Selasa, 02 Desember 2014

Preman Kakap John Kei Betobat dan Ingin Hidup Untuk Kristus!

Bagikan Artikel Ini :
Salah satu preman kakap paling berpengaruh di Jakarta, John Kei mengaku bertobat. John yang saat ini masih menjalani hukuman 16 tahun penjara atas kasus pembunuhan Direktur PT Sanex Steel Tan Harry Tantono alias Ayung, selalu membawa Alkitab dalam aktivitasnya.




"Tadinya saya di luar bersenjata dengan pisau, sekarang senjata saya adalah firman Tuhan. Yang paling menyentuh, kita hidup saling mengasihi, dan kita harus lemah lembut pada siapa pun. Nah itu yang menyentuh buat kita," ucapnya seperti dirilis Merdeka.com.



John juga bercerita bahwa dirinya saat ini menyibukan diri dalam ibadah dan kegiatan di gereja. . "Kegiatan di sini setiap hari, pagi ke gereja, sore ke gereja ya sama latihan nyanyi di gereja. Sama ada acara seminar kita sering ikut juga. Jadi pada prinsipnya, sekarang saya tinggalkan duniawi. Saya hidup baru, hidup untuk kristus, setelah saya baca dalam kitab ini. Saya sudah komitmen dunia lama kita tinggalkan," ujarnya.



Pria bernama asli John Refra ini berasal dari Pulau Kei, Maluku Tenggara. Pada tahun 2000 ia mendirikan sebuah organisasi bernama AMKEI (Angkatan Muda Kei). Melalui organisasi AMKEI John memulai bisnisnya sebagai debt collector.



Dalam bisnisnya ini beberapa kali dirinya dikaitkan dengan sejumlah kasus besar seperti pembunuhan Basri Sangaji. Dan terakhir adalah kasus pembunuhan terhadap Tan Harry Tantono, Direktur Sanex Stell Mandiri. John ditangkap pada tanggal 17 Februari 2012 oleh kepolisian di bilangan Jakarta Timur.



John Kei, salah satu tokoh pemuda yang paling disegani di Jakarta dan kerap dikaitkan dengan aksi premanisme. Namun, penghuni Lembaga Pemasyarakatan Batu Nusakambangan, Cilacap, Jawa Tengah karena terlibat kasus pembunuhan bos PT Sanex Steel Indonesia, Tan Harry Tantono alias Ayung itu, mengaku sudah berubah.

John Kei sering berada di gereja untuk beribadah. John Kei bahkan menangis saat melantunkan lagu pujian kepada Allah tersebut. Usai berdoa, John Kei menuturkan bahwa perubahannya itu terjadi sejak dia dipindahkan ke LP Nusakambangan pada Minggu (2/3/2014) yang lalu.

"Di Nusakambangan ini saya menemukan titik balik untuk kembali kepada Tuhan," kata John Kei. Dia juga menyatakan jika sudah selesai menjalani masa hukuman, dia berniat mengabdikan hidupnya untuk Tuhan.

Menurut Kepala LP Batu Nusakambangan, Liberti Sitinjak, saat baru tiba di LP Nusakambangan, John Kei sangat arogan, bahkan dia menjadikan tahanan lainnya sebagai pengawalnya. "Saya katakan 'kamu mau pakai pengawal untuk apa? Semuanya sama di sini,"" ujar Liberti. Namun, setelah pendekatan berbagai petugas dan rohaniawan, John Kei berubah. "Dia sudah tidak arogan, tidak mendominasi, bisa membaur. John Kei diperlakukan sama seperti yang lainnya," tegasnya.

Hal yang sama juga dikemukakan oleh pendeta Gereja LP Batu Nusakambangan, yang ikut merasakan perubahan dalam diri John Kei. "Dia juga manusia biasa yang punya rasa kasih sayang," ujar Pastur yang tidak disebutkan namanya itu.

Satu orang bertobat, seisi surga bernyanyi riang. Kehidupan yang bertobat tentu menjadi awal kehidupan yang baru. Kita doakan John Kei agar dapat menjadi saksi Kristus di LP Nusakambangan sehingga banyak jiwa pun menerima Yesus dan mengalami hidup baru.
sumber:http://www.jawaban.com/read/article/id/2014/11/28/90/141128172532/John-Kei-Tobat-dan-Ingin-Hidup-Untuk-Kristus





ARTIKEL TERKAIT :

Comments
0 Comments

Tidak ada komentar:

Posting Komentar