Nama Samuel Franklyn
mungkin terasa asing di telinga kita. Tapi, bila nama sosok pria bertubuh besar
dikumandangkan di kalangan para programmer,
sahutan serta pujian akan terlontar dari mulut mereka. Di kalangan pakar
otak-atik program komputer, pria yang akrab disapa kokoh Sammy, dikenal sebagai
sosok senior dan ulung, terlebih soal pemrograman Java.
Kini, sosok yang pengalaman dan keahliannya telah banyak digunakan oleh perusahaan besar, termasuk Galileo Indonesia, hanya mampu mengerjakan segala tugas yang diembannya di atas kasur sebuah rumah kontrakan yang terletak di kawasan Jakarta Barat.
Empat tahun lalu, anak pertama dari tiga bersaudara diketahui menderita Hernia Nucleus Pulposus (HNP), penyakit yang disebabkan pecahnya bantalan lunak di ruas tulang belakang. Sejak saat itu juga, di balik sarung yang senantiasa menutupi tubuh bagian bawah ada selang kateter yang membantu Sam untuk buang air kecil.
"Sejak saat itu, saya tidak mampu mengendalikan kencing dan juga buang air besar. Jadi, kencing itu terjadi secara refleks. Begitu kandung kemih penuh, maka air kencing keluar begitu saja. Maka itu, mau tidak mau harus menggunakan kateter," kata Samuel kepada Health-Liputan6.com di rumah kontrakannya di Jalan Asem IV, Duri Kepa, Tanjung Duren, Jakarta Barat, Kamis (6/11/2014)
Siang itu Sam menyambut kami dengan penuh senyuman. Tak terlihat guratan kesedihan dari balik wajah bulatnya. Sambil menutup kedua bola, Sammy mencoba untuk mengingat apa saja yang terjadi pada dirinya empat tahun lalu. "Saya memang begini, bila ingin mengingat sesuatu," kata Sam.
Bila biasanya dia menelepon taksi yang hendak ditumpangi, hari itu Sammy memutuskan jalan kaki ke depan gang kediamannya untuk menunggu taksi. Lima menit kemudian, tiba-tiba saja kedua lutut Sam kehilangan kekuatan. Seketika dia jatuh, namun bangkit lagi, dan tetap melanjutkan perjalanan ke kantor seakan semua itu akan baik-baik saja.
"Setelah itu tidak terjadi apa-apa. Namun, empat hari kemudian, perut kiri rada kejang, dan saya memutuskan untuk diurut. Kaki saya juga kesemutan, tapi saya pikir setelah banyak baca informasi di internet, saya pikir kemungkinan asam urat," kata Sammy menjelaskan.
Beranggapan bahwa dia menderita asam urat, pria kelahiran 25 November 1968 memutuskan untuk mengonsumsi obat asam urat, dan melakukan diet sebagaimana saran yang dibacanya. "Tapi, semakin lama kok semakin lemah badan saya, sampai-sampai saya tidak bisa ke kantor," kata Sam.
Mengetahui salah seorang karyawan handalannya sakit, pihak kantor memerintahkan dan mengharuskan Samuel untuk berobat ke dokter, dengan seluruh biaya ditanggung oleh kantor.
Setelah dirawat dan dilakukan pengecekan medis, Samuel diketahui mengalami pengapuran. Kecurigaan dokter, membuat Samuel disarankan menjalani uji magnetic resonance imaging (MRI). "Waktu ditanya mau MRI atau nggak? saya jawab mau. Namun ternyata, lingkar pinggang saya kebesaran, yang membuat saya tidak dapat melakukan itu," kata Sammy.
Dikarenakan MRI tidak dapat dilakukan, Samuel yang diketahui memiliki bobot lebih dari 150 kilogram dianjurkan untuk CT-scan. Di saat pemeriksaan itulah diketahui bahwa saat jatuh ada tulang belakang bagian kiri mengalami keretakan.
"Tadinya, dokter mau mengambil tindakan medis berupa operasi. Tapi saya terlalu berat, yang membuat mereka tidak berani melakukan itu," kata Sammy.
"Jadinya, saya hanya menjalani fisioterapi saja. Fisioterapi berupa kaki saya digerakin, dan punggung saya disinar," kata Sammy menambahkan.
Meski sampai detik ini belum juga dioperasi, tapi Sam bangga telah berhasil di MRI. Maka itu, kini yang dapat dilakukannya adalah menurunkan bobot tubuhnya. "Dokter menyarankan saya diet saja dulu terus menerus, sampai akhirnya bobot saya bisa ditompang, baru bisa dioperasi," kata Sammy.
