Masih belum aware-nya keluarga terkait ciri-ciri penderita
stroke membuat pasien terlambat mendapatkan pertolongan petugas medis rumah
sakit. Padahal penanganan lebih dini bisa membantu mengurangi dampak stroke.
"Stroke datangnya tiba-tiba dan tidak menimbulkan nyeri pasien. Kalau keluarga
tidak aware terhadap ciri-cirinya seperti mulutnya nampak mencong bisa
berdampak buruk," kata dr. Nizmah, SpS dari Bunda Neuro Centre saat temu
media di RS Bunda Jakarta belum lama ini.
Gejala lain penderita stroke adalah tiba-tiba kesulitan bicara,
tiba-tiba lemah di salah satu sisi tubuh, nyeri kepala hebat serta hilang
keseimbangan. Wajah tidak asimetri atau mencong ke satu sisi, ngiler
tiba-tiba, rasa baal.
"Untuk memastikan apakah stroke diminta untuk tersenyum, kalau
senyumnya beda merupakan salah cirinya. Bisa dilakukan dengan memintanya
mengangkat, kalau tidak kuat memang ada gangguan lemah di lengan,"
katanya.
Penderita stroke juga sulit saat diajak bicara. Kalau pun bisa diajak bicara
biasanya tidak nyambung karena di pusat bicara terputus.
Di Indonesia, stroke menjadi penyebab mematikan setelah jantung dan kanker.
Stroke menjadi penyebab kematian di RS. Tanpa pengobatan bisa cacat, kehilangan
kemampuan berjalan melihat, membentuk ekspresi wajah, mandi berpakaian.
"Tentunya ini akan menganggu kemandirian dan kualitas hidupnya,"
katanya.