Salah satu supir ambulans dari RS Mitra Plumbon, Mulyana
bergegas berangkat dari Gerbang Tol Palimanan ke lokasi kejadian setelah
mendapat kabar dari Petugas Jasa Raharja (PJR), kala itu sekitar pukul 14.00
WIB. Sesampai di lokasi pukul 14.30 WIB, dia melihat beberapa korban dalam
kondisi terjepit, ada yang sudah keluar dari mobil. Di sisi lain darah mengucur
dari berbagai sisi bus, menggumpal di semak-semak.
Separuh bus masih dalam keadaan normal. Sedangkan separuhnya
lagi ringsek. Dia datang bertepatan dengan kedatangan dua ambulan yang lain.
Kecelakaan terjadi di Km 202 di Tol Palimanan - Kanci, Cirebon, Jawa Barat.
Kecelakaan tunggal bus antar provinsi, Rukun Sayur merenggut 11 korban tewas.?
Sedangkan 25 orang lainnya luka-luka. Diduga kecelakaan terjadi karena sopir
ngantuk.
"Posisi bus tetap berdiri tapi nyangkut di tiang
jembatan," kata Mulyana di Pos Pantau Gerbang Palimanan, Selasa (14/7).
Dengan was-was dia membawa 5 korban yang sudah dibungkus
kantung mayat ke RS Gunung Jati. Sedangkan 6 korban yang lain dibawa mobil
ambulans Jasa Marga. Rasa was-was dan cemas ada dibenaknya. Sementara itu darah
dari dalam kantung mayat masih mengucur keluar.
Namun ada kejadian aneh sepulang dari rumah sakit. Mobilnya
sempat mengalami slip kopling.
"Pulang dari rumah sakit anehnya, kampas kopling selip.
Padahal ini ambulans baru, belum pernah ada kerusakan di kampas kopling. Kita
minggir dulu sejenak. Lalu berangkat lagi. Dicek angus kampas koplingnya,"
tuturnya.
Padahal selama perjalanan, Mulyana tidak melajukan
ambulannya terlalu kencang.? Dalam perjalanan menuju rumah sakit dia berada di
barisan paling belakang. Di barisan paling depan ada petugas PJR yang mengawal.
Sementara di belakang PJR ada ambulan Jasa Marga.
"Kalau bawa mayat kita gak ngebut, soalnya sudah tidak
ada nyawa. Kalau misalkan bawa korban masih bernyawa kita harus cepat-cepat,
nyampe rumah sakit," jelasnya.
Setelah sampai di lokasi pantau yaitu di samping kiri
Gerbang Tol Palimanan, Mulyana langsung membersihkan mobilnya. Memang sudah
menjadi kewajibannya jika mobil harus selalu dalam kondisi steril.
"Waktu membersihkan darahnya banyak. Ada sekitar satu
timba kecil," ucapnya.
Sebenarnya wilayah pantau Mulyana tak sampai di lokasi
kecelakaan. Namun dia mengaku mendapat panggilan hati untuk turut serta
membantu proses evakuasi.
"Cuma karena kemanusiaan, padahal bukan wilayah sendiri
tapi kita laksanakan. Kita di wilayah khusus Cipali," tandasnya.
sumber:http://www.merdeka.com/peristiwa/kisah-sopir-ambulans-pembawa-5-mayat-korban-kecelakaan-di-palikanci.html