Enam Tradisi Berpacaran Paling Gokil di Penuru Dunia - Setiap kebudayaan punya tradisi masing-masing, tak
terkecuali dalam bercinta. Walaupun begitu, kebiasaan berpacaran masyarakat
modern di berbagai negara saat ini banyak yang serupa, karena terpengaruh
dengan budaya barat. Tetapi lain halnya dengan etnis-etnis tradisional yang
masih relatif terjaga kelestarian budayanya. Etnis-etnis yang masih belum
terlalu terpengaruh konsep pergaulan modern ini biasanya memiliki ritual yang
tidak biasa untuk mengekspresikan perasaan kepada pasangan atau lawan jenis
yang disukai.
Mau tahu apa saja tradisi berpacaran dari berbagi etnis di dunia? Berikut ini
kami sajikan untuk Anda, seperti dikutip dari Listverse dan Top Tenz. Mulai
dari menggunakan siulan untuk berkomunikasi dengan kekasih sampai
mempersembahkan kepala manusia kepada wanita yang disukai, semuanya serba unik
dan bisa jadi membuat Anda mengernyitkan dahi.
1.Pondok
cinta, Suku Kreung, Kamboja
Suku
Kreung, salah satu etnis di Kamboja punya tradisi yang cukup tak biasa dalam
penjajagan. Para orangtua yang memiliki anak gadis biasa membangun sebuah gubuk
kecil dari bambu. Si gadis akan ditinggal di gubuk tersebut. Kemudian para
pemuda yang belum menikah diperkenankan masuk ke dalam untuk mengenal si gadis,
bercinta dengannya, dan bermalam di sana. Si gadis akan menemui dan 'mengenal'
sederetan pemuda sampai akhirnya dia menemukan satu orang yang cocok dan ingin
dia nikahi.
2.Nasi
bungkus saputangan, Suku Miao, China
Sekepal
nasi yang dibungkus dengan sehelai saputangan merupakan bagian dari tradisi
cinta suku Miao di China. MUngkin budaya suku tersebut menganggap keintiman
antara perempuan dan lak-laki yang belum menikah sebagai hal yang tidak
sepantasnya, karena itulah muda-mudi dari etnis tersebut menunjukkan
ketertarikan terhadap satu sama lain dengan cara yang unik.
Pada perayaan festival Meal, para wanita akan memasak nasi warna-warni. Kemudian para pria akan merayu mereka dengan lagu. Si wanita akan membalasnya dengan memberikan sehelai sapu tangan berisi nasi warna-warni tadi dan sumpit. Jika isinya dua buah sumpit, artinya si wanita menerima cintanya. satu sumpit berarti si wanita menolak dengan halus, sedangkan jika nasinya berisi bawang putih berarti si wanita menolaknya dengan kasar.
Pada perayaan festival Meal, para wanita akan memasak nasi warna-warni. Kemudian para pria akan merayu mereka dengan lagu. Si wanita akan membalasnya dengan memberikan sehelai sapu tangan berisi nasi warna-warni tadi dan sumpit. Jika isinya dua buah sumpit, artinya si wanita menerima cintanya. satu sumpit berarti si wanita menolak dengan halus, sedangkan jika nasinya berisi bawang putih berarti si wanita menolaknya dengan kasar.
3.Bersiul,
Suku Kickapoo, Meksiko
Pada zaman
modern seperti ini, bersiul kepada perempuan yang dianggap menarik adalah satu
bentuk pelecehan. Tetapi tidak bagi suku Kickapoo di Meksiko. Bagi para pemuda
di sana, bersiul adalah sebuah tindakan romantis. Pasalnya siulan digunakan
oleh para pasangan muda di sana untuk saling mengekspresikan cinta.
Mungkin berawal dari keterbatasan sarana komunikasi bagi para pasangan yang tinggal berjauhan, siulan dijadikan semacam bahasa isyarat bagi para pasangan untuk menyampaikan pesan kepada satu sama lain. Siulan ini biasanya dilakukan pada senja hari, untuk mengisyaratkan rencana pertemuan kedua pasangan pada malam hari. Setiap pasangan punya nada siulan tersendiri agar pesan yang saling mereka kirimkan tidak bisa dipahami orang lain, atau lebih parah lagi, tertukar dengan nada siulan pasangan lain.
