messaging) ke semua teman2
bahwa “Bro, tiba2 saya merasa saya enak. Saya tidak tahu kenapa, terjadi begitu
saja.”
Dan hanya beberapa hari,
atau minggu setelah itu, Danny mengatakan ke saya bahwa ia berpuasa 2 hari bagi
saya dan dia melakukan tawar menawar dengan Tuhan, dan dia berpuasa 2 hari, dan
dia menyelesaikan puasanya tepat, pukul 14:00 ketika sensasi luar biasa itu
menghinggapi saya. Dan saya tidak tahu dia berpuasa untuk saya. Dan ketika dia
menyelesaikan puasanya, saya mengalami sensasi itu.
Whoa, kok rasanya
kebetulan sekali. Saya mulai agak sedikit percaya, tetapi belum sepenuhnya.
Selama hari2 berlalu, saya menyelesaikan radiotherapy saya, sekitar 2 minggu
lebih. Siap untuk menjalani kemoterapi, jadi mereka membiarkan saya untuk
beristirahat beberapa hari.
Coba perhatikan, tingkat
kematian kanker paru2: Kanker paru2 memiliki tingkat kematian tertinggi. Jika
kalian jumlah kanker payudara, kanker usus dan kanker prostat (tiga dari
sedikit kanker paling tinggi diderita oleh pria dan wanita di Singapore), jika
kalian jumlahkan tingkat kematian ketiganya, jumlahnya masih di bawah kanker
paru2. Sebabnya sederhana, kalian tahu sendiri, kalian bisa
membuang/mengoperasi prostat, usus, payudara tapi tidak mungkin membuang paru2.
Tetapi ada sekitar 10%
pasien penderita kanker paru2 yang menjalaninya dengan baik, karena mereka
memiliki mutasi khusus, kami menyebutnya mutasi EGFR. Dan itu terjadi hanya 90%
dari waktu, pada wanita2 Asia yang tidak merokok selama hidupnya.
Saya, pertama, adalah
pria. Kedua, saya perokok social Saya mengisap satu batang sehari setelah makan
malam; akhir pekan, ketika teman2 menawari saya, saya juga mengisapnya. Saya
perokok ringan, bukan perokok berat. Tetap saja, oncologist saya tidak berharap
saya akan memiliki mutasi itu.
Kemungkinan itu terjadi
bagi saya adalah hanya 3 – 4%. Oleh karena itulah saya diutamakan untuk
menjalani kemo. Namun melalui pendoa yang intensif, seperti Danny, orang2 yang
bahkan saya tidak kenal, hal itu terjadi, pada saat saya menunggu kemo, hasil
dari pemeriksaan menunjukkan EFGR saya positive. Saya seperti, “Woaahh, berita
baik!” Karena sekarang saya tidak lagi harus menjalani kemo, karena sekarang
sudah ada tablet minum yang bisa digunakan untuk mengendalikan penyakit ini.
Hanya supaya bisa
memberikan gambaran – ini adalah hasil CT Scan – thorax – dari paru2 saya
sebelum dilakukan treatment.
SEBELUM DAN
SESUDAH
Setiap titik disana
adalah tumor. Kalian bisa melihat semua mets (metastasis) disana. Ini hanya
satu bagian. Secara nyata saya memilikinya di kedua paru2 saya, dan secara
nyata saya memiliki ribuan tumor. Oleh karena itulah oncologist saya
mengatakan, meskipun dengan kemo, paling lama 3 – 4 bulan.
Tetapi, karena mutasi
ini, saya bisa menggunakan obat minum. Inilah apa yang terjadi setelah
perawatan 2 bulan. Seperti yang kalian lihat dibagian sana; ini yang Tuhan bisa
lakukan. Dan karena itulah saya masih disini memungkinkan saya untuk memiliki
kesempatan berbagi dengan kalian. Seperti yang kalian lihat disini, perbedaan
antara sebelum dan sesudah perawatan.
Pada titik itu, saya
mengatakan, “Well, sudah bisa diduga kan? Obatnya memang bagus.”
Saya mash belum percaya.
Well, orang2 itu berdoa bagi saya dan tumor marker mulai turun. 90% tumor
dibersihkan, dan tumor marker turun lebih dari 90% lebih dari beberapa bulan
berikutnya.
