Sabtu, 19 September 2015

4 Program Televisi yang Telah Merengut Nyawa Anak-anak

Bagikan Artikel Ini :
Image result for TelevisiSemakin pesatnya perkembangan teknologi pada era modern ini telah membuat siapa saja dapat mengakses segala macam tayangan, termasuk anak-anak. Semakin tinggi intensitasnya, maka semakin besar pula pengaruhnya terhadap anak-anak. Dalam seminggu, misalnya, anak-anak bisa menonton tayangan televisi kurang lebih sekitar 170 jam.

Apa yang serap selama menonton itu? Tanpa pengawasan dan bimbingan para orang tuanya, mereka tentu akan mencerna mentah-mentah isi tayangan-tayangan yang ditampilkan dalam televisi. Mulai dari tayangan yang mengandung unsur kekerasan, kriminal, pornografi, percintaan, dan sebagainya.


Maka, tontonan televisi sedikit banyak akan memberi efek terhadap perkembangan mental dan psikologi seorang anak. Dampaknya pun bisa membahayakan. Berikut beberapa contoh kasus tayangan televisi telah merenggut nyawa anak-anak.

1.Sinetron 7 Manusia Harimau
Sinetron 7 Manusia Harimau yang ditayangkan RCTI setiap pukul 20.00 sampai 22.00 WIB itu menelan korban jiwa. Diberitakan Tribun Pekanbaru, pada 30 April lalu, seorang siswa kelas 1 SD Islam Yahya di Yayasan Zaidar Yahya Pasirpengaraian, Riau yang bernama Hasrandra meninggal dunia. Penyebabnya, ia menjadi korban teman-temannya dalam memperagakan gerakan silat yang ada dalam sinetron tersebut.

Menurut penuturan Hamsanah, kepala SD Islam Yahya, kejadian itu berawal pada jam istirahat sekolah. Randa, panggilan akrab Hasrandra, bermain memperagakan gerakan silat seperti yang ditayangkan dalam sinetron 7 Manusia Harimau. Sayang, permainan itu berlangsung tak aman. Ada satu kawan Randa mencoba menaiki punggung korban, kemudian Randa dikeroyok oleh kawannya, ditendang dan juga dipukul, bahkan ada juga yang memukul dengan menggunakan sapu.

Setelah peristiwa itu, Randa menderita kelumpuhan. Ia hanya bisa berbaring. Kalau ingin bergerak pun harus dibantu dan digendong orang lain. Tak kuasa menahan derita yang sudah menderanya selama dua bulan, Randa pun meninggal dunia.

7 Manusia Harimau sudah mengudara pada November 2014 hingga sekarang. Sinetron ini mendapatkan penghargaan ajang Panasonic Gobel Awards 2015 sebagai Drama Seri Terfavorit. Namun, berdasarkan survei KPI (Komisi Penyiaran Indonesia), indeks kualitas sinetron ini paling rendah di antara sinetron Emak Ijah Pengen ke Mekah dan Sinema Pintu Tobat.

Penilaian itu didasarkan relevansi cerita, pembentukan watak dan jati diri bangsa, penghormatan keberagaman, norma dan sosial, non-kekerasan, dan non-seksual. Dari semua itu, 7 Manusia Harimau hanya mengantongi nilai 2,20, jauh di bawah standar minimal kualitas yang ditetapkan oleh KPI. Bahkan, dari data pengaduan yang masuk ke KPI, 7 Manusia Harimau juga yang paling banyak diadukan. Tercatat ada sebanyak 121 pengaduan.

2.Gulat “Smack Down”
WWE Smack Down adalah acara hiburan olah raga gulat bebas Amerika Serikat yang sempat booming di Indonesia saat pertama kali ditayangkan RCTI pada tahun 2000. Acara ini bahkan menjadi primadona bagi orang Indonesia pada saat itu, terutama anak-anak.

Acara ini sempat pindah tayang ke TPI dan Lativi (kini tvOne, red), namun sayangnya tak berakhir bahagia. Pada tahun 2006, tayangan Smack Down distop KPI setelah banyak anak yang menjadi korban akibat menonton dan menirukan adegan di dalamnya.

Sedikitnya ada tujuh kasus kekerasan yang ditimbulkan akibat tayangan Smack Down, berdasarkan laporan Komisi Perlindungan Anak Indonesia (KPAI). Laporan aksi kekerasan dampak tayangan TV itu bermula ketika seorang pelajar usia 9 tahun, Reza Ikhsan Fadillah, tewas setelah dianiaya tiga kakak kelasnya yang meniru adegan Smack Down di layar TV. Pelajar kelas 3 Sekolah Dasar di Bandung, Jawa Barat itu pun meninggal dunia setelah sepekan lebih dirawat di rumah sakit.

Sebelum dihentikan, Smack Down sempat pindah jam tayang. Dari sebelumnya di bawah pukul 22.00 WIB menjadi tengah malam. Namun, penggantian jam tayang ini tidak memberikan solusi, karena sudah terlanjur digemari anak-anak.

3.Sulap Master Limbad
Setelah dinobatkan sebagai Master Magician dalam acara The Master yang ditayangkan RCTI, Limbad sering tampil di berbagai acara televisi. Tak heran, jika anak-anak mulai mengenal dan menggandrungi trik sulap Master Limbad. Seperti yang dilakukan oleh Heri Setiawan, seorang anak laki-laki berusia 12 tahun di Jakarta Pusat.

Diberitakan oleh Kompas.com pada Desember 2009, Heri tidak pernah melewatkan acara sulap Limbad. Trik-trik sulap langsung dipraktikannya. Siswa kelas I SMP itu suka ikat-mengikat sejak kelas lima SD. Sejumlah rekan sekolah Heri juga menyampaikan bahwa Heri gemar bermain api. Namun nahasnya, kebiasaan Heri meniru sulap Limbad itu merenggut nyawanya.

Heri meninggal saat meniru trik sulap Limbad. Ia ditemukan tergantung di ranjang dengan selendang melilit lehernya. Tangan dan kaki korban juga terikat dengan selendang. Satu selendang juga menyumpal mulutnya.

4.Petualangan Dora dan Diego
Seperti dikutip Dailymail.Uk pada tahun 2008, seorang anak perempuan berusia 4 tahun meninggal dunia akibat meniru adegan serial kartun favoritnya. Korban meninggal dengan posisi yang sama persis dengan tayangan kartun yang ditonton pada hari sebelumnya.

Menurut pengakuan orang tuanya, korban sangat menyukai serial kartun Dora The Explorer dan Go Diego Go. Pada salah satu tayangan kartun kesukaannya itu, ada adegan seorang anak yang bergelantungan di pohon menggunakan seutas tali. Saat bermain di rumah sendiri, ia pun mempraktikkan adegan serupa dengan pita rambutnya. Malangnya, ia justru terjerat pita rambut miliknya yang tergantung di tempat tidur.

Dora The Explorer dan Diego sendiri juga pernah ditayangkan di Indonesia lewat stasiun Global TV dan Lativi (tvOne). Menurut KPI, serial Dora The Explorer termasuk dalam jajaran tontonan ramah anak.
sumber:http://www.muvila.com/tv/artikel/tayangan-televisi-ini-telah-merenggut-nyawa-anak-anak-150730w-page4.html

 

ARTIKEL TERKAIT :

Comments
0 Comments

Tidak ada komentar:

Posting Komentar