Mungkin berawal dari keterbatasan sarana komunikasi bagi para pasangan yang tinggal berjauhan, siulan dijadikan semacam bahasa isyarat bagi para pasangan untuk menyampaikan pesan kepada satu sama lain. Siulan ini biasanya dilakukan pada senja hari, untuk mengisyaratkan rencana pertemuan kedua pasangan pada malam hari. Setiap pasangan punya nada siulan tersendiri agar pesan yang saling mereka kirimkan tidak bisa dipahami orang lain, atau lebih parah lagi, tertukar dengan nada siulan pasangan lain.
4.Bomena,
Bhutan
Bomena
secara harfiah berarti 'berburu gadis'. Ritual unik ini merupakan salah satu
tradisi yang dijalankan para pemuda dari etnis-etnis tradisional Bhutan.
Tradisi berpacaran yang satu ini konsepnya sedikit mirip dengan tradisi gubuk
cinta di Kamboja. Bedanya di sini para pemuda bersama-sama keluar di malam
hari, kemudian masing-masing mengunjungi kamar gadis yang disukai untuk saling
mengenal satu sama lain dan melakukan hubungan hubungan seksual. Tradisi ini
sudah dimaklumi oleh para orang tua. Tetapi para pemuda yang menyusup ke kamar
gadis tidak boleh sampai ketahuan orang tua si gadis. Karena jika sampai
ketahuan mereka akan segera dinikahkan.
Tradisi bomena ini memang sudah mulai luntur. Karena pergeseran nilai moral, ritual bomena jadi menimbulkan banyak masalah seperti kehamilan di luar nikah dengan pemuda yang tak mau bertanggungjawab.
Tradisi bomena ini memang sudah mulai luntur. Karena pergeseran nilai moral, ritual bomena jadi menimbulkan banyak masalah seperti kehamilan di luar nikah dengan pemuda yang tak mau bertanggungjawab.
5.Memberikan
kepala musuh, Suku Atayal, Taiwan
Para pria
di suku Atayal, sebuah etnis minoritas di Taiwan punya kebiasaan mempersembahkan
kepala dari musuh mereka yang didapat dari pertarungan kepada wanita yang
disukai. Hadiah berupa kepala ini sekaligus merupakan tanda ketertarikan si
pria untuk menjalin rumah tangga dengan wanita yang ia beri.
Ritual yang cukup mengerikan, bukan? Dalam budaya beberapa suku primitif, termasuk yang ada di Indonesia, mempersembahkan kepala dari musuh yang terbunuh secara terhormat dalam pertarungan adalah salah satu bentuk penghormatan. Untungnya tradisi ini sudah ditinggalkan oleh suku Atayal sejak tahun 1930-an
Ritual yang cukup mengerikan, bukan? Dalam budaya beberapa suku primitif, termasuk yang ada di Indonesia, mempersembahkan kepala dari musuh yang terbunuh secara terhormat dalam pertarungan adalah salah satu bentuk penghormatan. Untungnya tradisi ini sudah ditinggalkan oleh suku Atayal sejak tahun 1930-an
6.Menaruh
apel di ketiak, Austria
Ritual
yang satu ini juga unik, tetapi cukup lucu. Para wanita di desa-desa
tradisional Austria menjalankan ritual ini pada pesta-pesta. Mereka meletakkan
sebutir apel di ketiak mereka, kemudian mencari pemuda yang menarik hati
mereka. Jika ada yang mereka sukai, mereka akan memberikan apel itu kepada si
pemuda. Jika si pemuda juga tertarik kepada si gadis, dia akan memakan apel
pemberian si gadis tadi.
Itulah 6 ritual berpacaran unik yang dijalankan oleh para pasangan dari berbagai etnis di dunia. Cukup menarik, bukan?
Itulah 6 ritual berpacaran unik yang dijalankan oleh para pasangan dari berbagai etnis di dunia. Cukup menarik, bukan?
sumber:http://www.merdeka.com/gaya/6-ritual-berpacaran-unik-dari-berbagai-suku-di-dunia/menaruh-apel-di-ketiak-austria.html