Tapi, kalian tahu, sekali
kalian memiliki pengetahuan klinis, memahami statistic. Selamat setahun,
selamat dua tahun; mengetahui hal ini bukan hal yang menyenangkan. Karena
kalian hidup dengan pengetahuan bahwa bahkan dengan semua ini, sel2 kanker
sangat tidak stabil, mereka terus bermutasi. Mereka akan mengatasi dan menjadi
kebal terhadap obat2an, dan kemudian kalian akan kehabisan obat.
Jadi hidup dengan
pengetahuan seperti ini adalah perjuangan mental yang luar biasa, penyiksaan
mental yang hebat. Kanker bukan hanya perjuangan fisik, namun siksaan mental
yang luar biasa. Bagaimana kalian bisa hidup dengan tanpa harapan? Bagaimana
kalian bisa hidup tanpa bisa merencanakan hidup beberapa tahun ke depan? Oncologist
mengatakan untuk tegar menghadapi 1 – 2 bulan ke depan. Jadi begitu banyak
perjuangan yang saya lalui: Maret, kemudian April. April adalah titik terendah
saya, saya mengalami depresi mendalam, berjuang bahkan ketika saya dalam taraf
penyembuhan.
PENERIMAAN DAN
KEDAMAIANNYA
Dan pada suatu hari, saya
terbaring di ranjang, berjuang suatu siang, mempertanyakan Tuhan, “Mengapa?
Mengapa saya harus mengalami penderitaan ini? Mengapa saya harus mengalami
kesusahan, perjuangan ini? Mengapa saya?”
Ketika saya tertidur,
dalam keadaan mimpi, muncul visi, yang mengatakan Hebrews 12:7-8 (Ibrani
12:7-8)
Coba kalian bayangkan,
pada saat itu, saya tidak membaca Alkitab. Saya tidak punya bayangan apa itu
Ibrani. Saya bahkan tidak tahu ada berapa bab disana. Benar2 buta.
Tetapi secara khusus
dikatakannya Ibrani 12:7-8.
Saya tidak terlalu banyak
memikirkannya. Saya melanjutkan tidur saya. Kemudian saya bangun dan saya
mengatakan, “Apa ruginya? Cobalah dilihat!”. Danny sudah membelikan saya
Alkitab; masih cukup baru.Saya katakan, “OK, coba saja.” Jadi saya balik2
Perjanjian Lama. Ibrani terdengar seperti kuno bagi saya, jadi mestinya di
Perjanjian lama kan? Jadi saya balik-balik Perjanjian Lama. Tidak ada Ibrani
disana. Saya sangat kecewa.
Kemudian saya berkata,
“Mungkin di Perjanjian Baru, coba dilihat!”. WOW – Perjanjian Baru, ada Ibrani
disana! Disitu, Ibrani 12:7-8, mengatakan, ” Jika kamu harus menanggung
ganjaran; Allah memperlakukan kamu seperti anak” (Endure hardship as
discipline as God is treating you as His children.)
Saya berkata, “WAH!
Datang dari mana ini?” Saya merasa seperti bulu kuduk saya berdiri semua. Saya
katakan, “Gak mungkin!”. Maksud saya, bagaimana mungkin, seseorang yang tidak
pernah membaca Alkitab, mengalami visi dari satu bab dan ayat Alkitab, yang
langsung menjawab pertanyaan saya?
Saya rasa Tuhan memanggil
saya secara langsung ketika saya tertidur, berjuang, mempertanyakan Tuhan,
“Mengapa saya harus menderita? Mengapa saya harus menderita seperti ini?” Dan
Tuhan menjawab, “
Pada titik ini, kemungkinan
hal ini terjadi bahkan lebih kecil dari kejadian EGFR saya yang menjadi
positive. Tidak mungkin, berjuta-juta ayat di Alkitab, bagaimana mungkin hanya
muncul satu bab dan ayat ini?
Sehingga pada saat ini,
saya bertekut lutut, saya percaya, “YOU WIN! YOU WIN!”
OK, saya yakin sekarang.
