Sabtu, 02 Februari 2013

Tri Sumono: Dari Pesuruh Menjadi Bos

Bagikan Artikel Ini :
Tahun 1993 Tri Sumono masih mengawali pagi dengan tugas menyiapkan minuman para wartawan media nasional terbesar di Indonesia sambil membersihkan ruangan mereka. "Pokoknya semua sudah rapi sebelum mereka datang pukul 07.00 WIB. Itulah disiplin," katanya kepada Fortune Indonesia.


Dari pesuruh itu ia belajar kedisiplinan serta komitmen dalam bekerja. Karena pendapatan yang diperoleh kurang ia pun mencari tambahan dengan berdagang di seputar stadion Senayan Jakarta pada Sabtu dan Minggu bersama sang istri. Dagangannya adalah sepatu dan baju yang digelar di atas karpet dua meter. Bukan barang sendiri, tapi barang titipan orang.

Hanya kuat tiga tahun sebagai pesuruh, ia pun lalu terjun sebagai wirausaha dengan berjualan asesoris di mal. Modal sebesar Rp700.000 yang disisihkan dari hasil jualan di Senayan menjadi awal ia menapaki bisnis dengan lebih fokus. Hasil penjualan asesoris lumayan. Ia memberi contoh untuk penjualan bando wanita tiga buah saja sudah bisa digunakan untuk belanja bando selusin.

Perputaran uang bisnis asesori juga tinggi. Tri pernah mendapat omzet Rp3 juta hingga Rp5 juta dalam waktu kurang dari seminggu. Keuntungan demi keuntungan diperoleh Tri sampai akhirnya ia memiliki kekuatan untuk membangun bisnis yang lebih besar. Ia pun mendirikan CV 3 Jaya pada tahun 2003 dengan modal awal Rp70 juta.

Salah satu usahanya adalah memasok minuman sari kelapa ke PT San San Abadi. Tri melihat ada peluang besar dalam bisnis ini karena masih jarang pemainnya. Dari sini ia menjalin hubungan kerja sama dengan Christian Setiadi, direktur PT San San Abadi. Melihat kesungguhan Tri, Chris pun memberikan suntikan modal Rp2 miliar. Uang sebesar itu digunakan untuk membangun pabrik pengemasan seperti kopi, susu, dan minuman siap saji dalam kemasan kecil.

Tak hanya membuka jasa kemasan, Tri kemudian mengembangkan produk sendiri bermerek Kopi Jahe Hootrii. Produksi sebulan kini mencapai 10 ribuan karton boks. Untuk pemasaran kopi jahenya itu Tri mempercayakan ke PT Efit dengan harga jual Rp700 per sachet. Bisa diperkirakan berapa omzet Tri dari kopi jahe itu.

Dari bisnis pengemasan saja Tri bisa memperoleh omzet Rp1,6 miliar sebulan. Sudah jauh berbeda saat ia menjadi pesuruh. (Fortune Indonesia)


TERIMAKASIH SUDAH BERKUNJUNG KE BLOG INI, SEMOGA ARTIKEL INI MENAMBAH WAWASAN & MEMBERIKAN MANFAAT BAGI KITA SEMUA YANG MEMBACANYA...JANGAN LUPA UNTUK SELALU BERKUNJUNG KEMBALI...KARENA MASIH BANYAK ARTIKEL MENARIK LAINNYA YANG MENUNGGU UNTUK DIBACA OLEH PARA SOBAT SEMUA.





sumber:intisari

ARTIKEL TERKAIT :

Comments
0 Comments

Tidak ada komentar:

Posting Komentar