Do a
little more than you're paid to. Give a little more than you have to.
Try a little harder than you want to. Aim a little higher than you think
possible, and give a lot of thanks to God for health, family, and
friends.
- Art Linkletter
"Selamat pagi Mr. Sanborn! Nama saya Fred dan saya adalah tukang
pos Anda. Saya hanya mampir untuk memperkenalkan diri dan mengucapkan
selamat datang di lingkungan ini. Saya juga ingin sedikit mengenal Anda
dan apa pekerjaan Anda," sapaan bersahabat itu mengawali hubungan antara
Mark Sanborn dan Fred Shea.
Fred adalah orang berpenampilan biasa dengan tinggi dan perawakan
rata-rata serta kumis tipis. Meski penampilan fisiknya tidak menandakan
sesuatu yang luar biasa, ketulusan dan kehangatannya langsung menarik
perhatian.
"Saya seorang pembicara profesional," kata Mark. "Jika Anda
pembicara profesional, pastinya sering bepergian," ujar Fred. "Ya, saya
bepergian antara 160 sampai 200 hari per tahun," jawab Mark.
Sembari mengangguk, Fred melanjutkan, "Kalau begitu, jika Anda
bersedia memberikan salinan jadwal Anda, saya akan mengumpulkan surat
Anda dan membundelnya. Surat-surat itu hanya akan saya antarkan ketika
Anda sudah sampai di rumah sehingga Anda bisa menerimanya langsung."
Terkejut oleh tawaran yang begitu baik hati, Mark merespon, "Kan
Anda bisa menaruh surat itu dalam kotak surat di samping rumah? Nanti
saya tinggal mengambilnya ketika saya sudah pulang."
Fred mengerutkan kening sambil menggelengkan kepala, "Mr. Sanborn,
pencuri sering mengamati tumpukan surat di kotak surat yang menandakan
pemilk rumah sedang keluar kota. Salah-salah Anda bisa menjadi korban
pencurian nanti."
Seketika itu Mark sadar, kekhawatiran Fred melebihi
kekhawatirannya sendiri. "Begini saran saya Mr. Sanborn. Saya akan
menaruh surat Anda di kotak surat sepanjang kotak itu masih bisa saya
tutup. Dengan begitu, tidak ada yang tahu Anda sedang keluar kota.
Sementara kiriman yang tidak muat di kotak surat akan saya letakkan di
antara pintu kasa dan pintu depan. Tidak akan ada yang bisa melihatnya
di sana. Jika tempat itu sudah terlalu sesak dengan surat, saya akan
menyimpan surat-surat tersebut untuk Anda sampai Anda pulang," tawar
Fred.
Seiring perjalanan waktu, Mark juga akhirnya tahu bahwa Fred juga
bersikap sama kepada pelanggan yang lain. Dalam perjalanannya mengantar
surat, Fred membuang iklan yang melekat di pintu dan membereskan koran
yang berceceran di trotoar. Ia bahkan memindahkan tempat sampah ke
tempat yang tidak begitu terlihat. Rumah pelanggannya terlihat lebih
rapi sehingga berkurang satu petunjuk bagi perampok serta orang yang
berniat jahat.
Cerita sederhana tentang sikap seorang tukang pos itu dituangkan Mark
Sanborn dalam bukunya The Fred Factor. Cerita tersebut seakan
mengingatkan, tidak ada pekerjaan remeh jika dilakukan dengan sepenuh
hati sehingga pekerjaan itu sungguh-sungguh memberikan nilai tambah
positif. Bagi para pekerja seperti Fred, melayani bukanlah sebuah
kewajiban atau beban, melainkan sebuah kesempatan, peluang dan
kehormatan.
Dalam bukunya, Mark juga mengulas mengapa Fred melakukan semuanya
itu? Ada beberapa poin penting yang dilontarkan Fred. Baginya, melayani
orang lain akan memberinya kepuasan setiap hati. Prinsip "ketika Anda
berbuat baik, Anda akan merasa baik" telah menjadi bagian hidupnya.
Selain itu, kata Fred, "Saya adalah kritikus terbesar bagi diri saya
sendiri. Saya sering diberitahu bahwa saya itu perfeksionis. Akan
tetapi, saya memiliki kebutuhan untuk berprestasi sebanyak mungkin
setiap hari. Saya melakukan yang terbaik bagi orang lain yang barangkali
tidak selalu tahu apa yang telah saya perbuat untuk mereka. Komitmen
pribadi saya adalah melakukan yang terbaik yang saya bisa. Anggaplah
setiap hari sebagai hari yang baru dan jadikan setiap hari lebih baik
daripada hari kemarin. Bahkan pada hari libur, saya memiliki tujuan dan
saya merasa masih perlu menyelesaikan banyak hal. Jika saya merasa
telah menyia-nyiakan hari, saya tidak akan tidur nyenyak malam itu."
Di atas semuanya itu, ada satu lagi sikap yang sangat menonjol dari
Fred. "Saya tidak menganggap mereka sebagai pelanggan pos melainkan
sahabat!" tuturnya. Sebuah sikap yang sederhana namun sungguh berdampak.
Fred tidak pernah mencari pujian atau pengakuan. Ganjaran dan pengakuan
baginya adalah hiasan di atas kue. Kuenya sendiri adalah mengerahkan
kerja terbaiknya dan memberikan pelayanan. "Tidak diperlukan banyak
waktu untuk membuat orang tersenyum. Dan jika saya mampu membuat
seseorang dalam rute antar saya tersenyum, itulah ganjaran atau hadiah
untuk saya," ucapnya.
Memberi Lebih
Setiap hari, di mana pun kita berada kita bisa dengan cepat menilai
orang-orang yang memberikan nilai tambah. Suatu kali, saya pernah
berkunjung ke sebuah pabrik. Beberapa sebelum bel jam pulang kerja
berbunyi, para karyawan telah berbaris rapi di pintu keluar. Hanya
sebagian kecil yang masih berkutat dengan pekerjaannya seakan hendak
berkata bahwa menyelesaikan pekerjaan dengan baik lebih penting daripada
pulang tepat waktu.
Saya juga kerap mengamati perilaku para supir taksi menghadapi
penumpang yang membawa barang banyak. Ada yang segera turun untuk
membantu menata barang-barang tersebut di bagasi. Ada juga yang hanya
berdiam diri di dalam mobil setelah menekan tombol pembuka pintu bagasi
yang terletak di bawah kursi supir.
Sikap mau memberi lebih sepeti ditunjukkan Fred sebenarnya dapat
dilakukan siapa saja yang memang mau. Langkah yang paling sederhana
dimulai dengan mengetahui job description (uraian kerja) lalu kerjakan
dengan sebaik-baiknya. Jika ini kita lakukan, setidaknya akan mengurangi
penilaian atau komentar negatif terhadap kinerja kita.
Langkah berikutnya adalah mencoba mencari tahu apa ekspetasi
orang-orang di sekitar kita terhadap kita, kemudian berusaha untuk
memenuhi atau melampaui ekspetasi tersebut. Misalnya, seorang atasan
tentu berharap agar anak buahnya mampu juga memikirkan solusi dari
setiap permasalahan yang diutarakan. Sebaliknya anak buah juga berharap
agar atasan peduli dan mau membimbing anak buahnya agar semakin baik.
Bagaimana menurut Anda?
Artikel oleh : Paulus Winarto (Penulis Buku Maximizing Your Talent, Leadership Trainer dan Dosen).
disadur dari : http://motivatorindonesia.com