"Jawab orang itu: Tuan, biarkanlah dia tumbuh tahun ini lagi, aku akan mencangkul tanah sekelilingnya dan memberi pupuk kepadanya, mungkin tahun depan ia berbuah; jika tidak, tebanglah dia!"
(Lukas 13:8-9)
Apabila
anda sering menanam pohon, anda tentu tahu bahwa untuk membuat pohon
itu berbuah lebat itu tidak semudah yang dipikirkan. "Dibilang
sulit-sulit banget tidak, tapi gampang juga tidak.." kata seorang teman
pada suatu kali.
Kita akan berpikir bahwa pupuk dibutuhkan agar pohon bisa berbuah lebat, tapi sesungguhnya ada banyak hal lain yang tidak kalah penting untuk diperhatikan. Misalnya? Kita harus rajin membersihkan pohon-pohon dari benalu, ilalang atau tanaman liar yang tumbuh disekitarnya. Parasit dan benalu ini akan membuat buah menjadi sedikit, tidak segar atau bahkan gagal berbuah karena zat-zat yang dibutuhkan ranting untuk menghasilkan buah habis diserap oleh benalu-benalu itu. Maka segala benalu dan parasit yang menempel pun harus segera dipotong dan dibuang sesegera mungkin.Kemudian kita juga harus memperhatikan betul kondisi dahan-dahannya, karena pohon akan sulit menghasilkan buah secara produktif apabila ada terlalu banyak tunas yang tumbuh pada setiap dahan. Maka ia memilah-milah tunas yang tumbuh disana. Apabila tunas itu ternyata tidak produktif, tunas itu harus segera Daun-daunnya pun harus rajin-rajin dipangkas agar rantingnya bisa berbuah dengan baik. Perhatikan pula kutu atau hama tanaman yang seringkali menempel di posisi-posisi tak terlihat, seperti di balik daun misalnya. Tanpa melakukan berbagai usaha ini, niscaya pohon itu akan tumbuh sia-sia tanpa buah dan lama kelamaan akan mati.
Alkitab dalam beberapa kesempatan mempergunakan pohon atau tanaman ini sebagai analogi untuk menunjukkan pertumbuhan rohani kita. Yesus memberi perumpamaan Tuhan sebagai tukang kebun dan kita sebagai pohon-pohon yang ada dalam kebun itu. Secara tegas Yesus mengatakan seperti ini: "Tidak mungkin pohon yang baik itu menghasilkan buah yang tidak baik, ataupun pohon yang tidak baik itu menghasilkan buah yang baik. Dan setiap pohon yang tidak menghasilkan buah yang baik, pasti ditebang dan dibuang ke dalam api." (Matius 7:18-19). Lihatlah bahwa peringatan ini sangat serius. Pohon yang tidak berbuah, atau yang buahnya jelek sajapun, pada akhirnya akan ditebang dan dibakar. Hal ini bisa membawa kita masuk ke dalam sebuah perenungan, apakah kita sudah menjadi pohon yang sehat? Sudahkah kita menghasilkan buah yang baik? Jika belum, seperti halnya pohon-pohon nyata, kita harus melalui proses pemotongan tunas-tunas yang tidak produktif, pembersihan benalu dan parasit yang menempel dalam hidup kita. Dan namanya prose pembersihan, itu bisa menyakitkan atau setidaknya terasa tidak nyaman. Tapi proses ini harus kita lalui, agar pada akhirnya kita bisa menjadi pohon yang tumbuh subur dengan menghasilkan buah lebat dan ranum.
