Permulaan hilangnya kapal-kapal di Bermuda, pada tahun 1850,
hilang diwilayah ini atau dekat dengannya lebih dari 50 kapal. Sebagian nahkoda
berhasil mengirimkan surat-surat (telegram) pada saat-saat genting, akan tetapi
anehnya surat-surat tersebut tidak jelas sehingga tidak seorangpun yang bisa
memahaminya. Kebanyakan kapal yang hilang adalah milik pemerintahan AS. Yang
pertamakali adalah kapal Enserjen, yang hilang dengan memuat 340 penumpang.
Disusul hilangnya kapal selam Scorpion pada tahun 1968 yang mengangkut 99
pelaut.
segitiga bermuda
Termasuk kapal yang hilang di Segitiga bermuda, pada tahun
1880, kapal perang Inggris Atlanta yang mengangkut 290 jiwa, kemudian pada
tahun 1918 kapal Amerika Saiklob yang mengangkut 309 orang. Pada bulan April
1925, kapal pengangkut barang Raifuku Maru dari Jepang, yang boleh dikatakan
sudah modern dilangkapi pemancar radio, dan sangat layak melaut cepat sekali
tenggelam setelah mengirim berita : "seperti pisau raksasa! Cepat tolong!
kami tak mungkin lolos!" kapal itu ditelan ombak bersama seluruh awaknya.
Tak ada yg tersisa. Bulan oktober 1951, kapal tanker Southern Isles mengalami
nasib serupa. ketika berlayar dalam konvoi, tiba-tiba ia hilang sampai
kapal-kapal yang lain hanya melihat cahaya yang ditinggalkannya sedang
tenggelam kedasar laut. Kapal tanker kembarannya Southern Districts tenggelam
dengan cara yang sama di bulan desember 1954. Ia hilang tanpa meninggalkan
isyarat SOS ketika berlayar melintasi wilayah yang tidak beres itu ke utara
menuju South Carolina.
Pada 5 Desember tahun 1945, formasi lengkap 5 buah pesawat
pelempar torpedo Grumman TMB-3 Avenger AL AS raib dihari yang masih siang.
Sebuah pesawat penyelamat yang ingin mencari sisa-sisanya pun ditelan ombak di
"laut yang tidak beres" itu. Lima jet tempur itu bertolak dari
pangkalan udara Forth Lauderdale di utara Miami wilayah Florida, AS, dalam
rangka misi pelatihan. Penerbangan ini dimulai dr Florida pukul 14.40 menuju
arah timur sejauh 160 mil,
kemudian belok ke utara sejauh 40 mil, dan akhirnya ke Barat
Daya untuk kembali ke pangkalan lagi. Dalam perjalanan ada acara latihan
menyerang beberapa bangkai kapal di pantai kepulauan Great Sale Clay. Saat itu
lima pesawat terbang dalam formasi segitiga.
Lima pesawat tempur ini diawaki oleh 5 pilot dibantu 8
tenaga ahli yang sangat mahir dan berpengalaman. Pimpinan Pilot saat itu adalah
Letnan Charles Taylor yang sudah mengantongi 2.500 jam terbang berada pada
ujung formasi segitiga. Skuadron tersebut pada saat menjalankan latihan pada
sekejap waktu mengarah kapada rongsokan kapal pengangkut barang yang mengapung
di permukaan laut Atlantik selatan Bimini. Pada pukul 15.45 saat pimpinan
pangkalan militer menunggu berita dari skuadron 19, untuk menentukan letak
pangkalan dan kode landing, pimpinan pangkalan militer tersebut
sekonyong-konyong menerima berita aneh dari Pilot penerbangan (Letnan Charles
Taylor), berteriak mengatakan: " Ini gawat Pak! kami sepertinya khilangan
arah! Tak ada daratan. Ulangi! Tak ada daratan! Saya tidak bisa menentukan
arah, kami telah nyasar di angkasa, semuanya terlihat asing dan membingungkan,
kami tidak tahu arah!" Menara pengawas menanyakan formasi pesawat tapi
Taylor menjawab: "Tak tahu persis dimana kami berada!"
"Terbanglah ke Barat" perintah menara Tapi kemudian lama sekali tidak
ada kontak. Lalu ada percakapan simpang siur dari beberapa orang penerbang yang
lain. "Kami tidak tahu dimana arah Barat itu. Ada yang tidak beres ini.
Semua terlihat aneh. bahkan lautnya juga" Sesudah sepi sejenak, komandan
penerbangan menyerahkan komando kepada penerbang lain tanpa alasan yang jelas.
Komandan baru ini melapor dengan suara setengah histeris: " Ya Tuhan!
Dimana kami ini! Mungkin kami sudah melewati Florida dan terbang diatas Teluk
Meksiko!" Pada saat itu komandan yang baru memutuskan untuk terbang
kembali 180 derajat ke arah Florida lagi, tetapi dari kenyataan sinyal radionya
makin lama makin lemah, diduga ia justru terbang lebih menjauhi pangkalan.
Laporan terakhir yang ditangkap ialah : "Nampaknya kami memasuki air
putih..tamatlah kami!" Segera sesudah kontak dengan penerbang itu putus,
sebuah pesawat amfibi PBM-5 martin Mariner mengangkasa untuk memberi
pertolongan. Beberapa menit kemudian, pesawat ini melaporkan posisinya, tapi
kemudian pemancarnya diam. Pesawat ini hilang juga bersama 13 awak pesawat. tak
berbekas seperti lima pesawat Grumman yang hendak ditolong. Menurut saksi mata
diatas kapal tanker Gaines miles yang kebetulan berlayar di daerah itu, pesawat
amfibi itu jatuh ke laut.
sumber:http://beritamenarik-terbaru.blogspot.com/2015/04/beberapa-percakapan-terakhir-dari.html