Dan sejak saya itu, saya mulai percaya akan Tuhan. Dan saat terakhir saya
mendengar suara hati itu adalah akhir April. Dan suara hati itu, hal yang sama,
terjadi pada siang hari, ketika saya tertidur (kali in saya tidak berjuang,
hanya jatuh tertidur). Dalam kondisi setengah tidur, saya mendengar IA berkata,
“Bantu orang lain dalam penderitaan.”
Hal ini lebih mirip
perintah, daripada pernyataan. Dan itulah ketika saya melakukan perjalanan ini,
saya membantu orang lain dalam penderitaan. Dan saya menyadari penderitaan
bukan hanya mengenai menjadi miskin. Bahkan mungkin banyak orang miskin yang
mungkin lebih berbahagia daripada kita disini. Mereka lebih mudah gembira
dengan apapun yang mereka miliki, mungkin mereka lebih berbahagia.
Penderitaan bisa terjadi
pada orang kaya; bisa penderitaan fisik, penderitaan mental, social dll. Dan
juga setelah beberapa bulan terakhir, saya mulai memahami apa artinya
kegembiraan sejati. Dulu, saya mengganti hal ini dengan mengejar kekayaan. Saya
pikir kesenangan sejati adalah mengejar kekayaan. Mengapa? Kenapa, coba
bayangkan, ketika berbaring di ranjang kematian saya, saya tidak menemukan
kesenangan sedikitpun dari barang apapun yang saya miliki – Ferrari saya,
bayangan membeli tanah untuk membangun bungalow saya dll, memiliki bisnis yang
sukses.
Semua membawa saya ke
kehampaan, ZERO comfort, ketidak senangan, ZERO joy, tidak ada apa2. Apakah
menurut kalian saya bisa memeluk Ferrari saya dan memberikan kesenangan sejati?
Tidak, tidak akan terjadi.
Kegembiraan sejati datang
dari interaksi dengan orang lain. Dan seringkali, itu hanya kebanggaan sesaat,
pada masa lalu. Ketika kalian mengejar kekayaan, Tahun Baru Imlek adalah waktu
yang paling tepat untuk itu. Mengendarai Ferrari, memamerkan ke sanak saudara,
ke teman2, berkeliling-keliling, dan menurut kalian itukah kegembiraan sejati?
Menurut kalian orang yang
menjual Ferrari ke kalian, mereka berbagai kesenangan dengan kalian?
Dan sanak saudara kalian,
wooww, mereka berbagi kegembiraan dengan kalian?
Pada kenyataannya, apa
yang kalian lakukan adalah membangkitkan keiri hatian, kecemburuan dan bahkan
benci.
Mereka sedang tidak
berbagai kesenangan dengan kalian, dan yang saya rasakan adalah kebanggan
sesaat yang WOW, Saya punya sesuatu yang kalian tidak miliki!
Dan saya pikir itulah
kesenangan, kegembiraan, JOY!
Jadi apa yang kita miliki
pada dasarnya adalah kebanggan sesaat melalui kesengsaraan orang lain. Dan itu
bukan kesenangan sejati. Dan saya tidak merasakan kesenangan sama sekali di
ranjang kematian saya, memikirkan Ferrari saya – memeluknya, menyayanginya ????
Kesenangan sejati
saya temukan dari interaksi dengan orang lain. Beberapa bulan terakhir saya begitu
terpuruk. Interaksi dengan orang yang saya cintai, teman2 saya, saudara2 saya
dalam Kristus, saudari2 saya dalam Kristus, dan hanya dengan itu saya
termotivasi, terangkat. Berbagi
penderitaanmu, berbagi kebahagiaanmu – itulah TRUE JOY.
Dan tahukah kalian apa
yang membuatmu tersenyum? True joy datang dari menolong orang lain dalam
penderitaannya, dan karena saya telah mengalaminya, saya tahu apa artinya
penderitaan. Bahkan, ada beberapa pasien penderita kanker yang mengatakan ke
saya berkali-kali, orang2 datang ke mereka dan mengatakan ke mereka, “Tetap
positive, tetap positive” Ya, betul. Kalian mencoba menjadi seperti saya dan
berusaha positive! Kalian tidak tahu apa yang kalian katakan.
