Perangkat elektronik atau gadget kini semakin canggih. Di
London, Inggris, telepon genggam pintar menjadi benda yang paling diminati
pencuri. Korban dari pencurian ini adalah anak-anak serta remaja dalam rentang
usia 13-16 tahun. "Dalam sebulan, ada 10 ribu ponsel yang dicuri di London," tulis MailOnline,
Sabtu, 5 Januari 2013. "Dan lebih dari 170 iPhone
dicuri setiap hari."
Berdasarkan data Freedom of Information Act, yang dikelola The Times,
pencurian ponsel kerap terjadi di kawasan Nottinghamshire, dengan
korban di bawah usia 21 tahun sebanyak 40 persen. Kemudian diikuti wilayah
Cheshire, sekitar 35 persen korban di bawah 21 tahun; Hortfordshire, 32 persen
korban di bawah umur 20 tahun; dan Cumbria, 28 persen korban belum berumur 20
tahun. "Ponsel menjadi sasaran empuk karena mudah dicuri dan dapat
dijual cepat," tulis MailOnline.
Di beberapa tempat, bocah 6 tahun pun menjadi sasaran pencurian telepon
genggam pintar. Bahkan polisi Herdforshire menerima laporan balita 3 tahun juga
menjadi korban. "Orangtua si balita memberikannya gadget tua sebagai
mainan, dan kini ponsel itu dicuri."
Kini, kasus pencurian gadget di kalangan anak sekolah Inggris meningkat
tajam. Misalnya saja di Humberside, jumlah pencurian ponsel dari anak usia 10-15 tahun meningkat 40 persen dari
tahun 2011. Sedangkan di Kent, pencolengan telepon genggam pintar dari remaja
16-20 tahun naik hingga 30 persen, ketimbang 2011.
Profesor Kriminologi Universitas Kent, Keith Hayward, mengatakan kenaikan
kasus pencurian ponsel ini dikarenakan maraknya penggunaan ponsel oleh anak kecil. "Sepuluh tahun lalu, tidak ada
bocah di bawah usia 10 tahun yang memakai telepon genggam," kata Hayward.
"Sekarang, itu menjadi pemandangan umum."
Orangtua, lanjut Hayward, memberikan ponsel kepada anaknya karena merasa aman. Mereka bisa
mengontrol keberadaan anaknya di mana saja. Tapi telepon genggam juga bisa
menjadikan si anak sebagai korban. Karena anak kecil atau remaja tidak punya
daya untuk melawan si pencuri. "Mungkin lebih baik orangtua tidak
memberikan ponsel yang terlalu canggih bagi anak mereka," kata
Hayward.
MAIL ONLINE | CORNILA DESYANA
HAHAHA...TIDAK MENYANGKA TERNYATA DI NEGARA YANG SUDAH MAJU LUAR BIASA, BANYAK MALING JUGA RUPANYA. TERIMAKASIH SUDAH BERKUNJUNG KE BLOG INI, SEMOGA ARTIKEL INI MENAMBAH WAWASAN & MEMBERIKAN MANFAAT BAGI KITA SEMUA YANG MEMBACANYA. JANGAN LUPA UNTUK BERKUNJUNG KEMBALI KARENA MASIH BANYAK ARTIKEL MENARIK LAINNYA YANG MENUNGGU UNTUK DIBACA OLEH PARA SOBAT SEMUANYA
SELURUH ISI BLOG INI BOLEH DI COPY-PASTE DENGAN SYARAT MENCANTUMKAN LINK SUMBER DARI BLOG INI.
SELURUH ISI BLOG INI BOLEH DI COPY-PASTE DENGAN SYARAT MENCANTUMKAN LINK SUMBER DARI BLOG INI.
sumber:yahoo.com
maling ya tetap maling, gak peduli di negara manapun namanya maling pasti ada. good artikel
BalasHapus