Musik Punk merupakan salah satu genre musik rock
yang memiliki komunitas penggemar tersendiri. Komunitas ini pun banyak menjamur
di Indonesia ini, kebanyakan mereka adalah anak-anak remaja. Andri Susanto, ini
adalah salah seorang yang pernah menggemari musik punk bahkan bergabung dengan
komunitas anak punk. Sayangnya, musik dan komunitas tersebut tidak membawa
kehidupannya kearah yang positif.
"Waktu itu kami sepakat membuat sebuah grup
punk, yang diberi nama Punk Squad. Isinya kehidupan kita cuma rusuh. Kita bolos
bareng-bareng dan kita selalu urakan, ngancurin tong sampah, ngancurin meja,
ngancurin pager, dan hal itu untuk menunjukkan bahwa kita hebat."
Merasa bangga melakukan keonaran di sekolah,
Andri dan teman-temannya memutuskan untuk bergabung dengan geng punk lainnya.
Hanya demi sebuah pengakuan Andri dan teman-temannya rela melakukan sesuatu
yang menjijikkan.
"Sebagai anak punk kita harus menunjukkan
sekalipun tidak punya uang kami bisa hidup. Jadi kami makan makanan yang ada di
sampah, dan kami lakukan itu. Pada saat itu bagi kami hal itu keren
banget," tutur Andri.
Tidak hanya tingkah laku Andri menjadi urakan,
tapi ia juga menjadi anak yang tidak perduli dengan keberadaan orangtuanya.
Jika mereka menasehatinya, Andri malah membentak mereka. Hal itu membuat kedua
orangtuanya sangat sedih. Bahkan saat ayahnya sakit, Andri sama sekali tidak
perduli, baginya kedua orangtuanya hanyalah seperti orang asing yang tingga
bersamanya.
"Jika saya ambil sikap sedih terhadap anak
saya," tutur Bapak Sumardjo, ayah Andri, "Saya bisa malah tambah
sakit."
Sang ibu yang sedih dengan sikap Andri hanya bisa
berdoa agar anaknya tersebut dijamah oleh Tuhan dan berubah. Tapi pada
kenyataannya, Andri semakin menghancurkan hidupnya. Selain menjadi pengguna
narkoba, ia juga menjadi pengedar.
"Aku bangga saat itu make narkoba, selain
mendapatkan nikmat dari efeknya, aku juga dapat "nama baik"."
Hingga suatu hari, seorang temannya datang dan
menceritakan pengalamannya bersama seorang gadis, "Yang saya tanya tuh
efeknya, "Rasanya apa?" Dia bilang kalau rasanya ngga bisa
diungkapkan. Hal itu membuat saya berpikir, kalau dia bisa saya juga
bisa."
Sejak duduk di bangku SMP, Andri sudah menonton
film biru di rumah seorang temannya, dan sejak itu ia terikat dengan masturbasi
dan pornografi. Namun dirinya tidak punya keberanian untuk melakukan hubungan
intim dengan seorang gadis. Namun ketika ia lulus SMA dan mulai bergaul dengan
seorang gadis primadona di kampusnya, semuanya itu berubah.
"Saya bertemu dengan seorang gadis yang
ternyata hypersex. Saya diajari banyak tentang seks sama dia."
Semenjak saat itu, Andri semakin liar
mempraktekkan apa yang dia pelajari dari sang primadona kampus. "Pada saat
itu saya tidak pernah puas dengan satu wanita, karena saya punya ikrar dalam
hidup saya kalau saya ingin berbuat dengan semua orang yang menurut saya
cantik. Saya tertantang untuk melakukannya dengan dia dan mengabadikan dalam
file saya. Hal itu adalah sebuah rekor yang harus saya capai,
sebanyak-banyaknya. Ternyata saya adalah seorang seks maniak. Kalau tidak mau
saya abadikan, langsung saya lepas begitu saja. Saya tinggalin, saya
putusin."
Bahkan saat ia mendapatkan kesempatan sebagai
seorang ketua klub mobil, tingkah Andri semakin menjadi-jadi. "Waktu itu
harga seorang perempuan saya ukur dengan onderdil mobil. Misalkan, "Kalau
kamu bisa tidurin dia dalam semalem, kamu bisa dapat knalpot, pelek atau
karburator.""