Ada sebuah perumpamaan singkat lainnya yang menarik berasal dari Yesus. "Lalu Yesus mengatakan perumpamaan ini: "Seorang mempunyai pohon ara yang tumbuh di kebun anggurnya, dan ia datang untuk mencari buah pada pohon itu, tetapi ia tidak menemukannya. Lalu ia berkata kepada pengurus kebun anggur itu: Sudah tiga tahun aku datang mencari buah pada pohon ara ini dan aku tidak menemukannya. Tebanglah pohon ini! Untuk apa ia hidup di tanah ini dengan percuma! Jawab orang itu: Tuan, biarkanlah dia tumbuh tahun ini lagi, aku akan mencangkul tanah sekelilingnya dan memberi pupuk kepadanya,mungkin tahun depan ia berbuah; jika tidak, tebanglah dia!" (Lukas 13:6-9). Perumpamaan ini menggambarkan Tuhan sebagai pemilik kebun, mendapati ada umatNya yang tidak berbuah dalam jangka waktu lama. Perhatikan ada jangka waktu tertentu yang diberikan Tuhan yang membuka kesempatan bagi kita untuk berubah. Namun ketika kesempatan itu disia-siakan, pohon yang tidak berguna itu pada akhirnya akan ditebang. Pohon Ara itu hidup percuma dan hanya menghabiskan zat-zat nutrisi yang dibutuhkan tanaman anggur dalam kebun. Namun secara luar biasa, Yesus yang diumpamakan sebagai pengurus kebun meminta kesempatan sekali lagi. "aku akan mencangkul tanah sekelilingnya dan memberi pupuk kepadanya, mungkin tahun depan ia berbuah." (ay 8-9a). Sang "Pengurus kebun" akan mengerjakan segala sesuatu bagi pohon agar bisa berbuah dan tidak harus ditebang dan berakhir di bara api. Hidup kita yang begitu rusak oleh benalu dan tunas-tunas dosa seringkali tidak lagi dapat diperbaiki sendiri, sehingga kita membutuhkan uluran tangan Yesus untuk "mencangkul tanah dan memberi pupuk" agar bisa selamat.
Kita akan berpikir bahwa pupuk dibutuhkan agar pohon bisa berbuah lebat, tapi sesungguhnya ada banyak hal lain yang tidak kalah penting untuk diperhatikan. Misalnya? Kita harus rajin membersihkan pohon-pohon dari benalu, ilalang atau tanaman liar yang tumbuh disekitarnya. Parasit dan benalu ini akan membuat buah menjadi sedikit, tidak segar atau bahkan gagal berbuah karena zat-zat yang dibutuhkan ranting untuk menghasilkan buah habis diserap oleh benalu-benalu itu. Maka segala benalu dan parasit yang menempel pun harus segera dipotong dan dibuang sesegera mungkin.Kemudian kita juga harus memperhatikan betul kondisi dahan-dahannya, karena pohon akan sulit menghasilkan buah secara produktif apabila ada terlalu banyak tunas yang tumbuh pada setiap dahan. Maka ia memilah-milah tunas yang tumbuh disana. Apabila tunas itu ternyata tidak produktif, tunas itu harus segera Daun-daunnya pun harus rajin-rajin dipangkas agar rantingnya bisa berbuah dengan baik. Perhatikan pula kutu atau hama tanaman yang seringkali menempel di posisi-posisi tak terlihat, seperti di balik daun misalnya. Tanpa melakukan berbagai usaha ini, niscaya pohon itu akan tumbuh sia-sia tanpa buah dan lama kelamaan akan mati.
Alkitab dalam beberapa kesempatan mempergunakan pohon atau tanaman ini sebagai analogi untuk menunjukkan pertumbuhan rohani kita. Yesus memberi perumpamaan Tuhan sebagai tukang kebun dan kita sebagai pohon-pohon yang ada dalam kebun itu. Secara tegas Yesus mengatakan seperti ini: "Tidak mungkin pohon yang baik itu menghasilkan buah yang tidak baik, ataupun pohon yang tidak baik itu menghasilkan buah yang baik. Dan setiap pohon yang tidak menghasilkan buah yang baik, pasti ditebang dan dibuang ke dalam api." (Matius 7:18-19). Lihatlah bahwa peringatan ini sangat serius. Pohon yang tidak berbuah, atau yang buahnya jelek sajapun, pada akhirnya akan ditebang dan dibakar. Hal ini bisa membawa kita masuk ke dalam sebuah perenungan, apakah kita sudah menjadi pohon yang sehat? Sudahkah kita menghasilkan buah yang baik? Jika belum, seperti halnya pohon-pohon nyata, kita harus melalui proses pemotongan tunas-tunas yang tidak produktif, pembersihan benalu dan parasit yang menempel dalam hidup kita. Dan namanya prose pembersihan, itu bisa menyakitkan atau setidaknya terasa tidak nyaman. Tapi proses ini harus kita lalui, agar pada akhirnya kita bisa menjadi pohon yang tumbuh subur dengan menghasilkan buah lebat dan ranum.
