Salah satu preman kakap paling berpengaruh di Jakarta, John Kei
mengaku bertobat. John yang saat ini masih menjalani hukuman 16 tahun penjara
atas kasus pembunuhan Direktur PT Sanex Steel Tan Harry Tantono alias Ayung,
selalu membawa Alkitab dalam aktivitasnya.
"Tadinya saya di luar bersenjata dengan pisau, sekarang
senjata saya adalah firman Tuhan. Yang paling menyentuh, kita hidup saling
mengasihi, dan kita harus lemah lembut pada siapa pun. Nah itu yang menyentuh
buat kita," ucapnya seperti dirilis Merdeka.com.
John juga bercerita bahwa dirinya saat ini menyibukan diri
dalam ibadah dan kegiatan di gereja. . "Kegiatan di sini setiap hari, pagi
ke gereja, sore ke gereja ya sama latihan nyanyi di gereja. Sama ada acara
seminar kita sering ikut juga. Jadi pada prinsipnya, sekarang saya tinggalkan
duniawi. Saya hidup baru, hidup untuk kristus, setelah saya baca dalam kitab
ini. Saya sudah komitmen dunia lama kita tinggalkan," ujarnya.
Pria bernama asli John Refra ini berasal dari Pulau Kei,
Maluku Tenggara. Pada tahun 2000 ia mendirikan sebuah organisasi bernama AMKEI
(Angkatan Muda Kei). Melalui organisasi AMKEI John memulai bisnisnya sebagai
debt collector.
Dalam bisnisnya ini beberapa kali dirinya dikaitkan dengan
sejumlah kasus besar seperti pembunuhan Basri Sangaji. Dan terakhir adalah
kasus pembunuhan terhadap Tan Harry Tantono, Direktur Sanex Stell Mandiri. John
ditangkap pada tanggal 17 Februari 2012 oleh kepolisian di bilangan Jakarta
Timur.
John Kei, salah satu tokoh pemuda yang paling disegani di
Jakarta dan kerap dikaitkan dengan aksi premanisme. Namun, penghuni Lembaga
Pemasyarakatan Batu Nusakambangan, Cilacap, Jawa Tengah karena terlibat kasus
pembunuhan bos PT Sanex Steel Indonesia, Tan Harry Tantono alias Ayung itu,
mengaku sudah berubah.
John Kei sering berada di gereja untuk beribadah. John Kei
bahkan menangis saat melantunkan lagu pujian kepada Allah tersebut. Usai
berdoa, John Kei menuturkan bahwa perubahannya itu terjadi sejak dia
dipindahkan ke LP Nusakambangan pada Minggu (2/3/2014) yang lalu.
"Di Nusakambangan ini saya menemukan titik balik untuk
kembali kepada Tuhan," kata John Kei. Dia juga menyatakan jika sudah
selesai menjalani masa hukuman, dia berniat mengabdikan hidupnya untuk Tuhan.
Menurut Kepala LP Batu Nusakambangan, Liberti Sitinjak, saat
baru tiba di LP Nusakambangan, John Kei sangat arogan, bahkan dia menjadikan
tahanan lainnya sebagai pengawalnya. "Saya katakan 'kamu mau pakai
pengawal untuk apa? Semuanya sama di sini,"" ujar Liberti. Namun,
setelah pendekatan berbagai petugas dan rohaniawan, John Kei berubah. "Dia
sudah tidak arogan, tidak mendominasi, bisa membaur. John Kei diperlakukan sama
seperti yang lainnya," tegasnya.
Hal yang sama juga dikemukakan oleh pendeta Gereja LP Batu
Nusakambangan, yang ikut merasakan perubahan dalam diri John Kei. "Dia
juga manusia biasa yang punya rasa kasih sayang," ujar Pastur yang tidak
disebutkan namanya itu.
Satu orang bertobat, seisi surga bernyanyi riang. Kehidupan
yang bertobat tentu menjadi awal kehidupan yang baru. Kita doakan John Kei agar
dapat menjadi saksi Kristus di LP Nusakambangan sehingga banyak jiwa pun
menerima Yesus dan mengalami hidup baru.
sumber:http://www.jawaban.com/read/article/id/2014/11/28/90/141128172532/John-Kei-Tobat-dan-Ingin-Hidup-Untuk-Kristus