Diet langsung dilakukan Sam. Hanya saja, diet yang dilakukan Sam terlalu ketat, yang berdampak pada Sam kekurangan kadar garam dalam tubuhnya. Karena kondisi ini, Sam mengalami sedikit kesusahan dalam berbicara, dan omongan yang terucap dari mulutnya kurang terdengar jelas.
"Sampai hari ini kadar garam dalam tubuh belum mencapai normal. Terakhir kali ngecek, kadar garam saya adalah 124 gram, yang mana normalnya adalah 135 gram," kata Sam.
Cara Sam mengatasi kadar garam dalam tubuh
Menelan pil yang dipercaya dapat menambah kadar garam dalam tubuh adalah hal pertama yang dilakukan pria lulusan Manajemen Informatika, Universitas Gunadarma, Depok. Sam salah informasi, karena pil yang ditelannya bermanfaat untuk penahan rasa sakit.
"Iya, saya salah. Ternyata, tidak ada yang menjual pil seperti itu, karena harganya terlalu murah," kata Sam menerangkan.
Setelah itu, Sam beralih dengan meminum dalam jumlah banyak cairan dicampur garam. Lagi dan lagi, Sam harus menghentikan cara ini, karenta tidak kuat. "Terlalu kental, seharusnya saya bikin jauh lebih encer," kata Sam sembari tersenyum.
Perjuangan Sam tak berhenti sampai di situ. Sam memutuskan untuk mengonsumsi air kelapa hijau. Sepengetahuan Sam, air kelapa hijau muda adalah infus alamiah. Bila tidak ada cairan infus, Sam bilang, air kelapa hijau dapat digunakan sebagai infus.
"Air kelapa hijau muda itu diambil lalu diinjeksi ke dalam aliran darah tidak berbahaya, bisa menggantikan kekurangan darah," kata Sam.
Turunkan berat badan
Diet dilakukan Sam agar cepat menjalani operasi. Dokter menganjurkan agar Sam coba berpuasa, agar bobot tubuh cepat turun. "Cuma belum saya lakukan," kata Sam.
Dulu, dia pernah berhasil menjalani puasa selama 13 hari, dengan cara tidak makan sama sekali, hanya minum saja. Dia juga pernah berpuasa selama tiga hari, dengan tidak makan dan minum sama sekali. Namun, semua itu dihentikan Sam karena tidak sanggup.
"Hari ke-3 itu, efek yang saya rasakan terlalu berat. Ketika bangkit dari tempat duduk, tiba-tiba keliyengan dan itu terlalu berbahaya," kata Sam.
Sam yang tergolong obesitas golongan II, tak patah arang sama sekali. Pernah satu ketika, Sam memutuskan untuk menyisakan nasi yang disantapnya, "Cuma gagal," kata Sam.
Setelah beragam cara dilakukan, Sam memutuskan untuk rutin mengonsumsi segelas jus setiap hari. Hanya saja, kata Sam, jus yang dikonsumsinya adalah jus yang tidak sehat. Sebab, memang benar jus itu berasal dari buah, tapi terlalu banyak pemanis buatan di dalamnya.
"Pemanisnya itu kan pakai susu kaleng, itu sudah paling parah, dan saya tidak pernah lagi mau meminum jus dengan tambahan seperti itu," kata Sam.
Kalau pun harus ada manis, Sam hanya mau manis itu berasal dari gula biasa atau gula pandan, gula yang dicairkan. "Tuangkan sedikit saja ke buahnya," kata Sam menerangkan.
Bahkan, untuk beberapa jenis buah, Sam tidak membiarkan ada gula bercampur di dalamnya. Sam mau merasakan buah yang sebenarnya.
"Misalnya stroberi dan anggur, asem ya biarin asem. Paling habis dijus, saya saring," kata Sam.
Ternyata, cara seperti ini berhasil membuat bobot Sam perlahan menurun. Bahkan bisa dikatakan banyak sekali. Ini dirasakan Sam dari ukuran lingkar pinggangnya yang berkurang sangat banyak, 30 sentimeter.
"Dari 150 sentimeter, menjadi 120 sentimeteran. Itu kan banyak sekali, ya," kata Sam sembari memegang kain sarungnya.
Menurut dia, bila dilihat dari sentimeternya dan diterjemahkan ke dalam kilogram, pasti jumlahnya mencapai puluhan. "Cuma pastinya saya tidak tahu," kata Sam.
Lagipula, bila Sam ingin menimbang untuk melihat dengan pasti seberapa banyak penurunan yang dialaminya, hanya satu orang yang dapat dimintai tolong oleh Sam, yaitu binaragawan Ade Rai.
"Saya rasa Ade Rai cukup kuat mengangkat saya, terus rebahin saya dan menimbang saya. Dari situlah saya tahu berapa beratnya," kata Sam.
sumber:https://id.berita.yahoo.com/sebelum-lumpuh-programmer-samuel-mengira-010046577.html