Buatlah aku gembira lagi karena keselamatan daripada-Mu, berilah aku hati yang rela untuk taat kepada-Mu.
Saya hampir tidak percaya apa yang saya lihat. Wajah yang bersinar
penuh sukacita di depan saya adalah seorang pasien kemoterapi karena
kanker getah bening stadium empat yang dideritanya. Terakhir kami
bertemu wajahnya suram bukan main, dan napasnya sesak karena 80 persen
paru-parunya penuh sel kanker. Kini, dengan leluasa ia bertutur
bagaimana Tuhan memakai kondisi sulit itu untuk membongkar banyak
kepahitan, kebencian, dan masalah-masalah yang tertimbun di hatinya.
Ketika semua itu dibereskan, sukacita mengalir deras, dan ajaibnya,
kondisi fisiknya ikut mengalami kemajuan. Perebut sukacita yang
sesungguhnya sudah disingkirkan
Kisahnya mengingatkan saya pada Daud yang kehilangan sukacita ketika
ia berbuat dosa. Dalam Mazmur pengakuannya, ia melukiskan bagaimana dosa
yang dipendam membuat batinnya bergumul, dan tulangnya remuk (ayat 5,
10). Ketika dosa dibereskan, Daud kembali menjadi orang yang berbahagia
(bandingkan Mazmur 32:1-2), dan kebaikan-kebaikan Allah spontan mengalir
dari bibirnya (ayat 15-16). Daud sadar bahwa sukacita itu sangat erat
kaitannya dengan Roh Tuhan yang berdiam dalam dirinya (ayat 13).
Kerelaan untuk taat juga merupakan karya Roh Tuhan (ayat 14)
Apakah hari ini Anda sedang kehilangan sukacita? Salah satu perampas
sukacita adalah dosa. Periksalah apakah ada kebencian, kepahitan,
ketidakmauan mengampuni, atau dosa lain yang belum dibereskan di hadapan
Tuhan. Akui dan tinggalkan dosa. Biarkan Tuhan memerdekakan Anda, dan
memberikan buah-buah sukacita melalui kehadiran Roh-Nya. --ELS
disadur dari : http://www.sabda.org
disadur dari : http://www.sabda.org