Ada sebuah perumpamaan singkat lainnya yang menarik berasal dari Yesus. "Lalu Yesus mengatakan perumpamaan ini: "Seorang mempunyai pohon ara yang tumbuh di kebun anggurnya, dan ia datang untuk mencari buah pada pohon itu, tetapi ia tidak menemukannya. Lalu ia berkata kepada pengurus kebun anggur itu: Sudah tiga tahun aku datang mencari buah pada pohon ara ini dan aku tidak menemukannya. Tebanglah pohon ini! Untuk apa ia hidup di tanah ini dengan percuma! Jawab orang itu: Tuan, biarkanlah dia tumbuh tahun ini lagi, aku akan mencangkul tanah sekelilingnya dan memberi pupuk kepadanya,mungkin tahun depan ia berbuah; jika tidak, tebanglah dia!" (Lukas 13:6-9). Perumpamaan ini menggambarkan Tuhan sebagai pemilik kebun, mendapati ada umatNya yang tidak berbuah dalam jangka waktu lama. Perhatikan ada jangka waktu tertentu yang diberikan Tuhan yang membuka kesempatan bagi kita untuk berubah. Namun ketika kesempatan itu disia-siakan, pohon yang tidak berguna itu pada akhirnya akan ditebang. Pohon Ara itu hidup percuma dan hanya menghabiskan zat-zat nutrisi yang dibutuhkan tanaman anggur dalam kebun. Namun secara luar biasa, Yesus yang diumpamakan sebagai pengurus kebun meminta kesempatan sekali lagi. "aku akan mencangkul tanah sekelilingnya dan memberi pupuk kepadanya, mungkin tahun depan ia berbuah." (ay 8-9a). Sang "Pengurus kebun" akan mengerjakan segala sesuatu bagi pohon agar bisa berbuah dan tidak harus ditebang dan berakhir di bara api. Hidup kita yang begitu rusak oleh benalu dan tunas-tunas dosa seringkali tidak lagi dapat diperbaiki sendiri, sehingga kita membutuhkan uluran tangan Yesus untuk "mencangkul tanah dan memberi pupuk" agar bisa selamat.
Tuhan Yesus telah datang untuk menyelamatkan kita. Dalam prosesnya,
terkadang ada bagian-bagian yang tidak efektif dari diri kita harus
dicangkul atau dipotong dan itu bukanlah hal yang menyenangkan. Proses
itu terkadang bisa membuat kita menderita. Tapi itu sungguh diperlukan
agar kita selamat dari ditebang dan dilempar kedalam api. Yesus pun
berseru: "Tinggallah di dalam Aku dan Aku di dalam kamu. Sama seperti
ranting tidak dapat berbuah dari dirinya sendiri, kalau ia tidak
tinggal pada pokok anggur, demikian juga kamu tidak berbuah, jikalau kamu tidak tinggal di dalam Aku."
(Yohanes 15:4). Agar kita bisa bertumbuh dan berbuah dengan baik, kita
harus tetap tinggal di dalam Kristus, dan Kristus di dalam kita, baik
dalam kehidupan sehari-hari, keluarga maupun pekerjaan, hendaklah Tuhan
selalu ikut serta bersama kita. Ketika ada proses-proses pemotongan
tunas yang tidak produktif atau pembersihan benalu, laluilah itu dengan
suka cita, karena proses itu sungguh diperlukan untuk menjadikan kita
pohon yang berbuah lebat. Sebatang pohon dikenal dari buahnya. Pohon
yang baik akan berbuah baik, begitu pula sebaliknya. "Jikalau suatu
pohon kamu katakan baik, maka baik pula buahnya; jikalau suatu pohon
kamu katakan tidak baik, maka tidak baik pula buahnya. Sebab dari buahnya pohon itu dikenal."
(Matius 12:33). Ada banyak ranting, tunas dan benalu dalam hidup kita
yang harus dipotong agar kita berbuah lebat. Apakah itu kesombongan,
harta, kebiasaan buruk, status, adat dan sebagainya, jika itu menghambat
kita untuk berbuah, ijinkan Tuhan untuk memotongnya. Kita juga harus
memperhatikan betul penyegaran roh dan jiwa kita lewat Firman Tuhan, dan
rajin-rajin memupuk kedisplinan kita untuk terus taat dan berjalan
dalam koridorNya. Hanya dengan demikianlah kita bisa menjadi pohon yang
tumbuh subur menghasilkan buah yang banyak.
disadur dari : http://renungan-harian-online.blogspot.com
Agar bisa berbuah lebat, pohon harus dipupuk, dirawat, disegarkan dan dibersihkan
Agar bisa berbuah lebat, pohon harus dipupuk, dirawat, disegarkan dan dibersihkan