Tak gampang bagi Devi untuk meraih prestasi cemerlang dengan IPK 3,99. Keluarga tergolong tak mampu, sehingga dia harus bekerja keras.
Devi Triarsari. Inilah mahasiswi Universitas Sebelas Maret Surakarta yang
menyabet gelar misudawati terbaik. Nilainya nyaris sempurna, 3,99. Mahasiswi
Fakultas Hukum ini mendapat angka luar biasa tersebut setelah menamatkan
pendidikan di Fakultas Hukum selama 3,5 tahun.
Tak gampang bagi Devi untuk meraih prestasi cemerlang itu. Perjalanannya
selama menempuh pendidikan sangat berliku. Gadis kelahiran Ngawi, 19 Desember
1991, ini harus berjuang eksta keras untuk berkuliah. Sebab, keluarganya
tergolong kurang mampu.
"Ayah saya hanya seorang buruh dan ibu pembantu rumah tangga,"
tutur Devi sebagaimana dikutip Dream dari laman Pacitanku.com, Minggu 31 Mei 2015.
Kondisi itu membuatnya gamang. Setelah lulus dari SMK Negeri 1 Ngawi pada
2010, Devi seolah putus harapan. Dia tahu betul orangtuanya hanya buruh kecil.
Tak akan mampu membayar uang kuliah. Itu pikirnya.
Karena itulah, kala itu Devi memutuskan bekerja. Dia melamar pada sebuah
perusahaan kontraktor di Magetan. Diterima, dan kemudian bekerja sebagai tenaga
administrasi. Dari kerja itulah dia bisa membantu keuangan keluarga. Meski
alakadarnya.
Namun, pikiran untuk kuliah terus menggelayut. Tekadnya untuk mencecap
ilmu semakin membaja. Dia selalu yakin, kehidupan akan berubah jauh lebih
baik dengan ilmu yang tinggi. Dan salah satu jalannya adalah berkuliah.
Dorongan itu membawanya untuk mendaftar di Universitas Sebelas Maret
Surakarta. Gayug bersambut. Dia mendapat beasiswa yang berafiliasi pada sebuah
perusahaan rokok. "Namun akhirnya saya tidak mengambilnya dan mencoba
mendaftarkan diri melalui jalur SNMPTN tahun 2011," tutur dia.
Perjalanan Devi menembus UNS pun tak mudah. Pada 2011 itu, dia harus
menginap pada sebuah gudang sebelum mengikuti ujian masuk. Sebab, dia tak
memiliki satupun kerabat di Surakarta.
Uang untuk bermalam di penginapan pun tak punya. Gudang itulah satu-satunya
alternatif kala itu. Untuk sekadar bermalam, berlindung dari dinginnya malam,
selama menunggu jam ujian tiba keesokan hari.
Dan kerja keras itu akhirnya terbayar. Devi dinyatakan lolos ujian dan
diterima di Fakultas Hukum UNS. Sudah begitu, dia mendapat beasiswa penuh
melalui program Bidikmisi. Sehingga tak perlu membayar uang kuliah. Ia juga
memperoleh uang saku sebesar Rp 600 setiap bulan.
Devi tak menyia-nyiakan kesempatan ini. Pada semester satu, dia masih harus
bolak-balik Solo-Magetan. Sebab masih harus bekerja. Namun, beban kuliah dan
pekerjaan dirasa semakin berat. "Akhirnya saya putuskan keluar dari pekerjaan
dan mencari kerja sambilan di Solo," tutur Devi.
Selama kuliah, apapun dia lakukan untuk membantu keuangan keluarga. Asal
halal, dia jalani. Termasuk menjadi guru les. "Apapun saya jalani untuk
dapat memberikan bantuan uang ke orangtua karena kuliah dan living cost sudah
dibiayai dari Bidikmisi," ujarnya.
"Saya menjadi guru les, penjual pulsa dan apapun yang bisa menghasilkan
uang asalkan halal," tambah Devi. Dan kini, dia sudah lulus. Menjadi
sarjana hukum. Predikat lulusan terbaik dan IPK tertinggi disandangnya pada
2015 ini. Selamat!!
sumber:http://www.dream.co.id/news/sempat-tidur-di-gudang-putri-pembantu-itu-lulus-cumlaude-150531w.html