Sejak menjadi ketua klub mobil itu, Andri jadi
jarang pulang ke rumahnya. Jika orangtuanya bertanya atau mengingatkan, mereka
akan dibentak oleh Andri. Nasihat dari kedua orangtuanya sudah tidak
digubrisnya lagi, namun ayah dan ibu Andri tidak putus-putusnya berdoa agar
Andri berubah. Hingga suatu hari Andri berusaha menghindari sebuah razia
polisi, namun motornya malah mogok di depan sebuah bangunan megah.
"Setelah saya perbaiki motor saya sampai
hidup lagi, saya baru sadar kalau saya sedang di depan sebuah rumah ibadah.
Saya kaget kok rumah ibadah itu bagus banget. Pikiran saya saat itu hanya satu:
saya pengen ah ibadah di situ."
Rasa ingin tahunya membawa Andri mengikuti
kebaktian pemuda di rumah ibadah itu.
"Saya ngga tahu kejadiannya gimana,
tahu-tahu saya didoakan, ada apa?" jelas Andri.
Pendeta Agus yang menjadi pembimbing rohani dalam
kebaktian pemuda tersebut digerakkan Tuhan untuk berdoa bagi Andri.
"Ketika saya mendoakan Andri saya merasa
pastilah kuasa tangan Tuhan akan memberikan pertolongan dan memampukannya
keluar dari kehidupannya yang lama," ungkap Pdt. Agus. "Ketika saya
mendoakan dia, keluar darah dari hidung dan mulutnya. Saya tidak tahu pengaruh
apa itu, tapi saya merasa itu adalah kekuatan kuasa roh jahat yang mengikat dia
dan tidak menghendaki jiwanya menjadi milik Kristus. Saat itu saya yakin bahwa
kelepasan sesungguhnya terjadi."
Sejak pengalamannya di gereja tersebut, Andri
merasakan kegundahan di dalam hatinya. "Aktivitas saya dipenuhi dengan
kenikmatan tapi saya tidak pernah merasakan damai sejahtera. Saat itu seperti
ada seseorang yang berbisik pada saya, "Andri kamu harus keluar dari semua
itu. Kamu di situ ngga dapet apa-apa. Kamu hanya buang-buang waktu di
situ." Sampai saya memutuskan untuk berdoa, sesuatu yang sangat jarang
saya lakukan. Saya waktu itu cuma bilang, "Ya Tuhan, saya ngga tahu apa
yang harus saya lakukan. Apakah saya harus keluar dari tempat ini atau tidak?
Tuhan kalau sayang sama Andri, tolong bantu Andri Tuhan." Setelah saya
berdoa, saya merasakan ketenangan yang luar biasa."
Tak lama kemudian, dalam sebuah ibadah Andri
mengalami terobosan dalam hidupnya dengan menerima Yesus sebagai Tuhan dan Juru
Selamat pribadinya. Namun masih ada pergumulan dalam hidupnya yang belum
ia taklukan.
"Saya pernah tergoda dalam masa pertobatan
saya, untuk melakukan seks lagi. Saya ambil pisau dan saya lukai tangan saya
untuk mengalihkan perhatian, dan itu berhasil.." tutur Andri.
Tapi Andri sadar, melukai dirinya sendiri adalah
sebuah tindakan bodoh. Akhirnya Andri mengambil keputusan untuk berpuasa,
"Sekalipun hal itu berat, tapi saya percaya janji Tuhan lebih besar dari
apa yang saya lakukan saat ini."
Melalui doa puasa, Andri dibebaskan dari
keterikatannya akan seks. Ia pun meminta maaf kepada kedua orangtuanya dan
menunjukkan pertobatannya kepada orangtuanya. Kini hidup Andri benar-benar
diubahkan, ia menjadi pribadi yang baru yang penuh dengan sukacita yang sejati.
Sumber Kesaksian:
Andri Susanto
sumber:http://www.jawaban.com/index.php/spiritual/detail/id/9/news/110310125620/limit/0/Kisah-Nyata-Andri-Anak-Punk-Pecandu-Seks.html