Tetapi saya memiliki ijin
itu, saya mengalaminya. Jadi menemui teman2 penderita kanker, berbagi dengan mereka,
memberi semangat mereka. Dan saya tahu, karena saya mengalaminya, akan lebih
mudah mengatakannya ke mereka.
Dan yang paling penting,
saya rasa true joy
datang dari mengenal Tuhan. Bukan mengetahui tentang Tuhan –
maksud saya, kalian bisa membaca Alkitab dan mengetahui mengenai Tuhan – tetapi
mengenal Tuhan secara pribadi, memiliki hubungan dengan Tuhan. Saya rasa itu
yang paling penting. Itu yang saya pelajari.
Jadi kalau saya
simpulkan, bisa saya katakan semakin awal kita memprioritaskan tujuan hidup
kita, semakin baik. Jangan seperti saya – saya tidak punya pilihan lain. Saya
harus belajar dengan cara yang menyakitkan. Saya harus kembali ke Tuhan,
berterima kasih kepadaNYA untuk kesempatan ini karena saya telah 3 kali mengalami
kecelakaan berat sebelumnya – kecelakaan mobil.
Kalian tahu, kecelakaan2
mobil sport itu – saya selalu mengebut, tetapi tidak tahu bagaimana saya selalu
selamat, bahkan dengan kondisi mobil hancur2an. Dan saya tidak memiliki
kesempatan. Siapa tahu, saya tidak tahu kemana lagi! Meskipun saya sudah
dibaptis, itu hanya untuk pamer, tetapi kenyataan semua ini terjadi, memberikan
kesempatan ke saya untuk kembali ke Tuhan.
Beberapa hal yang saya
pelajari:
1 Percayalah ke Tuhan
Allah kita dengan sepenuh hati – ini sangat penting
2. Mencintai dan melayani
sesama, bukan hanya diri sendiri
Tidak ada salahnya
menjadi kaya atau makmur. Saya rasa sangat tidak apa2, karena Tuhan maha
pemberkat. Banyak orang yang diberkati dengan kemakmuran, tetapi masalahnya
banyak dari kita tidak bisa mengatasinya.
Semakin banyak
yang kita miliki, semakin banyak yang kita mau.
Saya telah mengalaminya, semakin dalam lubang kita gali,
semakin terbenam kita di dalamnya, semakin hebat pula kita memuja kekayaan dan
kehilangan focus. Bukannya memuja Tuhan, kita malah memuja
kekayaan. Itulah naluri manusia. Sangat sulit menghindarinya.
Kita semua professional,
dan ketika kita memasuki praktek pribadi, kita mulai membangun kekayaan –
tentunya. Jadi menurut saya, ketika kalian mulai membangun kekayaan dan
kesempatan datang, ingatlah bahwa semua itu bukan milik kita. Kita tidak benar2
memilikinya atau berhak atas kekayaan ini. Itulah sebenarnya adalah pemberian
Tuhan ke kita. Ingatlah, jauh lebih penting mencari kerajaan surga daripada
mengejar kekayaan.
Lagipula, saya rasa saya
sudah mengalami hal itu, dan saya tahu bahwa kekayaan tanpa Tuhan adalah kosong.
Lebih penting kalian mengisi kekayaan, pada saat bersamaan, sebagai
professional, kalian juga pelru mengisinya dengan kekayaan Tuhan.
Saya rasa demikian.
Indahnya berbagi.
Terima kasih.
———————————————————————————————-
DR Richard Teo Keng Siang
sudah meninggalkan kita pada tanggal 18 Oktober 2012 lalu, dengan sebuah
kesaksian yang saya yakin telah membukakan banyak hati umat manusia yang tertutup
oleh keduniawian.
Semoga beliau diberikan
tempat yang istimewa disisiNYA, dan keluarga yang ditinggalkan diberikan
ketabahan.
Mohon bantuan pembaca semua
untuk menyebarkan kesaksian yang sangat powerful dari DR Teo ini ke semua orang
yang kita kasihi.
Sumber : http://gunturgozali.com
Diterjemahkan dari bahasa
inggris oleh : Guntur Gozali
Artikel
original dalam bahasa Inggris, bisa dibaca di: