Mungkin anda sering bertanya-tanya, “Kalau tujuan saya seperti ini,
kira-kira berapa kali seminggu latihan yang pas?” atau “Kok aku sudah
berlatih rutin sekian kali per minggu selama beberapa bulan, tapi hasilnya
kurang maksimal. Apa latihannya kurang atau justru terlalu banyak?”
Sebenarnya, ini adalah pertanyaan yang perlu anda jawab sendiri secara
frekuensi latihan yang optimal bagi setiap orang akan berbeda-beda, tergantung
jadwal keseharian mereka, pengalaman latihan mereka, tujuan mereka, serta pola
latihan mereka.
Dari pengalaman saya sebagai fitness coach, saya telah menggunakan
berbagai macam frekuensi latihan dengan hasil yang tetap memuaskan, mulai dari
2 kali seminggu sampai dengan 5 kali seminggu atau bahkan 2 kali sehari.
Jadi, yang akan saya tulis disini adalah memberikan anda penerangan
bagaimana menentukan frekuensi latihan ideal anda sendiri, berdasarkan
faktor-faktor yang saya sebutkan di atas tadi.
1. Jadwal Keseharian
Semakin padat jadwal keseharian anda, tentu saja semakin sempit waktu
istirahat anda. Nah, semakin sempit waktu istirahat anda, semakin rendah
frekuensi latihan anda
2. Pengalaman Latihan
Orang yang sudah lama berlatih secara rutin akan menjalani pola latihan yang
semakin sulit dan berat. Oleh karena itu, frekuensi latihannya tak bisa
setinggi seorang pemula yang baru mulai latihan secara rutin
3. Tujuan
Apabila tujuan anda membakar lemak, frekuensi latihan anda bisa lebih tinggi
daripada apabila tujuan anda membentuk otot. Apabila tujuan anda meningkatkan strength,
frekuensi latihan anda akan lebih rendah lagi
4. Pola Latihan
Pola latihan yang semakin advanced akan lebih menguras tenaga
dibandingkan pola latihan yang memang diperuntukkan bagi pemula, sehingga tak
heran jika frekuensi latihan untuk pola latihan advanced akan lebih
rendah dibandingkan pola latihan pemula.
Nah, sekarang anda sudah tahu faktor-faktor yang menentukan frekuensi
latihan yang optimal bagi anda. Lalu, berapa kali seminggu frekuensi latihan
yang tepat untuk anda?
sumber:http://intisari-online.com/read/seberapa-sering-kita-harus-berolahraga